Part 15

28 4 0
                                        

"kau tinggal sendiri?"tanya Nasya.

"tidak, ibu dan ayah ku, bekerja di luar negeri"jawab Dava.

"apakah ayah dan ibu mu tidak mengetahui bahwa kau dipenjara?" tanya Nasya.

"tidak, aku tidak mau merepot kan mereka, dan membuat mereka khawatir" jawab Dava sambil menyalakan handphonenya, Nasya berkata dalam hati, "sepertinya, aku memberikan barang barang adiknya setelah kasus ini terpecahkan dan sudah terbukti saja"

"ini dia, rekamannya"ujar Dava.

Nasya mendengar suara seorang wanita yang sedang dipukul dan dianiaya.

"aku khawatir padanya, aku mencoba melacak keberadaan adik ku, setelah aku sampai dihotel itu, sudah terlambat, adik ku sudah ditemukan tak bernyawa"ujar Dava sambil menahan air matanya keluar.

"aku tau rasanya kehilangan seseorang yang paling kita sayangi" ujar Nasya.

"tidak ada gunanya menangisinya, semuanya sudah terjadi, yang perlu kita lakukan hanyalah, menegak kan keadilan dan mencari bukti yang kuat" ujar Nasya.

"aku sudah mengumpulkan beberapa bukti, tapi kurasa, itu belum cukup, aku juga memiliki dugaan, pelaku akan melakukannya lagi kepada orang lain, bukan hanya adik mu yang menjadi korbannya, banyak orang yang menjadi korban si pelaku penganiayaan"ujar Nasya.

"jadi, sekarang kita harus apa?"tanya Dava.

"kita harus mencari tau, korban berikutnya dari si pelaku"ujar Nasya.

"tapi bagaimana caranya?"tanya Dava.

"aku sudah memiliki tersangka, aku akan mengawasinya, kau bisa mengawasinya saat dia diluar hotel, karena aku tau, jika didalam hotel, kau pasti tidak diizinkan masuk" jawab Naysa.

"baiklah, kita sudah sepakat, jika ada sesuatu, kita harus saling mengabari" ujar Dava.

"sekarang aku minta nomor mu, agar kita bisa berkomunikasi, dan kita bisa membagi setiap bukti yang kita punya lewat nomor itu" ujar Nasya, Nasya pun menyimpan nomor Dava.

*****
Keesokan harinya sepulang sekolah Nasya mengganti bajunya, lalu pergi ketempat itu lagi, tetapi saat Nasya mau kesana, Nasya melihat si pelaku memasuki ruangan tersebut, Nasya pun segera bersembunyi dan segera masuk kekamarnya, lalu membuka laptopnya dan melihat rekama CCTV yang ia pasang.

Si pelaku membereskan tempat tersebut sendiri, tanpa bantuan siapa pun dan tanpa diketahui siapa pun, untunglah Nasya sudah mengambil semua bukti yang ada, jadi si pelaku tidak mengambilnya, Nasya mengeluar kan handphonenya dan mengirim pesan kepada Dava untuk bertemu, Nasya masih memperhatikan tingkah si pelaku, sampai akhirnya si pelaku pergi dari sana, Nasya pun bersiap untuk pergi menemui Dava.

Nasya dan Dava sedang duduk semeja disebuah kafe.

"aku telah memasang CCTV ditempat adik mu dianiaya, aku melihat remana tersebut, disana si pelaku hanya membersihkan tempat itu sendiri, tanpa bantuan siapa pun dan tanpa sepengetahuan siapa pun, aku menduga, bahwa si pelaku telah menemukan korban berikutnya, untung saja aku sudah mengambil semua bukti yang ada disana" ujar Nasya.

"jadi kau sudah memiliki banyak bukti?"tanya Dava.

"ya, aku berpikir akan menunjuk kannya setelah kasus ini selesai" jawab Nasya.

"lalu sekarang kita harus apa?"tanya Dava.

"kita harus mencari tau, siapa korban selanjutnya si pelaku, kita harus terus mengawasinya"jawab Nasya.

Lalu Dava berkata, "jadi sekarang, kau harus memperlihatkan bukti yang kau dapat kan, kita kan sudah sepakat"

"iya baiklah"ujar Nasya sambil mengeluarkan laptopnya, lalu menunjukan rekaman video.

"ini rekaman Video yang aku dapat kan dari handphone yang kutemukan, kurasa itu adalah handphone adik mu, aku juga membawa handphonenya, handphonenya sudah rusak, aku segera mengamankan bukti yang ada dihandphone ini"ujar Nasya sambil mengeluarkan handphone yang ia temukan dan memberikannya pada Dava.

"ini, handphone adik ku"ujar Dava.

Lalu Dava segera membuka rekaman Video tersebut, Dava mengepalkan tangannya marah.

"tenanglah, kita tidak bisa memberikan rekaman ini, karena wajah si pelaku tidak terlalu jelas"ujar Nasya.

"baiklah, ku rasa, kau juga ingin tau, kata kata terakhir adik mu'kan" ujar Nasya, lalu Nasya membuka rekaman suara yang ia temukan, Dava meneteskan air mata setelah mendengar kata terakhir adiknya tersebut dari rekaman suara tersebut, Nasya memegang tangan Dava dan berkata, "sudah pernah ku bilang kan, tidak ada gunanya menangisinya"

Pada saat yang sama, Arga melihat kejadian tersebut, Dava pergi duluan dari sana, kemudian Nasya berjalan keluar kafe, Arga menghampirinya.

"siapa pria tadi?"tanya Arga.

"memangnya kenapa?, itu bukan urusan mu, lagi pula, aku tidak perlu memberi tau mu tentang semua hal" jawab Nasya.

Saat Nasya mau pergi dari sana, Arga menarik tangannya dan memojokannya.

"katakan, siapa pria tadi?" ujar Arga dengan nada tinggi.

Dari belakang ada yang memegang bahu Arga dan memukulnya setelah Arga berbalik, ternyata itu adalah Dava, Nasya terkejut, saat Dava mau memukuli Arga, Nasya pun menghenti kannya dengan berdiri menghadap Dava dan membelakangi Arga.

"ayo kita pergi"ujar Dava, lalu menarik tangan Nasya.

*****
Keesokan harinya seperti biasa Nasya bangun pagi dan bersiap siap siap pergi sekolah, Nasya pergi kesekolah menaiki motornya.

Sesampainya disekolah Nasya langsung pergi kekelas, sesampainya dikelas Nasya langsung duduk ditempat duduknya tanpa mempedulikan Arga.

Arga menghampiri Nasya dan berkata, "aku ingin bicara dengan mu" Arga menarik tangan Nasya dan membawanya kegudang, lalu menutup pintu gudang tersebut.

Arga memojokan Nasya dan bertanya, "katakan pada ku, siapa pria yang bersama mu kemarin?"

Nasya melepaskan tangan Arga dari bahunya dengak kasar, lalu menjawab, "sudah kukatakan, ini bukan urusan mu!"

Saat Nasya mau keluar gudang, Arga langsung menarik tangan Nasya dan kembali memojokkannya, Arga kembali bertanya, "aku tanya sekali lagi, katakan pada ku, siapa pria yang bersama mu kemarin?"

Nasya menatap mata Arga dan menjawab, "baiklah, akan kukatakan, pria kemarin adalah kakak dari korban, kau pikir apa, kau pikir dia pacarku, atau apa?" jawab Nasya, Nasya keluar dari gudang dan kembali kekelas.

Sepulang sekolah Arga menghampiri Nasya.
"kau mau kemana setelah ini?"tanya Arga.

"aku mau kembali kehotel" jawab Nasya.

"apa aku boleh ikut?" tanya Arga, Nasya menghela napas dan menjawab sambil menaiki motornya, "terserah kau saja" Arga pun mengikuti motor Nasya dari belakang.

Sesampainya dihotel, Nasya langsung pergi kekamarnya untuk mengganti baju, sedangkan Arga menunggu Nasya didepan pintu hotel, pada saat yang sama si pelaku melihat Arga, kemudian menghampiri Arga.

"Arga, kau disini,apa ada masalah?" tanya si pelaku, Nasya keluar hotel setelah mengganti bajunya, Nasya yang melihat mereka pun berjalan menghampiri mereka berdua.

"sebenarnya, saya menunggu teman saya"jawab Arga.

My friend ghost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang