Part 26

18 2 0
                                    

"kembalikan handphoneku" ujar Nasya sambil mencoba meraih handphonenya yang dipegang oleh Arga, tetapi Arga malah menjauhkan handphone tersebut dari Nasya.

Nasya marah dan berteriak, "hei...!"

"aku tidak akan mengembalikannya, dokter bilang kau tidak boleh stres, jadi kau tidak boleh terlalu banyak pikiran" ujar Arga.

"ini urusanku, ini bukan urusanmu, lagi pula untuk apa kau peduli padaku?, kembalikan handphoneku" ujar Nasya sambil meraih handphonenya.

Arga kembali menjauhkan handphone Nasya dari Nasya, lalu Arga mengangkat handphone Nasya keatas kepalanya, Nasya berusaha meraihnya.

Arga melangkah mungdur dengan Nasya yang terus mendekat dan berusaha meraih handphonenya, sampai akhirnya Arga sampai ketepi atap sekolah dan bersandar dipagar atap sekolahnya.

Nasya memegang pagar tersebut memojokan Arga dengan tangan satunya berusaha meraih handphonenya, pada saat yang sama ada yang memotret kejadian tersebut.

Arga membelalakkan matanya melihat Nasya dengan jarak yang sangat dekat, mereka saling bertatapan, setelah Nasya menyadarinya, Nasya langsung memegang tangan Arga yang membawa handphonenya dan mengambilnya.

Setelah itu Nasya menutup telfon tersebut dan pergi dari sana, sedangkan Arga masih terdiam mencoba untuk menelaah yang baru saja terjadi, lalu pergi menyusul Nasya.

Nasya berjalan secepat mungkin dengan Arga yang mengikutinya dari belakang, tak sengaja pria yang ia lihat tadi, melihat kearah Nasya dan Arga.

Tiba tiba langkahnya terhenti dan melihat kearah pria tersebut yang sedang menatapnya, pria tersebut pun melanjutkan perjalanannya.

Arga menghampiri Nasya dan bertanya, "ada apa?"

Nasya terdiam, tiba tiba mata kiri Nasya berubah warna menjadi abu abu, Nasya memegang matanya merintih kesakitan, Nasya terduduk dilantai, Arga yang berada didekatnya pun cemas sekaligus bingung, beberapa orang pun mengerubungi Nasya.

Nasya merintih kesakitan sambil memegang mata kirinya, Nasya melihat sebuah buku dan kalung tua yang aneh, kabut hitam mengelilingi kedua benda tersebut.

Seorang pria yang mengambil benda tersebut, kedua mata orang tersebut terlihat sangat aneh, Nasya yang masih merintih kesakitan langsung pingsan.

Pria tadi yang belum jauh dari sana berbalik, pria tersebut melihat kerumunan yang mengerubungi Nasya, pria tersebut tidak melihat Nasya, kemudian pria tersebut melanjutkan perjalanannya.

Arga pun mengangkat tubuh Nasya dan membaringkan tubuh Nasya diranjang UKS di sekolah, Clarissa, Salsa, dan Flora datang untuk melihat keadaan Nasya.

Disisi lain pria tadi pergi keruangan kepala sekolah, kepala sekolah pun menyambutnya, dan membantunya untuk duduk.

"akhirnya anda datang juga, saya sudah sangat lama menunggu kedatangan anda, terimakasih telah meluangkan waktu anda untuk berkunjung kesekolah kami" ujar kepala sekolah.

"terimakasih, kalau begitu saya ingin bertemu murid murid yang kau bicarakan" ujar pria tersebut.

"tentu, mari saya antar" ujar kepala sekolah.

Kepala sekolah mengantar pria tersebut keruangan beladiri dengan para murid disana sadang berlatih, setelah para murid tersebut mengetahui kedatangan kepala sekolah, mereka berhenti berlatih dan menundukkan badan sembilan puluh derjat kearah kepala sekolah.

"lanjutka latihan kalian" ujar pak kepala sekolah, mereka pun melanjutkan latihan mereka.

"bagaimana, apa anda menyetujui kesepakatan kita?" tanya pak kepala sekolah.

Pria tersebut merenung untuk sementara waktu dan menjawab, "aku akan memikirkannya lagi, tunggu saja keputusanku!"

Pria tersebut pergi dari sana, saat pria tersebut berjalan melewati UKS, ia sempat menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Nasya yang terbaring di UKS dari jendela UKS.

Setelah pria tersebut pergi dari sana, Nasya yang masih terbaring diranjang UKS, dengan Arga, Clarissa, Salsa, dan Flora yang sedang menunggunya bangun, Arga duduk didekat Nasya dan terus menunggu Nasya bangun.

Nasya melihat pria yang ia lihat tadi dengan matanya yang aneh, pria tersebut membawa kalung kuno dan buku aneh yang dilihatnya tadi disaat matanya sakit.

Nasya lansung terbangun dan duduk diranjang UKS dengan napas terengah engah, Arga yang melihat itu langsung bertanya, "ada apa?"

Nasya hanya diam dengan napasnya yang masih terengah engah dan berkata, "pria tadi"

"apa?" ujar Arga terkejut.

Nasya langsung beranjak dari ranjang UKS dan berlari mencari pria tersebut, Nasya berlari mencari pria tersebut keseluruh tempat, tapi tidak menemukannya, Nasya yang sudah lelah berlari mencari pria tersebut pun berhenti berlari dengan napasnya yang terengah engah.

Tak lama kemudia Arga, Clarissa, Salsa, dan Flora datang menghampiri Nasya dengan napas terengah engah karena telah berlari mengejar Nasya.

"ada apa Nasya?" tanya Salsa dengan napasnya yang masih terengah engah.

"tidak ada apa apa, lupaka saja" ujar Nasya, lalu berjalan pergi dari sana.

Mereka pun menyusul Nasya pergi dari sana kecuali Arga, Arga melangkah menuju pagar atap sekolah dan melihat pria tersebut berjalan pergi dari sana.

Arga hanya diam, Arga tidak memberitahukan hal tersebut kepada Nasya, dikarenakan Arga yang tidak tau apa apa, dan dia juga tidak mau membuat Nasya stres.

*****
Sepulang sekolah Arga menunggu Nasya didepan pintu gerbang dengan motornya.

"ayo, kita pulang bersama" ujar Arga.

"untuk apa?, aku bisa naik taksi dan pulang sendiri" ujar Nasya.

"kepala mu tadi sakit, sampai membuat mu pingsan"ujar Arga.

Nasya mendesus kesal dan menjawab, "bukan kepala ku yang sakit tadi"

"apa?, lalu apa yang sakit tadi?" tanya Arga.

"mataku" jawab Nasya, lalu langsung berjalan pergi dari sana.

Pada saat yang sama, pria tadi melihat Nasya dan Arga dari balik gedung, pria tersebut pun pergi dari sana.

Sesampainya dirumah Nasya langsung berjalan pergi kekamarnya, dengan Arga yang terus memanggil namanya sambil berjalan cepat dibelakangnya, setelah Nasya masuk kekamarnya, Nasya langsung menutup pintu kamarnya, membuat Arga menghentikan langkahnya.

Arga mengetuk pintu kamar Nasya dan berkata, "hei, buka pintunya, ada yang ingin kutanyakan padamu"

Nasya mengendorkan dasi yang melingkar dilehernya dan menjawab, "pergilah"

Arga terus saja mengetuk pintu kamar Nasya, membuat Nasya marah, Nasya pun beranjak dari duduknya dan membukakan pintu.

Nasya menatap tajam Arga, lalu melepaskan satu kancing bajunya bagian atas, Arga yang melihat itu membelalakkan matanya.

"kenapa, kau membuka kancing bajumu?" tanya Arga gugup.

"kau yang membuatku melakukan ini, kau membuatku gerah, bisakah kau pergi" jawab Nasya, lalu melangkah kembali masuk kamar.

"tunggu dulu" ujar Arga.

Nasya pun menghentikan langkahnya dan berbalik, perlahan lahan melangkah kearah Arga dengan Arga yang melangkah mundur sambil berkata, "jangan menggangguku, jangan ikut campur urusanku, jangan mengusik hidupku!"

Arga sudah terpojok didinding, Nasya hanya diam sambil melihat kearah Arga, Nasya langsung meletakkan tangannya didindin, hal tersebut membuat Arga terkejut.

"jika kau melanggarnya, kau akan tau akibatnya!" ujar Nasya, lalu kembali berjalan masuk kekamarnya dan menutup pintu kamarnya.

My friend ghost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang