Oceana the new world

3.8K 220 1
                                    

200 tahun kemudian...

Seorang gadis albino bernama Rheana Wichen, yang selalu menjadi bahan Bullyan di sekolahnya. Gadis berusia 17 tahun itu kerap mewarnai rambutnya dengan warna hitam, agar terlihat seperti orang normal pada umumnya. Kelainan genetik sejak lahir itu sangat menyiksa kehidupan sekolah. Dari SD sampai SMA, Bullyan sudah menjadi makanan sehari-hari nya.

"Liat deh si alien nyemir rambutnya."

"Eh iya anjir! Kasian banget dia pengen keliatan normal kek kita, seharusnya dia sadar dia itu alien."

"HAHAHAHA!"

semua orang serentak menertawakan celetukan seorang gadis yang menghina Rhea.

Rhea berjalan menuju kelasnya dengan menutup telinganya mendengarkan musik melalui earphone. Hal seperti ini selalu terjadi kepadanya, apa yang dia lakukan selalu menjadi sorotan dan tertawaan teman-teman sekolahnya.

Lulus dengan nilai tinggi, itu yang Rhea harapkan untuk saat ini. Dia hanya harus bisa menahan diri saja sampai hari kelulusan tiba. Tidur di subuh hari dan bangun di pagi buta, demi belajar untuk mendapatkan nilai terbaik, Rhea rela melakukan itu semua agar mendapatkan pengakuan dari orang tuanya.

Orang tuanya selalu memandangnya sebelah mata, meskipun dirinya telah mendapatkan prestasi yang begitu banyak. Namun orang tuanya seperti menutup mata dan hanya melihat adiknya, Rino.

"Selalu saja memanjakan bajingan kecil itu ck!" cetus Rhea saat melihat pemandangan di mana ayahnya baru memberikan mainan video game terbaru untuk Rino.

Kemudian tidak lama ibunya datang sembari membawa Pizza. "Seharusnya kamu bisa seperti adik mu Rhea, dia jadi peringkat 2 di kelasnya, dan dia juga berhasil menang ikut lomba olimpiade matematika," ujar ibunya.

Rhea mendengarkan dengan malas celotehan ibunya itu, dia tengah menahan diri melihat adiknya sedang mengejeknya.

Rhea melipat kedua tangannya didepan dada, dan menghela nafas panjang. "Aku juga selama ini selalu jadi juara satu di kelas," ucap Rhea.

Rhea akhirnya memilih pergi dari sana menuju kamarnya. Rhea mengambil laptop dan membuka sebuah grup chat. Di sana dia menceritakan tentang teman dan orang tuanya di rumah. Orang-orang yang ada dalam grup chat itu memberikan tanggapan yang baik dan selalu mendukung Rhea.

Teman-teman di grup chat itu adalah teman-teman Rhea yang dia kenal lewat grup penggemar. Rhea bersyukur bisa mendapatkan teman yang bisa mendengarkan keluh kesahnya, bukan di dunia nyata, tapi di dunia virtual pun tidak masalah baginya.

Hingga tibalah hari di mana yang Rhea tunggu-tunggu.

Hari kelulusan...

Rhea mendapatkan juara pertama di hari kelulusan ini. Orang tua dan adiknya hadir di hari kelulusannya. Di hadapan banyak siswa dan wali murid, nama Rhea di panggil untuk maju ke depan menerima penghargaan sebagai siswa terbaik selama 3 tahun berturut-turut. Pada momen itu senyum indah merekah di wajah Rhea, dia tidak ada henti-hentinya untuk tersenyum, bahagia? Tentunya dia sangat-sangat bahagia. Namun kebahagiaannya sirna saat tiba-tiba dia lihat keluarganya pulang tanpa mengatakan apa-apa padanya.

"Mama sama papa mau kemana?" ujar Rhea mengejar orang tua dan juga adiknya.

"Pulang, bukankah acaranya sudah selesai? Kamu sudah di panggil, yasudah kita pulang saja. Lagi pula adikmu hari ini ulang tahun, kita harus segera pergi ke restoran," ucap ibunya dengan nada acuh.

Raut wajah Rhea seketika berubah, Ini adalah hari penting dan paling membahagiakan baginya, namun lagi-lagi keluarganya menjadi sumber kerusakan kebahagiaannya.

Victoria's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang