Halo?
....
"Senang bisa bertemu dengan anda." Victoria tersenyum ramah membalas sapaan Ian. Dia juga berterima kasih atas bantuannya tadi.
Tidak lama kemudian Januar datang dan menghampiri mereka berdua.
"IAN!" Januar berjalan cepat kearah Ian dan Victoria. Sebelah alisnya naik melihat Ian bersama dengan Victoria. Apa yang terjadi diantara keduanya membuat Januar penasaran.
Januar hanya melirik Victoria sekilas dan beralih menatap Ian. "Apa yang kau lakukan disini Ian? Ayo segera ikut bersama ku." Januar mengabaikan keberadaan Victoria di sana, sedikit Victoria kesal dengan sikap Januar itu. Victoria tidak merasa jika Januar membencinya, namun Victoria merasa jika Januar menjaga jarak dari dirinya.
Ian melirik Victoria dan ingin mengatakan sesuatu, namun sebelum itu terjadi Januar sudah menariknya pergi.
Di perjalanan menuju ruang latihan yang disiapkan khusus oleh Januar, untuk berlatih dengan Ian hari ini. Ia menceritakan tentang insiden tadi saat pangeran ke-7 Alastair mencoba mengganggu Victoria. Namun reaksi Januar setelah mendengarnya membuat Ian terkejut.
"Lalu kenapa?" kira-kira seperti itulah tanggapan Januar.
Pemuda itu menghentikan langkahnya dan menatap Ian serius. "Lebih baik untuk kita tidak ikut campur, jika kita ikut campur dan membantu Victoria, kita akan terseret. Kau tidak tau berapa banyak orang yang memusuhinya dan berniat melenyapkan nya, jadi lebih baik kau dan aku untuk tidak ikut campur fokus pada tujuan awal kita," jelas Januar.
Setelah mendengar nasehat dari Januar, Ian bukannya diam dan mengerti malah melawan perkataan Januar.
"Tapi putri Victoria adalah adik anda pangeran."
"Bukan," jawab Januar singkat.
"Adik angkat anda, yang mulia kaisar adalah ayah anda." Ian tidak menyerah dia berniat mengajak Januar berdebat.
"Bukan juga. Sebenarnya kami bukanlah keluarga karena tidak ada ikatan darah, jadi berhentilah untuk mengajakku berdebat karena itu akan sia-sia saja." Januar memberikan tatapan tajam kepada Ian, yang di mana itu artinya Januari sedang serius. Ian pun tidak berani berdebat dengan Januar, dia mengunci rapat-rapat mulutnya untuk tidak membicarakannya lagi.
Sedangkan di tempat lain....
"Sial!" Alastair membanting pintu kamarnya dengan sangat keras dan melempar pedangnya ke lantai. Pemuda itu kesal karena usahanya untuk mengganggu Victoria gagal karena Ian.
"Kali ini Victoria bisa lolos, tapi lain kali, aku pastikan dia tidak akan bisa lolos dari kematian nya."
"Apa yang akan anda lakukan yang mulia?" tanya salah seorang kstaria yang tadi bersama Alastair.
Alastair tersenyum smirk, dia telah memikirkan sebuah rencana lain yang akan membuat Victoria celaka.
"Kali ini dia tidak akan lolos!" pekik Alastair dengan sangat yakin.
"Tapi apakah anda tidak takut dengan kaisar pangeran Alastair?" Seseorang berbicara dari arah luar kamar Alastair.
Alastair dan dua kstaria nya refleks menoleh kearah sumber suara tersebut. Dan mereka mendapati seorang gadis yang mereka kenali tentunya.
"Putri Ariel..." Dua kstaria Alastair terkejut, mereka takut jika Ariel akan melaporkan rencana mereka untuk melenyapkan Victoria kepada kaisar.
"Kita harus berhati-hati dengannya pangeran," bisik salah satu kstaria memperingatkan Alastair.
Alastair masih terlihat tenang dan santai, sikapnya itu untuk menutupi rasa takutnya. Sedangkan Ariel berjalan masuk kedalam kamar Alastair.
Ariel menatap kedua bola mata Alastair dengan intens. "Bagaimana jika kaisar tau apa yang anda lakukan ini? Apakah dia akan memaafkan anda? Tentu tidak, kaisar pasti akan menghukum pangeran dengan sangat berat, dia tidak akan membiarkan pangeran begitu saja, pangeran tau kan jika putri Victoria adalah putri kesayangan kaisar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Victoria's [END]
FantasíaAria mengira bahwa dirinya bernasib menyedihkan seperti novel dan komik Isekai yang dia baca. Tapi setelah kematian, dan bereinkarnasi menjadi Victoria, dia tahu semuanya berhubungan dengan takdirnya sejak dahulu kala. Terlahir dalam setiap kehidupa...