Part 44

11 1 0
                                    

"sudah ku katakan sebelumnya, jika kalian tidak bisa menerima ku apa adanya sebagai teman kalian, maka lebih baik kita tidak perlu berteman" ujar Nasya dengan wajah dingin dan memalingkan wajahnya.

Saat Nasya mau melajukan motornya, Salsa pun berkata, "iya kami tau sekarang kami minta maaf"

Nasya hanya diam sambil memalingkan wajahnya, Flora pun memegang tangan Nasya dan berkata, "ku mohon Nasya, maaf kan kami, demi aku"

Nasya pun melihat kearah wajah Flora dengan tatapan datar, Nasya pun melepaskan tangan Flora dari tangannya dengan kasar.

"kalian bah kan tak mengetahui bahwa aku sedang lelah, kalian bahkan tidak peduli, perlu kalian tau satu hal, aku tidak butuh teman seperti kalian" ujar Nasya dengan wajah tak bersalah.

Nasya pun menyalakan motornya dan melaju pergi dari sana meninggalkan mereka, sedangkan Arga hanya melihat mereka dari kaca mobilnya.

Clarissa, Salsa, Flora dan Nasya sedang berlatih dan didampingi oleh guru profesional tersebut, setelah mereka selesai latihan Nasya langsung duduk dikursi panjang yang ada disana dan meneguk minuman yang ia bawa.

"dimana Arga?, kenapa dia belum datang?" tanya guru profesional tersebut.

"entahlah, mungkin dia lelah" ujar Nasya sambil meneguk minumannya lagi.

Disisi lain Arga sedang membaringkan tubuhnya dengan posisi tengkurap diranjang kamarnya sambil melamun memikirkan tingkah Nasya kepada Clarissa, Salsa, dan Flora.

Kemudian Arga tidur terlentang dan bertanya tanya, "apakah, dia akan memaaf kan ku atas perkataan ku?"

Nasya menaiki motornya, saat Nasya mau pergi dari sana, mereka memegang motor Nasya dari samping kiri dan kanan dan berkata, "kami minta maaf, ku mohon maaf kan kami"

Nasya menjawab dengan wajah datar, "aku sudah memaaf kan kalian, lagi pula itu hanya masalah kecil, tidak perlu diperbesar"

Nasya memakai helmnya dan menyalakan motornya, sebelum Nasya pergi mereka kembali bertanya, "apa kau akan langsung pulang?"

"tidak, aku akan pergi kesuatu tempat, aku punya urusan penting" jawab Nasya, kemudian pergi dari sana meninggalkan mereka bertiga.

Nasya berjalan disebuah hutan untuk mencari gurunya, Nasya terus berteriak memanggil manggil gurunya tersebut, "guru, guru dimana?"

Nasya terus berjalan sampai kesebuah tempatnya berlatih, mata Nasya terus mencari keberadaan gurunya tersebut, setelah sudah cukup lama Nasya mencari keberadaan gurunya.

Nasya kembali ketempat latihannya bersama gurunya sebelumnya, Nasya duduk disebuah batu yang cukup besar dan bersandar pada pohon besar yang ada disampingnya.

Nasya duduk bersandar pada pohon tersebut dengan wajah lelahnya, Nasya melihat sekeliling pandangannya terhenti saat melihat sebuah gua yang ditutupi lumut dan tumbuhan.

Nasya pun berdiri dari duduknya dan memasuki gua tersebut, Nasya membuka dedaunan yang menutupi lubang pintu gua tersebut, Nasya pun masuk kedalam gua tersebut.

Setelah Nasya masuk kedalam gua tersebut, disana terdapat pemandangan yang sangat indah, terdapat gubuk kecil disamping sebuah sungai dengan air yang mengalir tenang.

Nasya terlihat terpukau mengagumi keindahan tempat tersebut, Nasya terdiam mendengar suara langkah jejak kaki semakin dekat, Nasya pun segera sembunyi dibalik pohon besar yang ada disana.

Beberapa orang yang memakai jubah hitam yang menutupi wajah mereka datang dan menghampiri sebuah gubuk kecil tersebut, saat mereka melangkah hampir masuk kedalam gubuk tersebut terdengar suara yang membuat mereka menghentikan langkahnya, "berhenti!"

Segerombolan orang datang dengan memakai pakaian hitam seperti gurunya dan kaca mata hitam, salah satu dari mereka pun berkata, "untuk apa kalian kesini!"

"sudah jelas bukan!, kami datang untuk mengambil kalung itu darinya, auranya terasa disini" jawab segerombolan orang berjubah hitam.

"pergilah, kami tidak akan membiarkan kalian melakukannya!" ujar segerombolan orang yang memakai pakaian hitam.

"baiklah, aku ingin lihat, bagaimana kalian menghalangi kami melakukannya!" ujar segerombolan orang yang memakai jubah hitam.

Salah satu dari segerombolan orang yang memakai kaca mata hitam tersebut melepaskan kaca matanya, mata orang tersebut terlihat seperti mata aneh yang pernah ia lihat sebelumnya, Nasya terkejut melihat hal tersebut.

Terjadilah pertarungan antara segerombolan orang yang memakai kaca mata hitam dan segerombolan orang yang memakai jubah, Nasya mengintip dari balik pohon tersebut.

Tiba tiba ada seseorang yang membungkam mulut Nasya dan menarik tangannya, membawanya kebalik batu besar yang ada disana.

Ternyata orang tersebut adalah gurunya, setelah gurunya melepaskan tangan Nasya dan melepaskan tangannya yang menutupi mulut Nasya pun bertanya, "kenapa kau kesini?"

"kau harus pergi dari sini, ayo ikut aku" ujar gurunya tersebut sambil menarik tangan Nasya berlari pergi dari sana.

Tak sengaja salah satu dari segerombolan berjubah dan berkaca mata melihat mereka berdua, salah satu dari segerombolan berjubah tersebut terlihat terkejut dan berkata, "mungkin kah itu. semuanya ayo kita cegah mereka pergi!"

Mereka pun mengejar Nasya dan gurunya, segerombolan orang yang memakai kaca mata hitam pun menghalangi mereka, guru Nasya terus berlari sambil menggenggam tangan Nasya, mereka pun keluar dari gua tersebut.

Nasya dan gurunya terus berlari menghindari mereka, segerombolan yang memakai jubah hitam juga terus mengejar Nasya dan gurunya, sedangkan segerombolan orang yang memakai kaca mata hitam terus menghalangi segerombolan orang yang memakai jubah hitam mendekati Nasya dan gurunya.

Nasya langsung manaiki motornya dan memakai helmnya, Nasya pun berkata kepada gurunya, "ayo cepat naik guru"

Guru Nasya pun duduk dibagian belakang motor Nasya, Nasya pun menyalakan motornya dan melajukan motornya, setelah Nasya dan gurunya sudah cukup jauh, beberapa orang yang memakai jubah melayang mengejar Nasya.

Nasya pun menambah kecepatan laju motornya, sayangnya tak berselang lama bahan bakar motor Nasya hampir habis, Nasya pun berkata, "sial"

Nasya pun mengurangi kecepatan laju motornya, saat salah satu orang yang mengejarnya berada tepat dibelakang motornya, Nasya berkata kepada gurunya, "pegangan!"

Nasya pun mengerem sepeda motornya secara tiba tiba hingga membuat ban bagian belakang motornya terangkat, Nasya pun langsung memutar motornya tersebut sehingga membuat orang yang berada dibelakang motornya terkena ban motor Nasya dan terjatuh.

Nasya pun menghentikan motornya dan turun dari motornya begitu juga gurunya, sebelum Nasya menghampiri orang tersebut, beberapa orang yang lainnya pun berdiri didepan orang tersebut, orang tersebut merintih kesakitan sambil berusaha untuk bengkit.

Nasya pun mengambil ancang ancang untuk bertarung dengan kepalanya yang masih mengenakan helm, beberapa orang tersebut pun mulai menyerang Nasya, Nasya melawan mereka.

Saat Nasya lengah salah satu orang tersebut memukul dada Nasya hingga membuatnya terpental cukup jauh, Nasya merintih kesakitan sambil berusaha untuk duduk.

Salah satu dari orang tersebut pun mengarahkan tangannya kearah batu besar yang ada disana, dan membuatnya terlempar kearah Nasya, Nasya pun memejamkan matanya dan menutupi wajahnya menggunakan tangannya.

My friend ghost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang