Benturan Manis

9 0 0
                                    

Jam tangan yang menempel di tangan kananku menunjukkan tepat pukul tujuh. Ini artinya pertandingan akan segera dimulai. Kedua wasit yang bertugas juga sudah berada di dalam lapangan futsal. Siap memimpin pertandingan.

Aku yakin detak jantungku kini sudah melebihi batas normal dalam kisaran per menitnya. Ternyata sudah agak lama semenjak terakhir kali aku mengikuti pertandingan atau kompetisi bola seperti ini. Dan rasa gugup itu menyelimuti diriku, sama halnya dengan lapangan futsal yang diselimuti oleh para supporter.

Wasit dengan baju kuning menyala yang berdiri di tengah lapangan memberi isyarat kepada kedua tim untuk segera masuk ke lapangan futsal sesuai formasi. Tim SMA 1 Garuda berada di sebelah kanan dan tim SMK 1 Jagat Raya berada di sebelah kiri. Masing-masing dari kedua tim berdiri dengan menghadap para supporter. Posisi demikian membuat tekadku semakin tinggi untuk bisa memenangkan pertandingan ini.

Ketika formasi sudah rapi dengan kedua wasit yang berdiri diantara kedua tim, kami membuka pertandingan hari ini dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Aku memegang dada sebelah kiri menggunakan tangan kanan. Merasakan denyutan jantung yang sedang mendebar. Hening selama beberapa saat.

Dan ketika lagu Indonesia Raya selesai diputar, kami membungkukan badan, memberi hormat kepada semua yang akan mendukung kami. Juga memberi tanda bahwa kami akan bermain secara suportif.

"Kapten? Dari SMA 1 Garuda? SMK 1 Jagat Raya?" kata wasit berbaju kuning menyala itu memanggil kapten dari kedua tim sembari mengangkat tangannya.

Risda dan juga kapten dari tim lawan yang kulihat badannya lebih kekar daripada Risda itu mendekat ke arah wasit.

"Oke. Untuk SMA 1 Garuda pilih angka dan SMK 1 Jagat Raya pilih gambar. Deal?" tawar wasit itu kepada Risda dan kapten tim lawan.

Keduanya mengangguk. Sedangkan wasit melemparkan koin dan menangkapnya. Lantas ia memberi tahu bahwa koin yang terlihat adalah koin sisi angka.

"Oke. Kapten SMA 1 Garuda pilih gawang mana?"

"Sana." Jawab Risda pada area lapangan dimana banyak anggota dari tim SMA 1 Garuda berdiri, tepat dimana supporter kami berada.

"Oke. Tim SMK 1 Jagat Raya sebelah sana ya. Tendangan kick off dari SMK 1 Jagat Raya. Kalian siap?"

"Siap," ujar mereka berdua yang hampir terdengar di seluruh sudut tempat ini.

Kami menempati formasi masing-masing. Peluit yang daritadi sudah standby di mulut wasit itu berbunyi. Tendangan kick off akhirnya dibebaskan oleh kapten dari SMK 1 Jagat Raya.

"Nay," teriak Risda untuk pertama kalinya menendang bola di babak pertama. Naya menerima umpan bola itu dengan mulus dan membawanya ke gawang lawan. Sedangkan aku harus tetap berada di posisi untuk ikut menjaga gawang dengan kiper.

Babak pertama futsal bisa kubilang sangat menegangkan. Beberapa kali tim lawan berusaha memasukkan bola ke gawang kami.

(Sementara di tempat lain).

"Gas. Biasa aja dong ngeliatin Ilana nya. Mingkem napa mingkem," ucap Audrey yang mendapati Bagas sedang menatapku dari kejauhan.

"Ngga gitu, Drey. Itu Ilana daritadi nahan bola dari tendangan yang keras mulu dah. Apa ngga lebam tuh badan."

"Yaudah santai aja. Nanti juga kalo sakit dia minta ganti. Ya kan?"

Sementara Bagas hanya terdiam.

Obsesi VirtualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang