Pertarungan adu sihir antara Idris dan Victoria terjadi. Dan masih belum ada tanda-tanda siapa yang akan menjadi pemenang, dan siapa yang akan jadi pecundang lalu terbuang.
Hosh... Hosh ...
Suara nafas Victoria yang ngos-ngosan, ilmu sihir terlalu banyak menguras tenaga dan energi tubuhnya. Terlebih lagi Victoria menggunakan kekuatan roh yang menjalin kontrak dengan dirinya. Ia terlalu memaksakan diri untuk menghadapi Idris.
"Berumur ratusan tahun tidak membuat stamina mu berkurang ternyata." Victoria tersenyum miring. Ia bangkit, dan berusaha mengumpulkan tenaganya lagi dalam waktu singkat.
"Aku juga salut, untuk bocah seumuran mu, ternyata kau cukup hebat bocah." Idris tersenyum meremehkan, menatap Victoria yang sudah mulai terlihat kelelahan.
"Untuk kali ini, ini yang terakhir." Victoria berlari secepat kilat kearah Idris, menggunakan kekuatan elemen petir, membuat Victoria bergerak cepat.
Pertarungan kembali terjadi. Kali ini Victoria berusaha agar bisa menyentuh Idris. Jika itu terjadi, maka akan menjadi mudah bagi Victoria untuk mengalahkan nya.
"Aku tidak akan membiarkan mu!" Victoria dan Idris sempat beradu mulut saat pertarungan.
"Aku memegang takdir mu tuan putri." Idris tersenyum smirk.
"Meskipun aku akan kalah dan pergi, takdir mu tidak akan pernah berubah."
"Aku tidak peduli!" Victoria berusaha mengenai Idris, di kedua tangannya terkumpul sihir yang sangat kuat.
"Kau akan menderita, Victoria. Lihat saja nanti, bagaimana takdir akan membawa mu."
Bugh!
Idris terjatuh. Saat Idris sibuk Mengoceh, itu menjadi kesempatan bagi Victoria mencari celah. Dan tangan kanannya, ia mengeluarkan sebilah pisau tajam, yang tentunya pisau itu muncul atas bantuan sihir nya.
"Argh! Bocah!" Idris mengumpat, ia terjatuh di tanah sembari berusaha untuk bangkit. Tapi pisau sihir yang menancap di dada kanannya, membuatnya kesakitan dan membuatnya kesusahan.
Renfred terlihat lega, kekhawatiran nya akhirnya tiada. Victoria berhasil menang dari Idris. Dan sekarang Idris yang terluka parah.
Victoria berjalan mendekat kearah Idris. Saat sampai, ia menatap ke bawah dengan tatapan mengejek.
"Ini adalah hidupku, dan aku yang akan membuat keputusan untuk takdir ku sendiri. Kau bukanlah siapa-siapa Idris, kau tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam hidup ku kali ini," ujar Victoria.
"Kau!" Rasa sakit akibat pisau sihir itu membuat Idris kesakitan. Ia berniat mencaci maki Victoria.
"Kau tenang saja, aku tidak akan membunuhmu meskipun aku ingin. Tapi, kau masih bisa ku gunakan suatu hari nanti, jadi mengiri mu ke penjara dimensi sihir adalah pilihan yang tepat." Victoria tersenyum smirk, kemudian dari telapak tangannya keluar sebuah cahaya berwarna biru, cahaya dari telapak tangan Victoria itu menyedot tubuh Idris.
"AWAS SAJA KAU VICTORIA! ARGHHHHHHH! SUATU SAAT KAU AKAN MENYESALINYA! INGAT ITU!"
setelah mengatakan pesan terakhirnya, Idris menghilang tanpa jejak begitu saja. Dan Renfred yang melihat apa yang dilakukan oleh adiknya, ia dibuat takjub. Ternyata adiknya itu sangatlah kuat, karena tidak diragukan lagi dia keturunan Lucifer, dan seorang Gwenalyne sejati.
"Aku senang karena akhirnya si pengganggu itu pergi," ucap Renfred senyuman bahagia terpampang di wajahnya.
Victoria berbalik, ia menatap Renfred sembari tersenyum. "Aku---"
Sebelum menyelesaikan kata-katanya, Victoria terlihat oleng, perlahan-lahan tubuhnya seperti akan ambruk, kedua matanya terpejam. Sepertinya Victoria kehabisan tenaga, sihir yang ia keluarkan tadi telah menyedot habis semua energinya.
"VICTORIA!" sedangkan Renfred berlari kearah Victoria. Ia langsung menangkap tubuh Victoria sebelum jatuh ke tanah.
"VICTORIA!"
"Victoria bangunlah!"
"Riaaa!"
Samar-samar saat tidak sadarkan diri, sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya, Victoria mendengar sayup-sayup suara seseorang memanggilnya. Tapi ia tidak sanggup untuk sekedar membuka mata saja.
Tidak jauh dari mereka berdua. Sepasang mata tengah menatap mereka dengan tatapan kemarahan.
"Ariel, ayo pergi kenapa kamu di sini." Grizelle datang dan menarik Ariel.
"Ah iya ibu." Mau tidak mau Ariel pergi dari sana, dan mengikuti kemauan Grizelle.
....
Di alam bawa sadarnya, Victoria seperti melihat kehidupannya sebelum berpindah kedalam novel. Samar-samar ingatan kehidupannya tidak bisa ia lihat dengan jelas. Entah apakah ini efek karena ia telah mendapat kehidupan baru.
Lalu ingatan saat dirinya membuat rencana bersama para roh tiba-tiba muncul.
"Aku akan membantu mu mengalahkan penyihir itu."
"Ingatlah Victoria akan ada yang harus kamu bayar untuk semua ini kelak."
Dan Victoria akhirnya membuka mata. Selama tidak sadarkan diri, ia melihat ingatannya sendiri yang begitu random. Dan saat baru saja membuka mata, ia merasa jika semua orang tengah menatapnya saat ini.
Lucifer, Renfred, Leonardo, James dan juga Grizelle.
"Ada apa? Kenapa kalian berkumpul menatap ku?" ucap Victoria tiba-tiba saat baru tersadar setelah tidak sadarkan diri selama 3 hari.
Dengan wajah imut, polos dan lugu nya mampu membuat suasana yang awalnya tegang menjadi ceria.
"Victoria!" Grizelle langsung memeluk tubuh Victoria erat.
"Riaaa huhuhuhu hiks!" Di susul oleh Renfred yang ikut memeluk Victoria sembari menangis.
Daniel yang berada di sana, hanya tersenyum tipis saat melihat Lucifer. Karena Lucifer terlihat menahan diri untuk tidak menangis dan memeluk Victoria.
"Sungguh aku malah merasa kasian kepadanya," gumam Daniel yang berdiri tidak jauh dari sana sembari tersenyum haru menatap Lucifer.
"Tuanku yang sangat menderita."
....
Satu hari berlalu, Victoria tengah menjalani pemulihan. Selama itu Leonardo selalu datang ke kamarnya untuk menemani Victoria. Leonardo bercerita tentang semuanya selama Victoria tidak sadarkan diri.
Leonardo dan James berhasil membawa penawar itu. Dan itu artinya ingatan Grizelle yang telah diblokir oleh Idris telah kembali. Banyak sekali kejadian-kejadian kecil yang terjadi selama 3 hari itu. Lucifer yang bertanya kepada Renfred, sampai-sampai ingin menghukum Renfred karena mengira jika keadaan Victoria itu akibat ulahnya yang tidak bisa menjaga adiknya sendiri.
Saat Victoria sadar, Lucifer juga tidak menanyakan soal keberadaan Idris, seperti nya ia sudah tau sendiri kemana hilangnya Idris dalam waktu singkat itu. Dan Lucifer tidak akan menghukum Victoria juga, karena sebelumnya Victoria telah meminta hal itu kepada Lucifer.
Sejujurnya masih ada satu hal yang tidak Leonardo ceritakan kepada Victoria. Yaitu tentang Ariel.
"Kenapa kau melamun Leo?" Pertanyaan dari Victoria itu seketika langsung membuyarkan lamunan Leonardo.
"Hah?!" Leonardo terkejut dan langsung menatap Victoria. Victoria menatap Leonardo heran, dengan kedua alisnya naik dan bertanya-tanya apa yang sedang Leonardo pikirkan.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Victoria.
"Ah tidak ada." Leonardo langsung menjawab dengan cepat. Ia merasa jika tidak menceritakan itu sekarang kepada Victoria. Setelah insiden Idris, Victoria harus bisa hidup dengan tenang, tentram, dan bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Victoria's [END]
FantasyAria mengira bahwa dirinya bernasib menyedihkan seperti novel dan komik Isekai yang dia baca. Tapi setelah kematian, dan bereinkarnasi menjadi Victoria, dia tahu semuanya berhubungan dengan takdirnya sejak dahulu kala. Terlahir dalam setiap kehidupa...