Part 23

18 3 0
                                    

"hei, jangan ganggu mereka, atau kalian akan mati di tanganku!" ujar Nasya.

"ternyata iblis dalam dirimu masih ada, aku pikir setelah kau pergi dari sini, iblis dalam dirimu telah hilang, ternyata yang ku pikirkan salah" ujar salah satu pria tersebut.

"tapi, bukan berarti kami akan tetap takut denganmu!" ujar pria tersebut.

Para pria tersebut pun menyerang mereka, Nasya berusaha mengalahkan mereka dan melindungi teman temannya meskipun Nasya sendiri berada dalam pengaruh alkohol.

Setelah mereka semua terkapar dan dikalahkan oleh Nasya, Nasya pun melihat kearah wanita tersebut, Arga dan yang lainnya , Nasya berkata, "pergilah, kalian tidak perlu khawatir padaku, kalian tidak perlu mencariku"

Nasya melangkah pergi dari sana, wanita tersebut langsung berdiri, memegang tangan Nasya dan berkata, "jangan pergi"

Nasya langsung melepaskan tangan wanita tersebut dari tangannya dengan kasar kemudian menjawab, "pergilah, sudah ku bilang jangan khawatir padaku"

Nasya pun pergi dari sana, saat mereka mau mengejar Nasya, para wanita yang lainnya datang dan melihat segerombolan pria yang terkapar pingsan.

"ada apa ini?" tanya salah satu wanita tersebut.

Saat wanita tersebut mau menunjuk kearah Nasya, Nasya sudah pergi dari sana, wanita tersebut pun kembali panik, mereka pun kembali mencari keberadaan Nasya.

Wanita tersebut menghentikan motornya disebuah hutan yang diterangi cahaya bulan.

Wanita tersebut berjalan kedalam hutan dan diikuti oleh Arga dan yang lainnya, setelah sudah cukup lama mereka berjalan dihutan tersebut, akhirnya mereka melihat Nasya yang sedang memukuli sebuah pohon yang sangat besar dengan luka disekujur tubuhnya, luka lebam, luka gores bahkan luka karena benda tajam.

Arga dan yang lainnya tekejut melihat keadaan Nasya yang penuh luka, dan yang sedang dilakukan Nasya, perasaan terkejut dan bingung bercampur aduk dipikiran mereka.

Wanita tersebut langsung menghampiri Nasya dan berdiri didepan Nasya, saat Nasya mau melayangkan pukulan, Nasya langsung menghentikannya tepat disaat tangannya hampir mengenai kepala wanita tersebut.

"ku mohon, hentika ini" ujar wanita tersebut.

Nasya langsung menarik baju dibagian dada wanita tersebut, mendorongnya dan memojokannya dipohon yang besar tersebut.

"sudah ku bilang kan, jangan khawatir padaku, tidak perlu mencari ku!" teriak Nasya.

Saat Nasya mau memukul wanita tersebut, Arga menghalanginya menggunakan tangannya.

Arga menarik tangan Nasya dan berhadapan dengannya, Nasya langsung melepaskan tangan Arga dari tangannya dengan kasar kemudian melangkah pergi dari sana.

Saat Nasya melangkah pergi dari sana, Nasya merasakan sakit kepala, pandangannya menjadi buram, dan akhirnya Nasya pun pingsan, sebelum tubuh Nasya jatuh direrumputan, Arga langsung menangkap tubuhnya dan mencoba membangunkannya.

Nasya terbaring diranjang disebuah ruangan, Nasya membuka matanya perlahan lahan, disana luka Nasya telah diobati, saat Nasya mau duduk Arga datang dan mencegahnya untuk duduk.

"jangan banyak bergerak, lukamu masih belum sembuh" ujar Arga.

Nasya tidak mendengarkan perkataan Arga, tak lama kemudian ibu dan ayah Nasya datang, ibu dan ayahnya pun langsung menghampiri Nasya dan bertanya terus menerus khawatir, "kau baik baik saja?, apa yang terjadi?, kenapa kau melakukan ini?"

Nasya mengalihkan pandangannya kearah Arga dan bertanya, "apa kau yang memanggil mereka?"

"mereka menelfon, jadi aku memberi taukannya" jawab Arga.

Nasya mendesus kesal sedangkan ayah dan ibu Nasya terlihat cemas dan khawatir padanya.

Setelah Nasya sendirian diruangan tersebut, Nasya langsung beranjak dari ranjangnya, tiba tiba Arga membuka pintu, Arga yang melihat Nasya yang berusaha untuk berdiri pun membantunya.

"kau mau kemana?, sebaiknya kau istirahat dulu" ujar Arga.

"lepaskan aku!" ujar Nasya sambil mendorong Arga hingga jatuh.

Nasya melangkah menuju pintu ruangan tersebut, sebelum Nasya membuka pintu tersebut, Arga langsung menghalangi jalan Nasya.

"menyingkir dari jalanku!" ujar Nasya menatap tajam Arga.

"tidak, ibu dan ayahmu memintaku, untuk tidak membiarkanmu pergi kemana mana" ujar Arga.

"kau tidak perlu ikut campur urusan hidupku!" teriakan Nasya.

Nasya berjalan menghampiri pintu tersebut, saat Nasya berjalan melewatinya, Arga langsung menarik tangan Nasya dan memojokannya didinding ruangan tersebut, Nasya hanya diam terkejut.

"kau melukai dirimu sendiri, apa itu akan membuatmu merasa tenang?, apa itu membuatnya bisa tenang?" tanya Arga.

Nasya yang merah langsung memegang baju bagian dada Arga dengan kedua tangannya, kemudian mendorongnya jatuh dirangjang tersebut, Arga terbaring diranjang tersebut, sedangkan Nasya masih memegang baju bagian dada Arga, dengan wajah mereka yang berjarak cukup dekat.

"kau tidak tau apa apa, jadi lebih baik kau diam!" teriakan Nasya.

Lalu Nasya berjalan keluar pintu ruangan tersebut dan pergi dari sana, Arga yang kehilangan jejak Nasya pun mencari Nasya berjalan kaki, dikarenakan Nasya juga pergi dengan berjalan kaki.

Disisi lain Nasya duduk disebuah kursi panjang disebuah taman, Nasya duduk melamun disana dengan air mata yang perlahan lahan menetes.

Seorang wanita yang sedang membawa anak kecil, wanita tersebut meninggalkan anak kecil tersebut, anak kecil tersebut melihat Nasya pun menghampirinya.

"kakak, kakak kenapa menangis?" tanya anak kecil tersebut, Nasya hanya diam dan tetap melamun.

"kakak" ujar anak kecil tersebut sambil menggoyangkan tangan Nasya, membuat Nasya tersadar, Nasya melihat anak kecil tersebut dengan tatapan kosong dan mengingat kenangannya bersama seseorang.

Anak kecil tersebut mengusap air mata Nasya, Nasya terdiam, lalu anak tersebut duduk dikursi panjang disamping Nasya.

"kakak, sepertinya kakak sedang mengalami masalah yang sangat berat, sampai kakak menangis ditempat umum seperti ini" ujar anak kecil tersebut.

Nasya merenung untuk sementara waktu kemudian menjawab, "ya, masalah itu terlalu berat, hingga kakak tidak bisa menghadapinya"

"kakak hanya perlu melewatinya dengan tersenyum, tapi apa masalah kakak?" tanya anak kecil tersebut.

"kakak, merindukan orang tersayang kakak, dia pergi untuk selamanya karena kakak" jawab Nasya dengan air matanya yang kembali menetes.

"aku mengerti, kakak hanya perlu berpikir, bahwa orang tersayang kakak sudah tenang disana, pikirkan saja, apakah orang yang kakak sayangi suka melihat kakak seperti ini" ujar anak kecil tersebut dengan senyuman masnisnya.

Nasya tersenyum dengan air mata yang masih membasahi pipinya, anak kecil tersebut turun dari tempat duduknya dan kembali mengusap air mata Nasya, Nasya berjongkok didepan anak kecil tersebut sambil memegang tangannya, tak sengaja Arga melihat hal tersebut.

"apa kau tau, kau ini seperti peri" ujar Nasya.

"benarkah?" ujar anak kecil tersebut.

Nasya menjawab dengan tersenyum, "ya, peri datang ketika melihat seseorang yang sedang mengalami masalah yang berat, jadi kau adalah periku"

"benarkah, apa aku cantik?, apa aku imut?" ujar anak kecil tersebut.

Mereka pun tertawa bersama, tak lama kemudian ibu anak tersebut datang dan memanggil anak tersebut.

My friend ghost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang