19| ITCED - Victoria

10.7K 1.4K 113
                                    

Maaf membuat kalian menunggu lama. Happy Reading 🧡

....

Lucifer membawa Grizelle ke kamarnya, dan menidurkannya di ranjang tempat tidurnya. Ia segera memerintahkan Daniel untuk segera memanggil dokter.

"CEPAT PANGGIL DOKTER KEMARI!" perintahnya pada Daniel.

Daniel bergegas pergi untuk segera memanggil dokter.

Sedangkan Lucifer duduk di sebelah tubuh Grizelle, megenggam erat tangan Grizelle.

Dan Victoria sendiri mulai menangis, ia khawatir dengan kondisi Grizelle. Rasa takut yang dulu telah hilang kini kembali lagi, rasa takut tentang takdir Grizelle yang akan tewas. Tapi saat-saat itu telah berhasil Victoria rubah.

Renfred dan Ariel juga berada di sana, mereka berdua juga ikut khawatir. Tak lama setelahnya Idris datang dengan tampang tak berdosa.

"Tolong maafkan saya yang mulia, ini semua karena saya. Jika saya tidak hadir di perjamuan tadi, mungkin hal ini tidak akan terjadi, dan pangeran Renfred tidak akan mengamuk seperti tadi," ucap Idris berakting dengan wajah memelas merasa bersalah.

Sedangkan Renfred sendiri kembali terbakar api amarah. Tapi dengan cepat Ariel menyela pembicaraan Idris.

"Sudahlah Idris lebih baik kamu sekarang pergi dari sini, jangan membuat suasana menjadi buruk," ujar Ariel.

Jika itu Ariel, maka Idris tidak akan pernah bisa menolaknya. Idris tanpa menjawab, atau mencoba membela diri, ia langsung pergi dari sana.

Sedangkan Victoria, di tengah-tengah kesedihannya, ia menatap Idris dengan sangat tajam. Tatapan yang seolah bukan diri Victoria.

Tidak lama kemudian, setelah kepergian Idris. Daniel datang bersama dengan dokter.

Dokter tersebut langsung memeriksa kondisi Grizelle. Dokter mulai memeriksa dari denyut nadinya. Cukup lama dokter memeriksa, dan akhirnya dokter tersebut membuka suara memberikan informasi tentang keadaan Grizelle.

"Maafkan hamba yang mulia, nyonya Grizelle seperti ini karena sihir, dan ilmu medis tidak dapat menanganinya. Secara medis nyonya Grizelle sudah tiada," ucap dokter tersebut.

Lucifer terkejut saat mendengar penjelasan dari dokter itu. Ia langsung memarahi dokter tersebut karena bicara hal yang tidak-tidak tentang kondisi Grizelle.

"KAU TAU AKU SIAPA?! BERANI SEKALI KAU BILANG KEPADAKU JIKA GRIZELLE TELAH TIADA HAH?!"

Daniel dan Renfred mencoba melerai dan menenangkan Lucifer, tapi itu percuma. Lucifer malah semakin mengamuk.

Dan akhirnya Victoria turun tangan. Ia mencoba membujuk dan menenangkan ayahnya itu.

"Ayah..." panggil Victoria yang kini telah berdiri tepat di sebelah Lucifer.

Setelah mendengar suara Victoria, barulah Lucifer tenang. Ia langsung menggendong Victoria.

"Maafkan saya, mungkin pendeta di kuil bisa mengobati nyonya Grizelle yang mulia," ucap dokter tersebut dengan berhati-hati, takut jika Lucifer kembali hilang kendali.

"Daniel!"

"Iya yang mulia?"

"Cepat kumpulkan semua pendeta yang ada di semua kuil yang ada!"

"Baik yang mulia." Daniel langsung menunduk, mengundurkan diri untuk pergi menjalankan perintah kedua dari Lucifer.

Berada di gendongan Lucifer, dan menatap wajah Lucifer dengan dekat, membuat Victoria tersadar akan sesuatu.

"Sepertinya ayah mulai menyukai ibu, atau mungkin akan tumbuh benih-benih cinta diantara mereka," batin Victoria.

Entah sejak kapan itu dimulai, tapi Lucifer setidaknya mulai memperdulikan Grizelle.

Pendeta dari kuil sudah Daniel kumpulkan, mereka semua bergantian memeriksa Grizelle. Dan saat para pendeta sedang melakukan itu, hanya Lucifer yang diijinkan berada di dalam sana.

Renfred, Ariel, Daniel, termasuk Victoria disuruh keluar dan menunggu di luar kamar.

Saat pemeriksaan terjadi, Victoria berjalan pergi dari sana. Entah ia mau pergi kemana.

Victoria berhenti di kamar seseorang, yang tidak lain tidak bukan itu adalah kamar Ariel. Di sana ada Idris. Idris adalah orang yang ingin Victoria temui.

"Aku turut bersuka cita yang mulia putri." Idris tersenyum miring, meremehkan Victoria yang ada di hadapannya.

"Idris..."

"Aku sudah cukup memberikan mu waktu. Kamu tau, kesabaran seseorang itu ada batasnya," ujar Victoria tanpa ekspresi.

"Aku tidak tau apa alasan mu sangat membenciku." Kedua tangan Victoria mengepal, dan dikepalan tangannya itu perlahan-lahan mengeluarkan cahaya ungu.

"Mendengarnya aku malah ingin tertawa, hahahaha!"

"Tertawa lah sepuas mu sekarang ini, sebelum leher mu itu putus."

Victoria tersenyum smirk. Ia langsung mengarahkan tangannya yang diselimuti cahaya ungu, memeragakannya seolah mencekik leher Idris.

"BERANI SEKALI KAU MELUKAI IBUKU! JIKA KAU MEMBENCIKU, LUKAI SAJA AKU! BEDEBAH SIALAN!" Victoria langsung meluapkan emosinya.

"Hahndnhhhhg...." Cekikan di leher Idris semakin kuat. Idris tidak bisa bernafas, bahkan ia sudah tidak sanggup menahan nafas lagi.

"KAU SELALU MEREMEHKAN DAN MERENDAHKAN KU, DASAR TIDAK TAU DIRI! PELAYAN RENDAHAN SEPERTI MU MEMILIKI KEBERANIAN DARI MANA BERANI MENGHINA KELUARGA KEKAISARAN, DAN BERANI SEKALI KAU MELUKAI IBUKU!"

Idris semakin sulit bernafas. Ia hampir menutup mata, dan nyawanya hampir melayang jika Renfred tidak datang.

"Victoria!"

Victoria langsung menoleh kearah Renfred dan melepaskan cekikan nya di leher Idris.

"Ayo kembali melihat ibu, ada informasi penting yang harus kamu tau," ucap Renfred.

Mendengarnya Victoria langsung melupakan tujuan awalnya menemui Idris.

Victoria bergegas berlari mengikuti Renfred menuju kamar Lucifer.

Semua anggota keluarga kekaisaran berkumpul sekarang. Termasuk Victoria yang baru saja tiba.

"Yang mulia, sulit untuk membuat nyonya Grizelle sadar. Ia sekarang ini seperti tertidur, dan tidak mungkin untuknya bangun. Jika nyonya Grizelle bisa bangun, mungkin ia hanya akan berumur beberapa menit saja," ucap salah seorang pendeta menjelaskan semua yang ia tau mengenai kondisi Grizelle.

"Iya yang mulia." Seorang pendeta lain menyahut. "Nyonya Grizelle bisa dibilang ia sekarang berada di antara hidup dan mati."

"Jadi, ala menurut kalian jika istriku tidak akan bisa bangun?" tanya Lucifer yang masih tidak percaya.

Semua pendeta yang ada di sana hanya bisa menundukkan kepala dan mengangguk pelan.

"Ibuuuuu...." Victoria mulai kembali menangis.

Sedangkan Lucifer, ia hanya berdiri dan terdiam kaku. Ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa ia sangat terkejut.

"Apakah tidak ada cara lain untuk membuatnya bangun? Atau membuatnya berumur panjang?! Apakah tidak ada cara lagi?!" Lucifer terlihat sangat khawatir. Ia hampir tidak pernah menunjukkan ekspresi tidak berdaya nya itu.

"ADA SATU CARA YANG MULIA!" teriak seseorang dari arah luar kamar Lucifer.

Semua menoleh dan menatap kearah pintu untuk melihat siapa itu.

Renfred dan Victoria langsung merubah ekspresi wajah mereka, ekspresi mereka langsung berubah total.

"Apa itu?" tanya Lucifer.

"Jika yang mulia mau, ada syaratnya," ujat Idris.

"Cepat katakan apa syaratnya dan beritahu caranya untuk membuatnya sadar," ucap Lucifer.

Idris tersenyum smirk.

"Jadikan putri Ariel menjadi pewaris sah Gwenalyne, menggantikan Victoria."

Victoria's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang