Part 25

19 2 0
                                        

Arga yang khawatir karena Nasya tidak mengangkat telfonnya pun menyuruh sopir taksi untuk kembali kerumah Nasya.

Sesampainya dirumah Nasya, Arga langsung keluar taksi dan masuk kedalam rumah Nasya, tanpa mempedulikan sopir taksi yang memanggil manggilmya meminta bayaran.

Arga langsung berlari kearah suara bising yang berada dirumah Nasya, Arga melihat ayah dan ibu Nasya yang berdiri didepan pintu kamar Nasya dengan wajah cemas, Arga pun langsung menghampiri mereka dan bertanya, "om, tante, apa yang terjadi?"

"kau dengar itu, Nasya menangis sangat kencang, dari tadi kami mengetuk pintu kamarnya dan mencoba membukannya, tetapi Nasya telah menguncinya" ujar ibu Nasya panik.

"tante tenang, aku akan mendoberak pintu ini" ujar Arga, lalu Arga mengambil ancang ancang untuk mendoberak pitu tersebut.

Setelah pintu tersebut berhasil terbuka, Arga langsung menghampiri Nasya yang menangis dikursi belajarnya dengan kepalanya yang ia sandarkan diatas meja.

Arga langsung memeriksa keadaan Nasya, dan membuatnya berdiri, Nasya hanya terus menangis dengan kepalanya yang tertunduk, Arga pun memeluknya, sedangkan ayah dan ibu Nasya terlihat masih khawatir.

Setelah Arga melepaskan pelukannya, dan mau bertanya sesuatu padanya, tiba tiba Nasya malah pingsan dipelukan Arga, Arga mencoba membangunkannya tetapi Nasya tak kunjung bangun.

Nasya terbaring diranjang kamarnya, sedangkan Arga, ayah dan ibu Nasya sedang berbicara dengan dokter yang telah memeriksa keadaan Nasya.

"bagamana keadaan Nasya dokter?" tanya Arga cemas.

"dia baik baik saja, dia hanya kelelahan" jawab dokter tersebut.

"syukurlah" ujar ibu Nasya.

"tapi, sepertinya pasien sangat stes, hal itu yang membuatnya pingsan, jadi jangan biarkan dia terlalu stres, karena jika ini berlanjut, ini akan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, serangan jantung dan sroke" ujar dokter tersebut.

Arga, ayah dan ibu Nasya yang mendengarnya pun sedih dan cemas, Arga melihat kearah Nasya yang masih pingsan terbaring diranjang.

Ayah dan ibu Nasya mengantar dokter untuk kedepan pintu rumah, tak sengaja ayah dan ibu Arga melihat taksi yang mengantar Arga masih berada dipintu gerbang rumahnya.

Disisi lain Arga sedang duduk didekat Nasya sambil memegangi tangan Nasya cemas.

Tak lama kemudian ayah dan ibu Nasya datang dan bertanya, "Arga, kau belum membayar ongkos taksi tadi?"

"hah, aku lupa tante" jawab Arga.

"kau tidak perlu panik, aku sudah membayarnya, dan semua kopermu sudah kami bawa masuk, kau bisa tidur dikamar tamu" ujar ayah Nasya.

"aduh, jadi nggak enak ni om, tante" ujar Arga.

"tidak masalah, tapi ngomong ngomong, sepertinya kau sangat mengkhawatirkan Nasya, apa kau menyukai Nasya?" tanya ibu Nasya.

Seketika pipi Arga memerah dan berkata dengan gugup, "bukan begitu tante"

Ibu Nasya tertawa pelan dan berkata, "lupakan saja, tante pergi dulu" ibu Nasya pun pergi dari sana.

*****
Nasya membuka matanya, dan melihat wajah Arga yang sangat dekat dengan wajahnya, Arga tertidur dengan posisi duduk didekat Nasya, tangan Arga masih memegang tangan Nasya.

*****
Arga membuka matanya, Arga terbaring diranjang kamar Nasya, Arga langsung terduduk.

"kau sudah bangun, makanlah, ini sudah waktunya makan malam" ujar Nasya sambil memakan makanan yang ada dipiringnya.

Arga langsung beranjak dari ranjangnya dan menghampiri Nasya.

"kau sudah sadar?, bagaimana aku bisa tertidur diranjang kamarmu?, apa kau baik..."sebelum Arga menyelesaikan pembicaraannya, Nasya langsung berkata, "tenanglah, jika bertanya itu satu per satu, jika kau bertanya seperti ini seseorang akan bingung, ingin menjawab yang mana terlebih dahulu"

"baiklah, urusanmu sudah selesaikan, kau bisa pergi" ujar Nasya, lalu ibu Nasya datang dan berkata, "Nasya, sekarang dia akan tinggal disini, dia akan tidur dikamar tamu"

"apa?" ujar Nasya terkejut.

"ibu pasti bercandakan?" tanya Nasya menyangkal hal tersebut.

"ibu tidak bercanda" jawab ibu Nasya.

"sudah ya, ini sudah hampir larut malam, lebih baik kalian tidur" ujar ibu Nasya, lalu pergi dari sana, Nasya pun mengikuti ibunya sambil terus bertanya tanya tentang hal tersebut.

*****
Keesokan harinya Nasya sudah siap untuk pergi sekolah, saat Nasya keluar rumah, ternyata Arga sudah menunggunya.

"kenapa kau tidak berangkat?" tanya Nasya.

"aku menunggumu, ayo berangkat bersama" jawab Arga.

"tidak, aku tidak mau" ujar Nasya.

Naya memilih berjalan kaki menuju sekolahnya, Arga pun ikut berjalan kaki kesekolah bersama Nasya, Nasya bertanya sambil berjalan menuju sekolahnya, "kenapa kau mengikutiku?"

Arga hanya diam tidak tau harus menjawab apa, Nasya pun menghentikan langkahnya berbalik menghadap Arga kemudian berkata, "bisakaha kau tidak menggangguku, dan tidak ikut campur urusanku"

Pada saat yang sama Nasya melihat seorang pria mengendarai motor laki laki, Nasya melihat kalung yang dipakai oleh pria tersebut, saat pria tersebut melewati Nasya, ada genangan air yang hampir mengenai Nasya, Arga langsung memeluk Nasya sehingga Arga lah yang terkena genangan air tersebut.

Nasya menatap wajah Arga dengan jarak yang dekat dan bertanya, "kau tidak apa apa?"

Arga yang menyadarinya langsung melepaskan pelukannya dan menjawab, "ya, aku baik baik saja"

Nasya melihat kearah baju Arga yang kotor karena terkena genangan air tersebut, Nasya pun berkata, "tapi, bajumu kotor"

Nasya melihat kesekitarnya, pandangannya pun berhenti disebuah mall yang berada tak jauh dari mereka.

"itu ada mall, ayo kita kesana" ujar Nasya sambil menarik tangan Arga masuk kedalam mall tersebut, Nasya pun memilih sebuah jaket hitam dan menyuruh Arga untuk memakainya.

Arga berkata dalam hati, "apa, dia mulai peduli denganku"

Arga pun memakai jaket tersebut, setelah Arga memakainya Nasya melihat jam tangan yang ia pakai.

"aduh, kita terlambat, ayo cepat kita harus sampai disekolahan sebelum pak guru masuk kelas" ujar Nasya sambil menarik tangan Arga, setelah Nasya membayar jaket tersebut, Nasya menarik tangan Arga dan berlari sampai dikelas.

Sesampainya dikelas napas mereka terengah engah dengan tangan mereka yang masih berpegangan satu sama lain, semua murid menatap mereka, Nasya langsung melepaskan tangan Arga begitu juga Arga, mereka pun duduk ditempat masing masing.

Saat waktu istirahat, Nasya sedang melihat keadaan disana yang sepi, setelah Nasya sudah memastikan keadaan ditempat itu sepi, Nasya pun menelfon seseorang.

Nasya berkata lewat telfon sambil menlangkah menuju atap sekolah, sesampai diatap Nasya melihat pemandangan dari atab sekolah.

"bagaimana keadaan kalian?, tidak ada masalah kan?, aku menelfon kalian ingin bertanya sesuatu pada kalian" ujar Nasya lewat telfon.

Pada saat yang sama, Nasya melihat seorang pria, pria tersebut memakai baju hitam panjang sampai menutupi kakinya dan memakai kaca mata hitam, pria tersebut masuk kesekolah, Nasya hanya mengabaikannya.

Saat Nasya mau berbicara lewat telfon, tiba tiba ada seseorang yang mengambil handphone dari belakang, Nasya langsung berbalik, ternyata Arga yang telah mengambil handphone Nasya.

My friend ghost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang