Kampus Biru

3 0 0
                                    

Di bulan Juli, tiba saatnya aku menunggu pengumuman SBMPTN. Dua pilihan program studi, nutrisi dan teknologi pakan serta agribisnis, sudah kucantumkan pada pendaftaran SBMPTN sebelumnya. Tepat tanggal 9 Juli 2019 jam 3 sore nanti, diterima atau tidaknya aku di jurusan itu sudah menjadi bagian dari rasa tawakal sehari-hari.

Di hari itu, aku menghabiskan hariku dengan rebahan di kasur. Seharian pula aku menunggu datangnya kabar yang masing memiliki porsi 50:50. Lima puluh persen kabar baik dan sisanya kalian tahu sendiri.

Tak lupa juga, seharian ini aku selalu memanjatkan doa. Entah doa apapun itu, aku selalu menyelipkan kata-kata "Yang Terbaik Untukku" di dalamnya.

Pukul satu siang, teman seperjuangan SBMPTN-ku sudah mulai stand by di depan smartphone-nya. Alih-alih takut ketinggalan informasi seputar pengumuman kali ini, aku mengirimkan pesan kepada Naya, Putri, dan Audrey. Isi pesannya semua sama.

Ilana : "Deg-degan ngga?" Sebuah pesan singkat basa-basi pengusir debaran jantung yang tak kian mereda akhirnya terkirim.

"Lumayan." Satu kata dari Putri. "Deg-degan banget, Lan," jawab Naya. "Selow, Lan," balasan Audrey.

Baik. Ku pikir semua orang merasakan beberapa hal yang sama denganku. Aku sedikit lega.

Satu jam 55 menit berlalu. Artinya 5 menit menuju pengumuman SBMPTN. Aku mempersiapkan smartphone dan jaringan terkuat yang pernah ada. Enam bulan adalah waktu yang tidak sebentar untuk bertarung memahami soal-soal SBMPTN yang tengil itu. Bangun pagi tidur larut sudah menjadi agenda harian selama enam bulan terakhir. Dan hari ini adalah penentuan dari itu semua.

Tepat pukul jam 3 sore, pengumuman SBMPTN akhirnya dibuka. Aku membuka pengumuman itu di portal yang telah disediakan oleh LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi).

Website yang diakses untuk melihat pengumuman SBMPTN mengalami down. Hal ini sudah pasti terjadi dikarenakan oleh banyaknya orang atau peserta yang mengakses website tersebut.

Jantungku berdebar, berdegup dengan kencang hingga telingaku mendengar suaranya. Semua cairan dari dalam tubuh, dalam bentuk keringat atau urin, tiba-tiba saja ingin keluar saat itu juga. Semua orang akan mengalami hal ini. Mulai dari jantung yang berdegup kencang, turun ke perut dan menimbulkan bebunyian, lalu berakhir ingin buang air. Valid!

Aku menunggu laman website itu terbuka sembari bolak-balik dari ujung kamar ke ujung kamar yang lain. Ini benar-benar membuatku greget.

Tak lama kemudian, ketika aku sedang menunduk, aku melihat dari ekor mataku bahwa laman website pengumuman SBMPTN itu sudah terbuka dengan sempurna. Aku menghampiri smartphone-ku yang tergeletak di meja itu.

Selamat! Anda dinyatakan lulus seleksi SBMPTN LTMPT 2019 di PTN: INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROGRAM STUDI: NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN. Persyaratan pendaftaran ulang calon mahasiswa baru dapat dilihat di sini.

What a Happy Day! Sekujur tubuhku bergetar hebat selama melihat laman website dengan tulisan dalam kotak hijau itu. Kedua tanganku bergetar hingga apapun benda yang kupegang seperti akan jatuh begitu saja.

Setelah membaca berulang kali pengumuman itu —takut bahwa aku salah baca— aku menghampiri ayah dan mama yang sedang berada di halaman belakang rumah.

"Ma, Yah. Aku lolos SBMPTN, aku diterima di IPB." Aku mengatakan itu dengan setengah teriak dan setengah lari kegirangan dari kamarku. Ayah dan mama menatap dan memintaku mengulangi perkataanku barusan.

"Ngomong apa? Ngga kedengeran." Ayah berkata kepadaku sembari memegang lengan kananku.

"Ini, Ma, Yah. Aku lolos SBMPTN, aku diterima di IPB."

"Alhamdulillah. Selamat ya," ucap ayah dan mamaku bersamaan. Mereka tersenyum dengan bahagia. Mama memeluk tubuhku dengan erat. Sedangkan Ayah mengambil alih smartphone-ku, ingin ikut membacanya.

"Alhamdulillah ya, kamu harus bersyukur. Kamu pantas mendapatkan ini, Nak," ujar ayah dengan nada menasihati. "Udah kasih tau kakakmu?"

"Udah, tadi udah aku kirim screenshoot-nya. Aku juga dapet ucapan selamat dari Kak Guntur."

Ayah dan mama hanya mengangguk. Kebahagiaanku menjalar. Aku tidak pernah menyangka akan diterima di kampus pertanian terbaik bangsa. Aku, yang dulunya sangat takut ketika mendengar kata "SBMPTN", kini sudah melewati ketakutan itu.

Aku kembali ke kamar. Kebahagiaan itu sepertinya tidak akan hilang begitu saja di hari ini.

Tak lupa, aku juga sempat menghubungi Putri, Naya, dan Audrey. Aku mendapat informasi bahwa Putri tidak diterima di perguruan tinggi negeri, tapi sebelumnya ia memang sudah diterima di politeknik negeri, jadi sudah tenang. Sebaliknya, Naya yang tidak diterima di perguruan tinggi negeri sepertinya akan berjuang masuk ke kedinasan seperti keinginan awalnya. Sedangkan Audrey, sahabat serta teman konsulku ke Pak Surya, akhirnya diterima di Universitas Jenderal Soedirman jurusan Agribisnis.

Hari yang sungguh membahagiakan untukku. Hingga rasanya hari ini berlalu begitu cepat. Malam pun akhirnya menghampiri.

Di malam itu, aku harus segera mengurus beberapa kepentingan terkait penerimaan mahasiswa baru. Beberapa diantaranya aku sibuk menghubungi narahubung Fakultas Peternakan —fakultasku di IPB.

Aku menghubungi salah satu dari narahubung yang tersedia di poster "Selamat Datang Mahasiswa Baru Fakultas Peternakan" yang diunggah di official account instagram Fakultas Peternakan IPB itu.

Setelah menghubungi salah satu narahubung, aku dialihkan ke grup mahasiswa baru yang berada di aplikasi LINE. Aplikasi LINE akan digunakan sebagai pusat informasi kedua yang berhubungan dengan MPKMB (Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru) IPB —istilah ospek di IPB— setelah grup yang dibentuk oleh Panitia MPKMB sendiri tentunya.

Penugasan ospek yang diberikan oleh panitia MPKMB sendiri ada beberapa macam. Diantaranya adalah tugas menuliskan 100 cita-cita untuk lima tahun ke depan, menulis cerpen bertemakan inspirasi, dan atau menggambar logo angkatan.

Andamaru Jayantara, sebuah nama yang dipersembahkan kepada mahasiswa baru Institut Pertanian Bogor angkatan 56. Nama angkatan ini juga memiliki logo seperti pada umumnya. Logo Andamaru Jayantara inilah yang harus digambar ulang untuk dijadikan penugasan ospek awal mahasiswa baru.

Di malam yang sama, aku menerima sebuah pesan singkat dari Kak Rangga. Aku membuka pesan itu dari notifikasi yang muncul.

Kak Rangga : "Dek, hari ini pengumuman SBMPTN, ya?"

Ilana : "Iya." Aku membalas sekadarnya. Aku memang tidak berniat mengabari Kak Rangga.

Kak Rangga : "Wah, gimana hasilnya?"

Ilana : "Mau tau banget atau mau tau aja?"

Kalian bisa lihat bukan? Balasan pesan yang ku kirimkan kepada Kak Rangga sangat bertolak belakang dengan niatku tadi. Benar-benar aneh.

Kak Rangga : "Mau tau banget banget banget. Kasih tau dong."

Ilana : "Iya iya. Aku kasih tau deh ini."

Aku mengirimkan screenshot pengumuman SBMPTN kepada Kak Rangga. Tak lama kemudian, Kak Rangga membuka screenshot itu.

Aku sempat membayangkan balasan Kak Rangga selama beberapa detik. Senyam-senyum sendiri di depan benda berbentuk persegi panjang itu. Aku yakin, jika benda ini bisa berbicara, ia akan menganggapku aneh. 

Obsesi VirtualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang