Part 37

9 1 0
                                    

Nasya kembali menarik selimutnya lagi dan mencoba untuk tidur, tapi lagi lagi selimut yang ia pakai kembali tertarik, Nasya pun duduk diranjangnya dan berkata, "tidak, kau ini jangan bicara yang tidak tidak, jangan bahas itu, pergilah"

Clarissa, Salsa, Flora yang baru saja datang melihat Nasya yang kembali menarik selimutnya dan mencoba untuk tidur, lagi lagi selimut Nasya kembali tertarik.

Nasya pun duduk diranjangnya dan berkata, "sudah ku bilang diam lah, aku sedang tidak ingin bermain"

"hei... sudah ku bilang jangan bahas itu" teriak Nasya sambil melempar bantal dan gulingnya.

Clarissa, Salsa, dan Flora yang melihat itu pun, mengintip Nasya tanpa sepengetahuannya.

"sepertinya makin kesini, Nasya makin terlihat anehnya" ujar Salsa.

"iya, kau benar" ujar Clarissa.

"tapi ku rasa dia benar benar orang yang istimewa" ujar Flora, Clarissa dan Salsa yang mendengarnya pun mengalihkan pandangan mereka kearah Flora.

Sedangkan Nasya masih terlihat kesal, dan berkata, "sudah lah, aku pergi saja"

Nasya pun mengambil jaketnya dan pergi dari sana, Clarissa, Salsa dan Flora yang melihatnya pun langsung bersembunyi.

Nasya menaiki motornya untuk pergi ke markasnya, sesampainya di markas Nasya langsung pergi keruangannya tanpa mempedulikan semua orang yang ada disana.

Nasya langsung menjatuhkan tubuhnya diranjang dan menutupi wajahnya menggunakan bantal.

Wanita itu datang lagi dan duduk diranjang Nasya kemudian bertanya, "kau kenapa?, apa kau baik baik saja?"

Nasya terduduk sambil melepaskan bantal yang tadinya menutupi wajahnya dan menjawab, "aku gagal, aku gagal mendapatkan informasi yang ku cari, aku malah tidak bisa menahan diri ku"

"apa?, jadi benar, bahwa kau jatuh..." sebelum wanita tersebut selesai bicara, Nasya langsung berteriak, "hei..."

Wanita tersebut terkejut dan mematung mendengar teriakan Nasya, kemudian Nasya berkata, "kau ini ada ada saja, aku pergi saja"

Nasya pun pergi dari sana menaiki motornya, Nasya memutuskan untuk pergi berjalan jalan ditaman.

Saat Nasya berjalan jalan sendirian disana, tak sengaja Nasya melihat Sara yang juga ada disana sendirian, Nasya pun memanggil namanya kemudian menghampirinya.

"kenapa kau sendirian?" tanya Nasya.

"aku tersesat, aku tidak tau harus kemana" jawab Sara.

Nasya menjawab sambil tersenyum, "kau memang anak yang istimewa, kau tersesat dan terpisah dari orang tua mu, tapi kau tidak menangis"

Sara mendesus dan menjawab, "kakak ini, aku ini bukan tipe anak yang cengeng, jadi jangan bandingkan aku dengan anak lainnya"

"baiklah, baiklah" ujar Nasya sambil tersenyum.

"kalau begitu, ayo kita mencari orang tua mu" ujar Nasya.

Sara pun memegang tangan Nasya dan berjalan bersama, saat berjalan jalan Nasya bertanya, "kau sering berada ditaman ya, apa kau suka taman?"

"tidak juga, aku kesini karena keinginan ibu, ibu yang suka pergi ketaman, bukan aku" jawab Sara.

"kau kesini selalu dengan ibu mu, kenapa tidak dengan ayah mu?" tanya Nasya.

Sara yang mendengar itu pun menghentikan langkahnya, Sara berdiri terdiam dengan kepalanya yang tertunduk.

"ayah ku, sudah pergi menikah lagi, ayah ku adalah orang yang jahat, ayah ku seorang pencuri, tapi ibu ku tetap saja menyayanginya meskipun ayah sudah banyak menyakitinya" jawab Sara dengan air matanya yang menetes.

Mendengar itu pun Nasya menjadi sedih dan berkata, "maaf"

Sara pun mengusap air matanya dan menjawab, "tidak apa apa kak"

Nasya pun berjongkok didepan Sara sambil berkata, "naiklah"

Sara pun naik keatas punggung Nasya, Nasya pun menggendong Sara, tak sengaja Arga yang sedang nongkrong bersama teman temannya melihat hal tersebut.

"teman teman, aku pergi dulu ya" ujar Arga.

"mau kamana ga?" tanya salah satu temannya.

Arga langsung pergi dari sana tanpa menjawab pertanyaan temannya tersebut, Arga menghampiri Nasya dan Sara.

Salah satu teman Arga yang melihatnya pun berkata, "sepertinya Arga sudah mulai jatuh cinta ni teman teman"

"itu bukannya Nasya ya, teman sekelasnya Arga" ujar salah satu teman Arga yang lain.

"iya, dia orang yang melindungi Arga saat bertarung dengan beberapa murid baru itu kan" ujar teman Arga yang lain.

Nasya yang melihat kedatangan Arga pun menghentikan langkahnya dan bertanya, "kau sedang apa disini?"

"nongkrong sama temen" jawab Arga.

"oh, kalo gitu sana sama teman kamu, aku bukan temen kamu" ujar Nasya sambil melangkah menjauhi Arga.

"tunggu" ujar Arga sambil berdiri didepan Nasya menghalangi jalannya.

"aku ingin berjalan jalan bersama mu" ujar Arga.

"kakak, apa kakak mengenalnya?, kenapa dia memaksa, sudah jelas kakak tidak mau, masih saja memaksa" ujar Sara.

"kau ini" ujar Arga dengan wajah kesal kearah Sara.

"tidak, aku tidak kenal, kita pergi saja" ujar Nasya sambil berjalan melewati Arga.

Teman teman Arga yang melihatnya pun berkata, "eh... dikacangin tu gays, kasian si Arga"

Tak sampai disana Arga pun kembali mengejar Nasya, teman teman Arga yang melihatnya pun kembali berkata, "dia belum menyerah juga, sepertinya dia benar benar jatuh cinta pada Nasya"

Arga terus mengejar sambil terus memanggil namanya, Nasya yang jengkel pun menghentikan langkahnya dan berbalik.

"baiklah, kau boleh berjalan jalan dengan ku, tapi tutup mulut mu itu, mulut mu itu benar benar mengganggu ku" ujar Nasya.

"apa?" ujar Arga terkejut.

"kau masih bicara?" ujar Nasya menatap tajam.

Arga pun langsung menutup mulutnya dan menggelengkan kepalanya, mereka pun melanjutkan berjalan jalan.

Mereka berjalan jalan bersama, Sara menunjuk kearah pedagang ice cream, mereka pun kesana dan membeli satu buah ice cream.

Saat mau membayar, Nasya yang sedang menggendong Sara pun tak bisa mengambil uanganya, Arga pun membayarnya tanpa berkata apa apa.

Nasya dan Sara menatap kearah Arga, Arga hanya diam dan tersenyum kepada mereka berdua.

Setelah sudah cukup lama mereka berjalan jalan, akhirnya Sara melihat ibunya, Sara pun meminta Nasya untuk menurunkannya, setelah Nasya menurunkannya Sara langsung berlari kearah ibunya tersebut.

Nasya dan Arga pun mengikuti Sara dari belakang, ibu Sara yang tadinya menangis pun langsung memeluk Sara, setelah ibu Sara melepaskan pelukannya, Sara pun mengusap air mata ibunya tersebut.

Ibu Sara berterimakasih kepada Nasya dan Arga, saat ibu Sara dan Sara mau pergi dari sana, Sara langsung memeluk Nasya.

"kita akan bertemu lagi kan kak?" tanya Sara.

Nasya berjongkok berhadapan dengan Sara dan menjawab, "tentu saja, kita akan bertemu lagi, sekarang pulanglah"

Sara pun menghampiri ibunya dan pergi dari sana, Nasya yang melihat mereka pergi pun meneteskan air mata, Arga yang melihatnya pun mengusap air mata Nasya, Nasya yang melihat itu langsung menyingkirkan tangan Arga dari wajahnya.

Saat mereka berjalan bersama, Nasya bertanya, "kenapa kau selalu ada saat aku sedang sendiri?"

My friend ghost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang