Dua orang terdekatku, Audrey dan Bagas, sudah menyarankanku untuk meninggalkan Kak Rangga. Setelah merenungi beberapa perlakuan yang diberikan Kak Rangga kepadaku, aku semakin setuju dengan mereka berdua.
Ilana : "Kak Rangga ngga mau bales chat-ku?"
Pesanku beberapa waktu yang lalu di atas sepertinya akan menjadi pesan terakhir. Pasalnya, selama ujian berlangsung, aku sama sekali tidak mengirimkan barang satu bar pesan-pun. Aku juga tidak mendapatkan pesan darinya. Ya meskipun setiap hari aku selalu memikirkannya.
Aku tidak mengada-ngada. Ketika malam datang, aku selalu ingin menghubungi Kak Rangga. Rasanya, aku tidak mau kehilangan kontak dengan orang itu. Aku benar-benar terobsesi dengan orang itu.
"Lan, udah siap belum?" tanya Kenzia.
"Udah."
"Oke. Kesananya jalan kaki aja gimana?" tawar Kenzia.
"Boleh. Aku ngga masalah, kok."
Hari Sabtu pagi ini, untuk pertama kalinya, aku dan Kenzia mengikuti kegiatan MAPALA IPB. Kami sepakat memutuskan untuk berjalan kaki menuju ke sekretariat, tempat kumpul kegiatan kali ini.
"Ngga ada yang ketinggalan kan, Ken?"
"Semoga engga deh, Lan."
"Oke. Mar, Tin, kita berangkat dulu ya. Kalian yang akur. Jangan berantem haha." Pesan Kenzia yang tidak beralasan.
"Iya iya. Kalian berdua berangkat gih. Nanti telat," ucap Maria menceramahi kami.
"Have fun, guys." Celetuk Fatin.
Aku dan Kenzia berjalan kaki menuju titik kumpul sekitar sepuluh menit.
"Itung-itung olahraga pagi ya, Ken," ucapku.
"Iya, Lan. Betul banget. Setelah ujian gini kan emang paling bener itu refreshing."
Aku menganggukkan kepala. Setuju dengan pernyataan Kenzia.
"Eh ngomong-ngomong, kira-kira yang daftar MAPALA IPB banyak ngga ya, Ken?"
"Kayanya si banyak, Lan. Soalnya di grup aja udah sampai 300an orang kan. Yang jadi anggota muda di grup itu paling cuma segelintir orang. Sisanya anggota biasa."
"Mantep."
"Denger denger nih ya, Lan. Disana banyak cogan juga, loh."
"Emang kenapa kalau banyak cogan?"
"Masa ngga paham si. Ini judulnya refreshing beneran. Ngeliat yang seger-seger."
"Apaan seger-seger? Sayuran?"
"Yeu bukan gitu. Ibarat kata, sekali mendayung, tiga ribu pulau terlampaui," ucap Kenzia sembari terkekeh.
Aku tertawa geli mendengar apa yang diucapkan oleh Kenzia barusan.
"Oke oke. Kita lihat saja nanti. Kamu pasti bakal percaya sama aku, Lan," ucap Kenzia tak mau kalah.
"Iya iya. Mari kita lihat nanti," kataku berusaha menyenangkan hati Kenzia.
Sepuluh menit kemudian kita sudah sampai di lokasi. Aku tidak menyangka anggota biasa MAPALA IPB akan sebanyak ini.
"Ken. Gila. Ini mah kebanyakan. Seratus orang ada kali ya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Virtual
Teen Fiction🚧Wajib Follow Sebelum Baca🚧 Ilana, seorang cewe perfeksionis yang selalu berpikiran idealis, merubah pola pikirnya setelah diputuskan oleh Bagas (mantan kekasihnya sewaktu kelas 12). Lalu, kemudian ia bertemu dengan Kak Rangga di layar smartphone...