Victoria pergi seorang diri ke istana untuk menemui raja Agnius, dengan membawa buku diary milik Aselyn. Larry tidak pergi bersamanya, Victoria menyuruh Larry untuk tetap bersama Romy, menjaga anak itu dari bahaya yang mengancam, terutama dari Agnius. Sesampainya di istana, Victoria tidak mendapatkan sambutan baik di sana. Dia bahkan di usir, dan di anggap wanita aneh.
"Oh lihat, datang dari mana pengemis ini," ujar salah seorang prajurit yang menjaga gerbang istana.
Prajurit lainnya tertawa mendengarnya, mereka semua menertawakan Victoria.
Salah seorang prajurit maju beberapa langkah dan menatap Victoria dari bawah sampai atas, seolah tengah menilai penampilan Victoria.
"Lihat wanita ini, berpakaian hitam mungkinkah dia seorang penyihir teman-teman?" Prajurit tersebut tersenyum puas setelah mengejek Victoria.
Mungkin untuk beberapa tempat sihir itu sudah dianggap tidak ada dan hanya dongeng belaka. Kebanyakan orang menggunakan sebutan 'penyihir' untuk orang aneh.
"Aku ingin bertemu Raja kalian." Perkataan Victoria membuat dua prajurit itu terkejut, mereka tidak tertawa lagi tapi kali ini menatap Victoria tajam.
Satu prajurit mendorong Victoria dengan keras. "Memang kau ini siapa?! Kau ini bukan orang penting, kau tidak bisa seenaknya bertemu Raja dan keluar masuk istana, dasar penyihir!"
Meskipun di dorong begitu keras, Victoria menjaga tubuhnya agar tetap stabil dan tidak jatuh.
"Lihat dia, berpakaian seperti kematian," celetuk prajurit yang tadi mendorong Victoria.
Maksud dari berpakaian seperti kematian adalah memakai pakaian serba hitam. Memang Victoria memakai pakaian serba hitam, semenjak kematian Renfred, Victoria memutuskan untuk selamanya memakai pakaian hitam. Untuk menandakan tentang kehidupannya yang menyedihkan, di tinggalkan oleh orang-orang yang ia sayangi. Victoria berjanji pada dirinya sendiri tidak akan memakai yang berwarna lagi.
"Cepat singkirkan wanita itu, lihat kereta pangeran Oberon tiba!" Seorang prajurit berteriak pada temannya, untuk segera menyingkirkan Victoria dari jalan.
Victoria menoleh ke belakang, terdapat kereta kuda mewah berlapiskan emas. Prajurit tadi bilang jika itu kereta kuda pangeran Oberon.
"Hey penyihir cepat pergi dari sini!" Seorang Prajurit menarik Victoria pergi dari tengah jalan, dan membuat Victoria berdiri di tepi pintu gerbang istana.
"Cepat pergi dari sini! Atau kau akan mendapat masalah!" Ancam prajurit tersebut.
Setelah membukakan pintu gerbang untuk kereta kuda pangeran Oberon, kedua prajurit yang menjaga pintu itu kembali beralih pada Victoria. Namun mereka terkejut saat Victoria sudah tidak ada di sana lagi, mereka mengira jika Victoria sudah pergi.
Gerbang istana di buka, kereta kuda yang di dalamnya ada pangeran Oberon itu masuk. Setelah di dalam istana, pintu kereta kuda terbuka. Seorang pangeran tampan berkulit putih, bermata biru dan berambut pirang keluar dari kereta kuda tersebut.
"Salam yang mulia pangeran." Seorang pelayan datang menyambut sembari membungkuk hormat.
"Di mana ayahku?" tanya pangeran Oberon, menanyakan tentang Agnius, ayahnya.
"Yang mulia raja sedang berada di kamarnya, kali ini keadaan beliau semakin memburuk yang mulia," jawab pelayan tersebut dengan ekspresi wajah sedih.
"Aku akan pergi menemuinya setelah berganti pakaian." Oberon pergi menuju kastilnya yang berdekatan dengan kastil Agnius.
Saat sampai di kamarnya, beberapa pelayan wanita datang untuk membantu Oberon mandi dan berganti pakaian. Namun Oberon menyuruh mereka semua keluar, dia tidak ingin para pelayan itu membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Victoria's [END]
FantasíaAria mengira bahwa dirinya bernasib menyedihkan seperti novel dan komik Isekai yang dia baca. Tapi setelah kematian, dan bereinkarnasi menjadi Victoria, dia tahu semuanya berhubungan dengan takdirnya sejak dahulu kala. Terlahir dalam setiap kehidupa...