37| ITCED - Victoria

3.4K 396 21
                                    

1 Minggu kemudian.

Dinding penjara yang dingin, gelap serta lembap, membuatnya tidak nyaman. Namun sudah satu Minggu lamanya dia bertahan di sini. Jika saja sihirnya bisa digunakan, maka dia bisa melepaskan diri dengan mudah sejak awal. Itu sekarang hanya menjadi angan-angan saja.

Victoria berdiri dan menatap keluar melalui ventilasi udara yang sangat kecil, setelah beberapa waktu terduduk diam memikirkan cara untuk melepaskan diri.

Menatap gembok raksasa yang mengunci pintu penjara, Victoria mengeluarkan tangan kanannya melalui sela-sela ventilasi pintu penjara, Victoria mengeluarkan tangan kanannya, ia jentikan jari mencoba menghancurkan gembok tersebut dengan sihir. Namun nihil, sihirnya bahkan tidak dapat menyentuh gembok tersebut.

Kembali Victoria dibuat frustasi, ia menghantam pintu penjara tersebut dengan kekuatan sihirnya berkali-kali.

Suara langkah kaki terdengar, Victoria menghentikan aksinya dan kembali berpura-pura duduk diam di pojok penjara.

"Buka gemboknya," perintah orang itu kepada bawahannya.

Oberon masuk kedalam ruangan penjara dan menyuruh penjaga menjaga diluar penjara tersebut.

"Masih bersikukuh tidak menurut pada perintah ku?" ucap Oberon berdiri di hadapan Victoria.

Victoria tidak memberikan tanggapan. Sikap acuh tak acuh nya itu membuat Oberon disulut api amarah. Oberon langsung memaksa Victoria berdiri.

"Aku sudah bersabar dengan mu, tapi sikap sombong mu itu sungguh membuatku kesal!" Oberon mencekik Victoria dengan sangat kuat.

Victoria sendiri berusaha tetap tenang, meskipun nafasnya hampir putus. Victoria menatap kedua mata Oberon secara langsung tanpa takut. Oberon kemudian melepaskan Victoria.

"Bedebah!" umpat Victoria.

Oberon yang mendengarnya kembali dibuat murka. Namun kali ini dia tidak melakukan kekerasan fisik pada Victoria.

Tiba-tiba Oberon tersenyum miring, dia tatap Victoria lekat dan mendekat padanya, menghimpit tubuh Victoria sampai membentur tembok penjara.

"Aku sudah cukup baik padamu, tapi kau sepertinya tidak menganggap kebaikan ku, yang mulia putri..." ujar Oberon.

Victoria tersenyum, membuat Oberon terkejut dengan reaksi Victoria.

"Saat singa terjebak oleh perangkap ular, ular berusaha membantunya. Berharap jika singa akan memberikan sesuatu yang diinginkan oleh ular, padahal perangkap itu dibuat oleh ular itu sendiri."

"Itu membuktikan ular lebih cerdik dan berbahaya daripada singa, putri..." jawab Oberon dengan bangga.

Victoria masih saja tersenyum setelah mendengarkan perkataan Oberon. "Ular hanya sedang menunjukkan kebodohannya, ular lupa jika singa adalah raja hutan, seringkali dia bertemu musuh yang lebih berbahaya dari ular."

"Percuma saja, pada akhirnya singa juga tidak berdaya di hadapan ular." Oberon dan Victoria saling menatap satu sama lain, tatapan benci, marah atau entah apapun itu.

Oberon berbalik dan memerintahkan kedua prajurit yang berjaga di luar penjara.

"Segera seret dia, bawa ke dalam istana!" Oberon berjalan keluar penjara dengan langkah cepat, meninggalkan kedua pengawalnya dengan Victoria.

Kedua prajurit yang diperintahkan oleh Oberon, mereka berjalan mendekat kearah Victoria, berniat untuk membawa Victoria sesuai dengan perintah Oberon.

Victoria tersenyum smirk menatap kedua prajurit tersebut. "Singa tidak melawan bukan berarti dia tidak berdaya Oberon, mungkin saja dia sedang bersabar untuk tidak mencabik-cabik ular, dia masih ingin menikmati tarian ular bodoh itu."

"Kuvroun Havieanya!"

Dari telapak tangan Victoria keluar sebuah ledakan cahaya terang, yang bahkan cahaya itu sampai keluar istana Davidiele, cahaya yang sangat terang.

Dari ledakan cahaya itu muncul sesuatu yang sangat besar. Seperti hewan namun bukan hewan, dia memiliki tubuh seperti manusia namun cukup besar layaknya raksasa. Berkepala Dua, satu kepalanya adalah kepala elang, dan satunya lagi kepala manusia, dengan empat mata. Memiliki sayap seperti elang, dan memiliki tanduk seperti unicorn. Tubuh makhluk itu berwarna putih perak, ia berkilauan seperti logam. Dan makhluk itu dikenal dengan nama 'cywhitcornien'. Kehadiran makhluk tersebut entah dari mana membuat prajurit dan para tahanan berlari ketakutan.

"cywhitcornien, datang memenuhi panggilan tuan." Makhluk tersebut membungkuk hormat di hadapan Victoria.

"Perintah apa yang akan saya lakukan tuan?" tanya cywhitcornien.

Victoria tersenyum, dan dengan santainya ia memberikan perintah yang mengejutkan pada cywhitcornien.

"Hancurkan seluruh kerajaan Davidiele! Dan bawa Oberon padaku." cywhitcornien langsung mengangguk, kemudian dia berdiri dan berjalan pergi menjalankan perintah dari Victoria.

"Aku hidup selama 100 tahun, dengan keabadian dan sihir tanpa batas. Kau pikir bisa mengalahkan ku dengan mudah Oberon?" Victoria tersenyum smirk.

Kobaran api ada di mana-mana, reruntuhan bangunan, teriakan orang-orang yang ketakutan, itu semua ulah cywhitcornien, atas perintah Victoria.

Victoria berdiri di antara kekacauan itu, dia yang seharusnya melindungi semua orang kini berbalik membahayakan orang-orang. Karena diselimuti amarah, Victoria sampai lupa diri. Dia kini hanya fokus pada Oberon. Kejadian seperti ini sebelumnya sudah pernah terjadi, di mana dulu Victoria melawan Idris. Dia tidak bisa mengendalikan dirinya, hanya amarah yang ada di hati dan pikirannya.

Flashback
Sebelumnya....

Victoria tertidur di dalam ruangan penjara. Saat itu dia bermimpi bertemu dengan para roh lagi.

Roh Api, yang menyebalkan, roh air yang baik dan lemah lembut, serta roh angin yang tidak banyak bicara.

"Hey manusia, apa kau sudah melupakan kami?" ucap roh Api dengan nada ketusnya yang khas.

"Kau sangat cantik Victoria sungguh, kau tumbuh menjadi wanita cantik dan menawan." Tentu saja kali ini yang bicara bisa ditebak, adalah roh air yang selalu terpesona dengan Victoria.

Roh angin tidak mengatakan apapun, dia hanya diam dan mengamati.

"Kalian..." Victoria tidak bisa berkata-kata, dia sangat bahagia bisa bertemu kembali dengan para roh.

"Sudah sangat lama sekali, ku kira kita tidak akan bisa bertemu lagi." Mata Victoria mulai berkaca-kaca.

"Apakah kalian tau, sulit rasanya menerima takdir seperti ini. Orang yang aku sayangi, yang selalu bersama ku selalu akan pergi, pada akhirnya aku akan sendirian." Victoria menangis sesenggukan dihadapan ketiga roh.

Roh Api, Air, dan Angin terdiam mereka menatap Victoria iba. Kemudian mereka bertiga mendekat pada Victoria.

"Mereka tidak pernah pergi meninggalkanmu Victoria, mereka selalu ada di sini..." Roh Api menunjuk dada Victoria.

"Mereka selalu ada di hati dan ingatan mu," sambung roh Api.

Roh Air dan Angin mengangguk, setuju dengan perkataan roh Api. Perkataan roh Api membuat Victoria tenang, dia tersenyum dan mulai berhenti menangis.

"Tapi kali ini aku dalam masalah, entah mengapa sihir ku tidak berfungsi melawan seseorang." Victoria menceritakan tentang keanehan yang terjadi pada beberapa waktu lalu, saat melawan Oberon.

Setelah mendengar cerita Victoria, roh Api, air, dan angin saling menatap dan tersenyum tipis.

"Kami tahu apa masalah mu, itu sebabnya kami ada di sini," ucap Roh Api.

.....

Pertambahan umur Victoria beda sama manusia biasa. Semenjak mana dan sihirnya tanpa batas, usianya bertambah dengan cepat, dan tidak bisa dipastikan secara pasti, tapi bisa diketahui saat Victoria menggunakan sihir umurnya akan bertambah sesuai dengan seberapa besar mana dan sihir yang dia gunakan, berbeda dengan manusia biasa yang harus menunggu 12 bulan sekali penambahan usia.

Lanjut gak?

Victoria's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang