Setibanya kereta berhenti sempurna di stasiun akhir itu, aku bangkit dari tempat duduk dan berjalan menuju pintu kereta. Naya dan Putri berjalan di belakangku. Akhirnya kami tiba di tujuan dengan tepat waktu, pukul 11 siang lewat beberapa menit.
Sesuai jadwal yang telah kita susun sebelumnya, kami melakukan survey lokasi ujian SBMPTN di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Kami memesan taksi online dan menuju ke lokasi tujuan. Aku duduk di samping supir sedangkan Naya dan Putri duduk di kursi belakang.
Aku melihat jalanan kota Jogja yang begitu ramai. Pikirku, Jogja dapat membuatku jauh lebih tenang. Pikirku, Jogja dapat membantuku untuk melupakan Kak Rangga. Namun, kenyataan yang ada sepertinya tidak sesuai dengan yang kupikirkan barusan.
Taksi online yang ditumpangi oleh empat penumpang itu kini berhenti di depan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, tepatnya di Kecamatan Caturtunggal, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Taksi yang kami tumpangi membutuhkan waktu sekitar 35 menit untuk mengantar kami dari Stasiun Lempuyangan menuju ke lokasi tujuan. Perjalanan yang cukup panjang.
Aku dan kedua temanku, Naya dan Putri, turun dari taksi setelah memberikan sejumlah uang kepada supir sebagai tarif kendaraan. Supir taksi itu membantu kami menurunkan koper bawaan yang berada di garasi mobil. Kami mengucapkan terima kasih. Sang supir melesat pergi setelahnya.
Aku berdiri dan melihat lingkungan sekitar Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Bangunan sekolah ini nampak begitu megah dengan dinding cat berwarna krem yang memberikan kesan mewah namun klasik. Suasananya nampak begitu ramai oleh mahasiswa asli dan peserta UTBK lain yang sama sepertiku. Sekolah Vokasi ini letaknya ada di pinggir jalan utama sehingga selalu ramai oleh kendaraan.
Kami melangkah masuk ke dalam sekolah vokasi melewati pintu utama. Aku melihat banyak jendela ruang kelas yang ditempeli kertas HVS. Aku menghampiri kertas itu yang ternyata adalah deretan nama peserta SBMPTN yang akan ujian besok. Aku membuka kertas pendaftaran SBMPTN yang sudah aku print sebelumnya dan mencocokan ruangan kelas mana yang akan menjadi tempat ujianku besok.
Aku, Naya, dan Putri tidak berada dalam satu ruangan ujian. Aku ujian di ruangan nomor 2 lantai 1, Naya ujian di ruangan nomor 3 lantai 2, dan Putri ujian di ruangan nomor 4 lantai 1. Kami sempat mengunjungi ruang ujian kami masing-masing.
"Gimana, Nay? Udah tau ruangan ujiannya?" tanya Putri kepadaku.
"Udah kok. Kalian gimana?" tanya Naya kepada kami
"Aman."
"Oke. Eh iya, abis ini kita berdua langsung ke check in ke hotel ya. Kamu langsung ke kos apa gimana, Lan?" Naya bertanya kepadaku sembari sibuk memasukan catatan ke dalam tas.
"Hotel kalian dimana? Kalo aku niatnya emang langsung ke kosan aja."
"Hotel kita ngga jauh kok dari sini, Hotel Talenta 3. Sepuluh menitan doang. Tapi kamu ngga papa nih sendirian?"
"Ngga papa. Santai aja. Kosan aku juga deket kok dari sini."
Naya dan Putri mengangguk paham. Mereka lalu memesan taksi online untuk mengantar ke hotel pesanan mereka. Begitu pun dengan aku, aku memesan taksi online untuk mengantarku ke kosan dan membantu membawa beberapa barang bawaan.
Taksi yang dipesan oleh Naya dan Putri sampai duluan. Mereka berpamitan kepadaku dan berpesan padaku untuk menjaga diri baik-baik.
"Lan, kita duluan ya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Virtual
Teen Fiction🚧Wajib Follow Sebelum Baca🚧 Ilana, seorang cewe perfeksionis yang selalu berpikiran idealis, merubah pola pikirnya setelah diputuskan oleh Bagas (mantan kekasihnya sewaktu kelas 12). Lalu, kemudian ia bertemu dengan Kak Rangga di layar smartphone...