(38)

1.3K 162 6
                                    

Ikuti saja permainan nya, gunakan otak bukan bacotan apalagi sekedar otot yang masih lembek.

~Galen Nicholas Lee Martin~

HAPPY READING
*
*
*
~Lama gak jumpa, hay👋~

Malam, Ezra dan Galen membuat satu tenda kecil yang mereka bawa. Tentu saja para lelaki harus berjaga di luar.

Tiga perempuan yang berbeda sifat dan pikiran harus berbagi tempat di karpet yang sama.

Sial, kalau saja tidak sedang keadaan mendesak satu persatu dari mereka akan langsung menolak.

"Iya, tidur aja dulu." Galen berbicara pada Ezra dan Arcell yang duduk sambil menyanggah kepala.

Perlahan mata sayup mereka pun tertutup. Perjalanan lelah sedari pagi buta sampai sekarang terasa benar-benar melelahkan sekarang. Kalau saja, mereka lupa dengan keadaan teman-teman mereka yang sudah hilang, ada kemungkaran besar untuk kembali pulang.

Kretttt

Galen terusik, dia mendengar bunyi aneh. Perlahan membuka mata dengan kondisi pura-pura tidur, Galen melihat dua orang berbaju hitam memapah tubuh Arcell. Bunyi itu tercipta oleh suara sepatu Arcell yang menginjak ranting pohon yang kering.

Tidak melakukan pergerakan apapun, laki-laki kalem itu tetap diam. Ponsel yang ada disakunya diangkat kedepan wajah. Pukul 01:30, Galen kembali memejamkan matanya.

"Pada akhirnya, satu persatu dari kita akan hilang juga, jadi melawan pun tidak ada gunanya kan?"

🎻🎻🎻

"Mereka para bajingan itu!! Aku harus segera pergi, huh huh huh" Heera berjalan setengah lari.

Mendengar derap langkah sepatu membuat Heera bersembunyi lagi. Dua hari ini dia menunggu kesempatan untuk kabur. Beberapa kode sudah dia berikan kepada rekan sampingnya, Zanna. Namun, perempuan itu terlalu gampang dikuasai oleh cairan yang mereka suntik kan.

Kepergiannya pun bukan berdasarkan ego yang harus menyelamatkan dirinya sendiri. Heera akan kembali lagi dengan pasukan polisi yang nantinya akan menangkap para iblis ini termasuk suaminya sendiri.

Heera kembali berlari setelah memastikan penjaga itu sudah tidak ada. Dengan satu tangan yang memegang perutnya perempuan itu terus berlari. "Jesus, mohon berkati aku" ucapnya di sela larinya.

Dua hari ini bahkan mereka tidak memberikan Heera makanan sesuappun. Dengan kondisi yang masih pura-pura pingsan, ibu satu anak itu hanya menelan ludahnya sendiri sebagai pengganti minuman.

"Huh huh huh, dia dia.. Anak itu," Heera kembali bersembunyi. Arcell yang sedang dibawa dilihatnya dari tempat Heera berada. Tentu saja, sebagai ibu yang berusaha memahami anaknya Heera paham siapa saja teman-teman Ezra.

"Aku harus bisa kabur dari neraka ini!!"

Dengan mengendap-endap, Heera sampai dibawah gerbang keluar. Sebisa mungkin dia memanjat nya.

Brakkk

Heera terjatuh. Dia berhasil keluar dari gerbang kematian ini.

"Tahanan kabur!!" teriak penjaga dari dalam. Heera yang masih bisa mendengar langsung berlari ke sembarang arah.

Emosi Nando langsung naik tingkat kala mendapat laporan itu. Terdengar juga dari derap langkah Nando yang terdengar dengan intonasi cepat, menandakan kemarahan dalam dirinya.

O7X Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang