Permintaan Maaf

5 0 0
                                    

"Berhubung sekarang sudah pukul 9 kurang 5 menit, kalian bisa langsung jalan ke belakang sekret ya. Kak Zavier sudah menunggu kalian disana soalnya," kata Kak Azur kepada kami.

Kami lantas menuju ke tempat yang diarahkan oleh Kak Azur. Dan benar saja Kak Zavier sudah stand by di tempat tersebut.

Tidak hanya Kak Zavier dan Kak Azur yang berada di tempat ini. Melainkan banyak panitia yang juga mengikuti kegiatan anggota biasa di hari pertama ini.

"Oke. Sekarang kita belajar praktik menerapkan materi survival tadi ya. Disini saya dibantu juga oleh kakak kakak yang lain," ucap Kak Zavier sembari memperkenalkan temannya yang lain. "Nanti kalian akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompoknya akan mempelajari satu topik khusus yang akan dipandu oleh panitia," sambung Kak Zavier.

Satu kelompok terdiri 10 orang. Aku, Kenzia, Ical, dan Ojan berada di satu kelompok yang sama.

"Untung satu kelompok. Kalau engga, ngang-ngong-ngang-ngong doang deh gue," gerutu Kenzia yang masih bisa didengar olehku.

Setelah kelompok terbentuk, kami berjalan mengelilingi pos dengan topik khusus yang berbeda.

Kami diajari beberapa hal terkait dengan survival di alam bebas. Kami belajar mengenali dedaunan yang dapat dimakan di alam bebas, mendirikan tenda, memberikan pertolongan pertama saat mengalami cidera atau kecelakaan, dan diajari membuat api.

Dan sampailah kelompok kita di pos membuat api. Pos terakhir setelah beberapa menit kami habiskan di tiga pos sebelumnya.

Di pos terakhir ini, aku justru sangat gugup. Bagaimana tidak. Kak Zavier ternyata berjaga di pos ini.

"Kenalkan saya Titan. Kali ini saya bertugas disini dan saya ditemani salah satu kakak ganteng nan pemberani yang kami miliki di MAPALA. Kalian udah pada kenal sama Kak Pier ini, kan?" ucap Kak Titan.

Kami mengangguk setuju. Aku juga sangat setuju kalau Kak Zavier itu sangat ganteng.

"Baik. Langsung saja ya," ucap Kak Titan memulai materi. "Di alam bebas, kegunaan api sangat penting. Bahkan bisa dibilang lebih penting dari apapun. Bisa dikatakan, api ini membantu kita untuk tetap hangat dan terhindar dari serangan binatang buas."

Telingaku mendengarkan apa yang diucapkan Kak Titan. Namun, pandanganku tetap menuju Kak Zavier. Untung kali ini aku tidak ketauan.

"Jadi, sebisa mungkin kalian harus bisa membuat api. Dan sekarang kalian bisa mempraktikannya. Disini ada bekas karet ban yang sangat ampuh untuk membuat api. Kalian bisa coba ya," kata Kak Titan.

Kelompok kami menuruti apa yang diperintah Kak Titan. Kak Titan dan Kak Zavier juga turut mendampingi kami.

"Ilana bisa tolong ambilkan kayu bakar disana ngga?" tanya Kak Titan kepadaku.

"Boleh, Kak. Sebentar ya."

Langkah kakiku menuju ke tempat yang ditunjuk oleh Kak Titan tadi. Tidak terlalu jauh, kurang lebih hanya sekitar 10 meter dari tempatku berdiri. Dan untuk pertama kalinya, aku mendapatkan tugas disini.

Dengan percaya diri, aku berjalan sendirian. Tidak meminta ditemani oleh siapapun.

Untung deket.

Aku memungut kayu bakar yang sedikit berantakan di tanah. Nampaknya, kayu bakar ini sudah disiapkan untuk kegiatan. Hanya saja beberapa bilahnya sudah diambil sehingga kayu yang lain sedikit berantakan.

Obsesi VirtualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang