22| ITCED - Victoria

9K 1.2K 25
                                    

1 hari berlalu semenjak Grizelle sadar. Grizelle sekarang selalu bersama Ariel. Ia menganggap Ariel adalah putri kandungnya. Dan semenjak itu juga Idris hampir tidak pernah menganggu Victoria lagi.

"Apakah kau sedih?"

Victoria tengah menatap Grizelle dan Ariel yang sedang di taman dari jendela lantai dua. Ia dikejutkan dengan suara berat milik Lucifer.

"Salam ayah."Victoria menunduk memberikan hormat kepada Lucifer.

"Maaf." Satu kata keluar dari mulut Lucifer membuat Victoria terkejut dan dibuat kebingungan.

"Untuk apa?" balas Victoria bertanya.

"Maaf karena aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk mu," ujar Lucifer.

Entah Victoria harus menerima permintaan maaf dari ayahnya itu atau tidak. Karena baginya di sini tidak ada yang salah, baik Lucifer atau Grizelle.

"Apakah ayah tau."

"Aku terlalu bersabar, jika sudah menyangkut ibu ku seperti ini, aku tidak akan tinggal diam ayah," ucap Victoria dengan nada tegas.

Lucifer terdiam mendengar perkataan Victoria itu.

"Aku tidak peduli dengan tahta, pewaris, ratu, pemimpin atau segalanya. Aku hanya ingin ibu kembali seperti dulu."

"Jika ayah tidak bisa melakukannya, aku yang akan melakukannya," sambung Victoria lalu menatap Lucifer.

Lucifer terdiam melihat sikap Victoria yang menggambarkan seorang Gwenalyne sejati. Sesaat kemudian ia tersenyum miring.

"Tentu saja, semuanya adalah milikmu, apapun bisa kau lakukan," ujar Lucifer.

Victoria telah memikirkan sebuah rencana. Mencari sihir penawar untuk mengembalikan ingatan Grizelle, lalu memberikan Idris hukuman.

Karena saat ini, Leonardo dan James tengah pergi untuk mendapatkan penawar itu. Sihir penawar dari ras peri.

Dan tugas Victoria sekarang adalah menghukum Idris.

"Apakah aku bisa meminta sesuatu pada ayah?"

"Tentu, mintalah apa saja. Kau adalah Putri ku, Putri satu-satunya Gwenalyne," jawab Lucifer dengan antusias.

"Berikan aku wewenang ayah, untuk melakukan apapun dan terbebas dari hukum."

....

"IDRIS!"

"Kau sungguh menyebalkan, dasar pelayan rendahan! Setelah berani mengganggu adikku, kau kini berani melakukan sesuatu pada ibu Grizelle!"

Keributan tengah terjadi di kastil kecil belakang istana utama. Di mana Renfred tengah menahan Idris.

Pertarungan akan segera terjadi. Renfred sudah tidak bisa menahan diri. Satu hari melihat Victoria sedih ibunya tidak mengenali dirinya sungguh membuat hati Renfred seperti tercabik-cabik.

"Hari ini lihat saja aku akan menghabisi mu, tidak akan ada siapapun yang akan menghentikan ku!" Renfred bersiap mengumpulkan energi alam untuk kekuatan sihirnya kali ini, melawan Idris.

"KAKAK!"

Mereka berdua terkejut dengan kehadiran Victoria di sana. Victoria langsung menghampiri Renfred.

"Menyingkir lah Ria! Jangan menghentikan ku! Kali ini aku tidak akan membiarkan pelayan rendahan ini lolos!" pekik Renfred.

Idris yang mengira jika Victoria akan menghentikan kakaknya itu, ternya dirinya salah besar.

Victoria tersenyum smirk. "Lakukanlah saja kak, aku tidak akan menghentikan mu."

Renfred terkejut saat mendengar nya, ia langsung menoleh menatap Victoria.

"Baguslah, kali ini aku akan menghabisi nya sekalian saja." Renfred tersenyum miring menatap Idris.

Sedangkan Idris mulai sedikit khawatir. Karena dengan kekuatan nya yang sekarang, meski melawan dua bocah, tentu Idris akan kewalahan.

"Dasar bocah sialan!"

Jdarrr

Suara petir yang sangat keras. Serangan tiba-tiba yang diberikan oleh Renfred, menggunakan sihir petir. Di mana tadi petir menyambar kearah Idris. Tapi dengan cepat laki-laki itu menghindari nya.

Renfred menggunakan sihir alam. Ia mengendalikan tanaman merambat untuk menjerat kaki Idris. Setelah Idris terjebak di tanaman rambat itu, barulah Renfred melayangkan sihir petir nya.

"Tamatlah riwayat mu Idris." Renfred tersenyum meremehkan.

Seluruh tubuh Idris terikat oleh tanaman merambat. Membuat laki-laki itu tidak bisa bergerak sama sekali.

"Sial!" Idris mengumpat.

Disaat terdesak seperti ini, tidak ada cara lain selain dirinya harus melakukan itu.

Sihir petir milik Renfred akan mengenai Idris saat itu juga, tapi sebuah cahaya terang yang menyilaukan tiba-tiba muncul. Membuat petir Renfred tidak bekerja.

Renfred dan Victoria membuka mata setelah cahaya menyilaukan itu hilang.

Idris bisa terlepas dari ikatan tanaman merambat, dan yang paking mengejutkan ia berubah menjadi pria dewasa. Renfred yang berada di sana sangat terkejut.

"Penipu! Dasar kau seorang penipu!" umpat Renfred.

"Kalian adalah dua bocah sialan! Aku akan membuat kalian menyesal." Idris menatap tajam Renfred dan juga Victoria.

Sedangkan Victoria terlihat tidak terkejut sama sekali. Ia berjalan mendekat kearah Idris.

"Aku sudah menduganya, ada yang aneh dari dirimu, dan aku tidak terkejut sama sekali," ucap Victoria dengan senyum smirk nya

"Hahaha! ternyata kau bukan sembarang bocah. Darah asli Gwenalyne ternyata tidak bisa diremehkan."

"Jadi lebih baik kita selesaikan pertarungan anak-anak ini." Idris tersenyum meremehkan.

"Kakak, lebih baik kali ini biar akau saja yang menghadapi penipu ini," ujar Victoria.

"Tapi Ria!" Renfred sedikit khawatir.

"tolong percayalah kepadaku!" Karena ucapan Victoria yang terdengar tegas dan tanpa rasa takut, akhirnya bisa meyakinkan Renfred.

Victoria's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang