_o0o_
Happy Reading!...
Pagi ini sebelum Victoria menghadiri kelasnya, ia mendapatkan surat yang dikirim dari academy. Tentunya surat itu dikirim oleh Renfred. Surat yang sudah dua hari Victoria tunggu-tunggu kedatangannya.
Victoria dengan bahagia membuka surat tersebut dan segera membaca isinya.
"Apa kabar adik kecil? Kau pasti sudah menunggu-nunggu surat dariku bukan? Jangan coba untuk mengelak, aku sudah sangat mengenalmu. Aku diberitahu oleh James, katanya kau sulit sekali untuk belajar. Apakah kamu tidak ingin pergi ke academy Victoria? Disini sangat menyenangkan, kita bisa berkumpul. Ada ketujuh kakak-kakak mu di sini. Kamu bisa bertemu mereka semua di academy. Bukankah kamu hanya pernah bertemu dengan ku, dan Philip saja. Jadi rajinlah belajar, jangan malas. Oh iya bagaimana kabar bocah itu, apakah dia tumbuh dengan baik? Kuharap dia tidak menyulitkanmu."
Victoria terkekeh pelan saat membaca pesan dari Renfred. Saat dimana Renfred menuliskan tentang Leo. Sungguh Renfred masih tidak menyukai Leonardo. Victoria kembali melanjutkan membaca surat tersebut.
"Oh ya apakah kamu sudah tau, kak Philip akan segera kembali ke istana, karena study nya sudah selesai. Dan tentunya aku akan masih lama disini, kuharap saat kak Philip kembali, kamu dan dia bisa akur. Karena aku mengkhawatirkan mu, jika tidak ada aku siapa yang akan melindungi mu. Jadi tolonglah akur dengan kak Philip, jika tidak bisa berpura-pura saja. Manfaatkan saja dia untuk melindungi mu. Itu saja yang ingin aku katakan, aku menyayangimu Victoria. Jangan lupa mengirim surat balasan untukku."
"Dasar Renfred," cibir Victoria sembari terkekeh. Ia melipat surat dari Renfred dan memasukkannya kembali kedalam amplop.
Victoria merasa tidak percaya dengan semua ini. Entah sejak kapan dirinya dan Renfred bisa sedekat ini. Semuanya terjadi secara tiba-tiba, seingat Victoria dulu Renfred selalu mengikutinya kemanapun Victoria pergi dengan alasan untuk melindungi Victoria. Renfred berubah sejak Victoria tidak sadarkan diri. Entah apa yang membuat Renfred berubah, Victoria tidak tau itu. Dan sejak itu juga Renfred selalu bersikap seolah-olah dia adalah kakak yang baik.
....
"Yang mulia, apa yang ingin ada tanyakan soal perhitungan ini?" tanya James yang tengah menjelaskan tentang perhitungan.
Seperti biasanya Victoria hanya menggeleng untuk merespon. Tidak ada semangat dimatanya.
"Lagi-lagi putri seperti ini, bisa-bisa saya berhenti menjadi guru saja jika menghadapi anda terus-terusan." James menghela nafas panjang.
"Entah putri paham atau tidak, jika saya bertanya apakah ada yang tidak anda pahami, anda hanya menggeleng," lanjut James mengomel.
Sedangkan Victoria hanya fokus pada pena yang sedang ia mainkan diatas meja. Memutar-mutar pena tersebut karena bosan.
"Putri..."
"Apakah anda mendengarkan saya?"
James yang tidak mendapat respon baik dari Victoria, dia menjadi tidak sabaran.
"Sudahlah James, kenapa kau sangat marah. Dari pada kau fokus padaku, lebih baik kau fokus pada dirimu sendiri," ucap Victoria asal.
"Ap-apa maksud anda?" Tentu saja James jadi bingung dengan perkataan Victoria.
"Iya, maksudku kau kan sudah cukup tua. Sudah sebaiknya kau mencari seorang pendamping James," jawab Victoria dengan santainya.
"Saya masih muda putri, umur saya baru 25 tahun."
"Itu sama saja. Diumur mu sekarang, sudah seharusnya kau mencari seorang pendamping," ucap Victoria tak mau kalah.
"Aku akan membantumu James, kau pasti kesulitan karena sibuk mengajarku. Jadi aku akan bilang pada ayah agar memberikan mu cuti, dan mencarikan seorang lady untukmu."
"Saya tidak butuh itu put---"
"Sampai jumpa James!" Tanpa mendengarkan James, Victoria malah langsung pergi.
"Putri!!!"
"Kelas masih belum selesai!"
"Putri! Kembali!"
Victoria tak memperdulikan teriakan James itu. Ia segera berlari pergi. Akhirnya Victoria berhasil mengalihkan perhatian James, dan kabur.
Dan tentang pendamping untuk James, tentu Victoria sedang tidak bercanda mengatakannya. Ia akan benar-benar berbicara pada Lucifer tentang pendamping untuk James. Dengan begini Victoria akan terbebaskan dari si kutu buku James itu.
"James itu sangat menyebalkan, dia membosankan. Aku tidak tahan jika bersamanya lebih lama lagi," gerutu Victoria disepanjang jalannya. Tidak berhenti-henti mengomel mengenal James.
"Salam yang mulia putri."
Seorang pengawal memberikan salam pada Victoria.
"Olaf!"
Dia Olaf, seorang pengawal istana yang bertugas mengawal Lucifer setiap saat. Tapi entah kenapa sekarang dia berkeliaran di sini. Dan tunggu dulu, ada seorang gadis bersama dengan Olaf.
Gadis itu menatap Victoria dengan wajah polos. Lalu kemudian ia tersenyum. Sepertinya umur gadis itu lebih muda dari pada Victoria.
"Salam yang mulia putri." Gadis tersebut menunduk hormat kepada Victoria.
Victoria membalasnya dengan tersenyum juga.
"Siapa yang kau bawa ini Olaf?" tanya Victoria kepada Olaf.
"Ini adalah k---"
"Olaf!" Tiba-tiba seseorang menyela. Seorang pengawal memanggil Olaf.
"Kaisar sedang menunggu mu!" ucap pengawal tersebut.
Akhirnya Olaf tidak melanjutkan kalimatnya tadi. Dan segera membawa pergi gadis tersebut menemui Lucifer.
"Saya pamit dulu yang mulia putri." Olaf menunduk hormat begitu juga gadis tersebut.
Victoria mengangguk untuk merespon.
Jujur saja Victoria merasa tidak asing dengan gadis itu. Tapi entah dimana ia pernah melihatnya. Tapi tunggu, entah mengapa tatapan seseorang yang berada dibelakang gadis itu seperti tidak suka pada Victoria.
Victoria tidak memikirkannya tak melanjutkan perjalanan menuju lapangan latihan tempat para kstaria.
Gadis dan seorang anak laki-laki yang seumuran dengan gadis itu datang bersama Olaf menghadap Lucifer.
"Kau boleh pergi Olaf."
Olaf mundur dan pamit untuk pergi meninggalkan gadis dan anak laki-laki itu.
"Ariel Jwell..."
"Iya yang mulia," gadis itu menjawab sambil menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Lucifer secara langsung.
"Itu namamu dulu, sekarang namamu adalah Ariel de Adaire Gwenalyne."
"Kamu bukan lagi Ariel Jwell putri dari count Jwell. Tapi kami sekarang adalah putri dari kaisar Gwenalyne."
Ariel terkejut. Ia tidak tau akan hal ini. Tiba-tiba ia dibawa oleh seorang pengawal ke istana tanpa diberi tahu.
Gadis yang bernama Ariel itu mendongak dan menatap Lucifer meminta penjelasan.
"Aku mengadopsi mu menjadi anakku," ucap Lucifer singkat.
"Ap-apa?"
Ariel terkejut bukan main. Ia tidak menyangka hal ini. Satu Minggu yang lalu Ariel baru saja berduka. Karena orang tuanya mati di bunuh. Entah siapa pembunuhnya. Dan semenjak itu Ariel memikul tanggung jawab menjadi pemimpin keluarga count Jwell.
KAMU SEDANG MEMBACA
Victoria's [END]
FantasíaAria mengira bahwa dirinya bernasib menyedihkan seperti novel dan komik Isekai yang dia baca. Tapi setelah kematian, dan bereinkarnasi menjadi Victoria, dia tahu semuanya berhubungan dengan takdirnya sejak dahulu kala. Terlahir dalam setiap kehidupa...