Kak Boni : "Selamat Ilana dan tim!! Mantap loh bisa bawa pulang piala. Aku ikut bangga," ucap Kak Boni lewat pesan WhatsApp.
Ilana : "Makasih banget loh Kak. Btw, Kak Boni tau darimana kalo sekolah kita menang?"
Kak Boni : "Aku tadi liat di instagram Bala Garuda terus langsung chat kamu."
Ilana : "Ohh gitu ya, hehe."
Kak Boni : "Mantep banget pokoknya deh."
Ilana : "Hahaha iya makasih, Kak. Baru kali ini tim futsal putri dapet juara loh. Terharu banget!"
Kak Boni : "Nah kan. Keren deh pokoknya Ilana dan temen-temen. Sekali lagi selamat ya."
Read.
Sayangnya bukan Kak Boni seseorang yang kuharapkan itu.
Aku langsung beralih membuka chat dari yang lain dan membukanya satu per satu. Tak lupa, aku menyampaikan ucapan terima kasih karena telah mendoakan dan mendukung tim kami. Setelah aku membalas semua chat yang masuk, aku baru menyadari bahwa Kak Rangga juga mengucapkan kata selamat kepadaku.
Kak Rangga : "Katanya Kak Boni habis juara satu futsal putri, selamat ya."
Kak Boni memang bener-bener ya. Ngapain coba harus ngasih tau ke Kak Rangga?
Ilana : "Hehe iya, makasih ya Kak."
Aku memang membalas sekadarnya, mengucapkan terima kasih saja sudah sangat cukup bagiku. Aku melakukan semua itu dengan maksud tidak ingin berhubungan lebih dengan Kak Rangga. Aku belum pernah bertemu dengannya dan aku tidak mengenal orang macam apa dia sebenarnya. Kembali lagi, aku hanya mengaguminya saat pertama kali melihat fotonya.
Kompetisi futsal pada hari ini sudah usai ditandai dengan adanya sesi foto antar tim dan sang pelatih. Setelah itu, kami berkemas untuk pulang ke rumah masing-masing.
"Terima kasih semuanya. Saya sangat bangga dengan kalian. Dan... ya... saya tidak bisa berkata apa-apa lagi." Pak Imam akhirnya berkata dengan nada terharu dan kerapkali berusaha untuk menampung air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya itu.
"Sama-sama, Pak. Kami juga bangga punya pelatih seperti Bapak," kata Risda mewakili kami.
Posisi kami saat ini dikerumuni oleh Bala Garuda. Kami juga sempat high-five dengan Bala Garuda yang sudah mendukung kami hingga ujung kemenangan.
"Makasih ya semuanya udah mau datang dan ngedukung kita," kataku kepada anak-anak Bala Garuda.
"Iya sama-sama, Lan. Apa si yang engga buat kamu." Wigan, teman sekelasku yang doyan ceplas-ceplos itu, berkata tanpa dosa di depan banyak orang.
"Eh apa tadi kamu bilang?" Ucap Bagas sambil menoyor kepala Wigan.
"Maksud...nya... itu... Apa si yang engga buat sekolah kita. Gitu, Gas. Ah elah kena lagi," sahut Wigan dengan terbata yang mengundang gelak tawa anak-anak yang lain.
"Lan, pulang?" tanya Bagas tiba-tiba.
"Yuk. Tungguin sebentar ya aku beberes dulu," pintaku kepada Bagas.
Bagas akhirnya berjalan menuju ke arah parkiran. Menungguku di dalam mobil.
"CIEEEEE MENANGGGG!!! SELAMAT YA, LAN," ucap Audrey yang menerkamku dari belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Virtual
Novela Juvenil🚧Wajib Follow Sebelum Baca🚧 Ilana, seorang cewe perfeksionis yang selalu berpikiran idealis, merubah pola pikirnya setelah diputuskan oleh Bagas (mantan kekasihnya sewaktu kelas 12). Lalu, kemudian ia bertemu dengan Kak Rangga di layar smartphone...