Saat batu besar tersebut hampir mengenai Nasya, batu tersebut tiba tiba terpental, Nasya pun membuka matanya, perlahan lahan Fira menampak kan diri berdiri didepan Nasya.
Hal tersebut membuat orang tersebut terkejut melihatnya termasuk gurunya sendiri, Fira pun bertanya, "kau tidak apa apa?"
"aku tidak apa apa, terimakasih" jawab Nasya.
Nasya pun bangkit dari duduknya dan berkata, "biarkan saja, aku yang akan mengurus mereka!"
Nasya pun kembali mengambil ancang ancang untuk menyerang mereka, mata kiri Nasya berubah menjadi abu abu dan kemudian menyerang mereka.
Saat semua orang tersebut berhasil dikalahkan, Nasya pun menghampiri salah satu dari orang tersebut, dan membuka kerudung yang menutupi wajah orang tersebut, Nasya terkejut melihat mata orang tersebut yang berwarna abu abu, begitu juga orang tersebut yang melihat mata kiri Nasya yang berwarna abu abu.
Nasya mengendarai motornya dengan membonceng gurunya yang ada dibelakangnya, sesampainya ditempat tinggal Nasya, bersama teman temannya, Nasya melepas helmnya sedangkan gurunya lebih dulu turun dari motornya.
Setelah Nasya turun dari motornya pun Nasya berkata, "apa guru tidak perlu diantar, agar aku bisa melindungi guru?" tanya Nasya.
"tidak perlu, aku bisa menjaga diri ku sendiri" jawab guru tersebut.
Nasya tersenyum menahan tawa kemudian berkata, "ya, kau benar, kau bahkan bisa terbang dan sampai disana dalam waktu singkat"
"aku mengerti sekarang, mata mu seperti kalung ini kan, seperti segerombolan orang yang memakai kaca mata, sama seperti mu" ujar Nasya.
Guru tersebut hanya diam, kemudian langsung melangkah pergi dari sana, Nasya yang melihat gurunya berjalan pergi dari sana pun melambaikan tangannya sambil berteriak, "hai, hati hati dijalan guru"
"jaga diri guru, dan ada banyak hal masih ingin ku tanyakan kepada guru, aku akan kesana lain kali" teriak Nasya sambil terus melambaikan tangannya.
Nasya pun masuk ketempat tinggalnya bersama teman temannya, setelah Nasya mandi, Nasya membaringkan tubuhnya diranjang, Clarissa, Salsa, dan Flora pun mendekati Nasya.
"Nasya, apakah kau punya waktu untuk menceritakannya pada kami?" tanya Clarissa.
"teman teman, aku sedang lelah, lain kali saja" jawab Nasya.
"baiklah" ujar Salsa, mereka cemberut sambil kembali duduk dilantai dan sedang menyibuk kan diri mereka sendiri.
Nasya yang melihat teman temannya cemberut pun duduk diranjangnya, menghembuskan napas, kemudian bertanya, "kalian ingin mengdengar kan cerita apa dari ku?"
Pandangan mereka pun tertuju pada Nasya, Nasya pun duduk bersama mereka, lalu kembali bertanya, "apa yang ingin kalian dengarkan dari ku?, aku bingung harus cerita dari mana"
"baiklah, ceritakan tentang teman mu, yang bernama Fira itu" jawab Salsa.
"saat aku berjalan sendirian, saat itu jalanan sedang sangat sepi, lalu ada segerombolan pria yang mengejar ku" ujar Nasya.
"siapa segerombolan pria itu?, apakah pria itu adalah, orang yang mengganggu mu, dan memanggil mu sayang hari itu?" tanya Clarissa.
"ya, aku muak mendengarnya memanggil ku sayang, sungguh menjengkelkan" jawab Nasya.
"ayo lanjutkan ceritanya" ujar Flora.
Nasya pun melanjutkan ceritanya, "saat aku mencoba melarikan diri, aku malah terjebak, saat mereka mencoba melecehkan ku, aku duduk dijalan itu sambil menutup mata ku, saat aku menutup mata ku aku mendengar para pria tersebut menjerit kesakitan, saat aku membuka mata ku, aku melihat Fira"
"aku hampir tidak percaya hal itu, aku pun langsung berdiri dan memeluk erat Fira sambil menangis karena aku sangat takut pada saat itu" ujar Nasya.
"lalu, bagaimana selanjutnya?" tanya Clarissa.
"selanjutnya, adik ku bilang, dia melihat Fira setiap malam duduk diranjang kamar ku, saat aku tidur, malam harinya aku pun mencoba memanggilnya..." jawab Nasya.
"hai, perlihatkanlah wujud mu, banyak yang ingin ku tanyakan pada mu" ujar Nasya.
Secara tiba tiba Fira datang tepat dihadapan Nasya, membuat Nasya berjalan mundur terkejut, saat Fira perlahan lahan mendekati Nasya, Nasya ketakutan.
Kemudian Nasya berkata dengan wajah ketakutan sambil mengarahkan tangannya kearah Fira, "berhenti disitu"
Fira pun diam ditempat, Nasya kembali berkata, "duduk saja disana"
Fira pun perlahan lahan menghilang dan mulai terlihat kembali duduk disebuah meja belajar Nasya, Nasya pun duduk diranjang kamarnya.
"siapa nama mu?" tanya Nasya dengan nada takut.
Fira menjawab dengan suara khas hantunya, "Fira"
"lalu, kalian menjadi teman?" tanya Salsa.
"ya, begitu lah" jawab Nasya.
"jika ada yang kalian tanyakan lagi, besok besok saja, aku lelah" ujar Nasya.
*****
Keesokan harinya Nasya pergi kesekolah menaiki motornya sendiri, sesampainya disekolah Nasya langsung pergi kekelas, setelah Nasya meletak kan tasnya dikursinya, Nasya langsung berjalan pergi keatab.Nasya berdiri diatab dengan tubuhnya yang bersandar pada pagar atab sekolah, Nasya mengingat kejadian kemarin disaat Nasya pergi menemui gurunya.
Hal tersebut membuat banyak pertanyaan yang muncul dalam benaknya, "siapa orang itu?, ada masalah apa antara segerombolan orang itu?, kenapa aku merasa ada yang aneh?"
Pertanyaan yang ada dibenaknya itu membuatnya merenung untuk sementara waktu, saat Nasya melihat kedatangan Arga dari atab sekolah, Nasya pun bertanya dalam hati, "kenapa kemarin dia tidak datang untuk latihan?"
Nasya pun pergi untuk menghampiri Arga, saat Arga berjalan didepan Nasya yang baru saja datang dari atab, Nasya pun memanggil namanya, "Arga"
Arga pun menghentikan langkahnya dan berbalik, Nasya pun menghampiri Arga dan bertanya, "kenapa kau tidak datang untuk latihan kemarin?"
"tidak ada apa apa" jawab Arga dengan ragu.
Nasya pun menatap Arga dengan tatapan tak percaya, Nasya pun menjawab, "baiklah, terserah kau saja, ada yang ingin ku sampai kan"
"menyampaikan apa?" tanya Arga.
"beberapa hari lagi, lomba akan dilangsung kan, jadi kita harus serius berlatih" jawab Nasya.
"baiklah" jawab Arga mengangguk.
Saat Nasya mau pergi dari sana, Arga langsung memegang tangan Nasya, membuat Nasya menghentikan langkahnya, Nasya pun melihat kearah Arga.
"apa, kau marah pada ku?" tanya Arga.
"apa?, tidak, aku tidak marah pada mu, seharusnya, aku yang meminta maaf, aku sudah berkata kasar pada mu" ujar Nasya.
"maaf" ujar Nasya, Nasya pun pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My friend ghost [END]
FantasySeorang wanita yang bernama Nasya memiliki kelebihan bisa melihat yang tak kasab mata, Nasya selalu berpindah pindah sekolah karena urusan pekerjaan ayahnya, oleh karena itu Nasya memilih untuk tidak pernah berteman, karena Nasya sudah pernah berpis...