Intro

244 17 5
                                    


Hari yang normal abad 21 di Tokyo. Warga beraktifitas seperti biasa.

Diantaranya adalah idol group ternama Sakurazaka46, mereka baru saja selesai latihan dan para member mulai berpisah untuk melanjutkan pekerjaan masing-masing.

Diantaranya.

"Run-chan..."

"Ten...ada apa?"

"mau menjenguk Yui-san hari ini?"

"iya"

"aku ikut ya?" ujar Ten menawar dengan senyum yang entah mengapa Hikaru rasa terkesan ada maksud lain tapi gadis mungil itu setuju.

"boleh..." Hikaru lalu menoleh pada temannya yang lain "Karin, mau ikut tidak?"

"hmm..tidak, aku masih ada pekerjaan bersama Hono...sampaikan salamku saja"

"baiklah"

Sementara itu dipojok ruangan ada seorang gadis berambut sebahu yang menghela nafas kasar mendengar obrolan itu tapi ia diam saja.



Disisi lain.

"Yuuka-san...kau ada pekerjaan setelah ini?"

"ah, Yumi-chan...tidak, aku akan langsung pulang sepertinya...kenapa? Mau pulang bersama"

"iya"

Dan begitulah kegiatan para gadis itu.






Di tempat lain, sekumpulang orang sedang berkumpul di sebuah ruangan besar dimana beberapa orang seperti lain baru saja meletakkan sesuatu di meja besar disana. Sebuah peti.

"setidaknya...benda ini berusia lebih dari 1800 tahun kuyakin ini akan menjadi penemuan besar tahun ini...tidak...mungkin decade ini" ujar salah satunya sembari tersenyum senang.

"ironis sekali...meski ini adalah peninggalan china tapi justru ditemukan oleh kita orang jepang, rasanya ini akan membuktikan kemampuan arkeolog jepang pada dunia"

"benar sekali, sekarang kita harus berhati-hati...akan butuh sedikit proses agar peti ini bisa terbuka tanpa merusaknya"






"senang kalian berkunjung...setidaknya aku jadi tak kesepian di rumah"

"bagaimana kondisimu..Yui-san?"

"lebih baik, kurasa aku akan kembali dalam waktu dekat, psikiater ku juga sudah memberi lampu hijau"

"begitu ya"

"menurutku jangan terlalu cepat" ujar Ten tiba-tiba, yang membuat kedua gadis lainnya menatap heran, Hikaru bahkan menyenggol Ten.

"kenapa?"

"kapan lagi kami bisa melihat Risa-nee-san menderita dalam diam" jawaban Ten dan cengirannya hanya mendapat gelengan kecil dari Yui sementara Hikaru mencubit Ten pelan karena jengkel "hei, aku benarkan?"

"aku cukup kaget kalimat seperti itu keluar dari mu dan bukan Habu, Yuuka atau Akanen" Yui tertawa pelan

"ya, mau bagaimana, lama-lama aku juga jengkel sih, bahkan Karin saja juga jengah dengan tindakannya yang selalu pura-pura tidak ada yang terjadi, apalagi ia sok-sokan mendekati Karin, si bodoh itu sampai curhat ia jengah didekati Risa-neesan yang selalu ingin mengajaknya jalan-jalan"

The Demons Of PeaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang