Arga masih diam mematung disana dan mengingat saat Nasya membuka kancing bajunya dan berkata, "kau yang membuatku melakukan ini, kau membuatku gerah"
Disisi lain Nasya yang berada didalam kamar pun membuka laptopnya dan kembali menonton rekaman yang ia temukan, Nasya menonton rekaman yang belum ia tonton.
Rekaman tersebut menampilkan adiknya yang sedang berjalan jalan sendiri, tiba tiba ada sebuah tangan yang membungkam mulut adiknya tersebut, adiknya langsung menyembunyikan kamera tersebut.
Rekaman tersebut menampilkan seorang pria yang memakai topeng, pria tersebut pun membuka topengnya, adiknya menangis ketakutan.
Nasya terkejut melihat pria tersebut, ternyata pria tersebut adalah pria yang mengganggunya dan memanggilnya sayang, Nasya mengepalkan tangannya marah, kamera tersebut pun berakhir dikarenakan baterai kamera tersebut habis.
Nasya mengingat disaat adiknya mati diseberang sebuah jalan yang cukup ramai, adiknya dibunuh oleh seorang pria bertopeng, adiknya menyembunyikan rekaman tersebut.
Nasya melangkah mundur perlahan lahan dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya, Nasya memegang kepalanya, mengingat kejadian kematian adiknya dan berteriak sangat keras, "tidak..."
Arga yang mendengarnya pun langsung berlari kembali kekamar Nasya, begitu juga ayah dan ibu Nasya, Nasya terus menangis sambil memegangi kepalanya dan terus berkata, "tidak"
Arga langsung menghampirinya dan memegang bahu Nasya, kemudian berkata, "ada apa?, tenanglah"
Ayah dan ibu Nasya yang baru saja datang langsung menghampiri Nasya yang sedang menangis kencang.
Ibunya melihat kearah laptop Nasya, ibunya pun melihat rekaman tersebut, ia ikut sedih dan langsung mengangkat laptop tersebut.
Ibunya mau melempar laptop tersebut, Nasya yang melihatnya langsung berlari kearah ibunya dan menghalangi ibunya, kemudian berkata, "jangan ibu, dengan ini aku bisa mencari tau tentang kematian adik"
Arga terkejut sekaligus bingung, ibu Nasya menjawab, "ibu hanya tidak ingin kau merasa bersalah, dan menyalahkan dirimu sendiri atas kematian adikmu, ibu tidak ingin kau hidup didalam kegelapan"
"bagai mana dengan adik?, apa adik tidak ingin menghukum seseorang yang membunuhnya?, apa ibu tidak mau membuat adik tenang disana?" tanya Nasya terus menerus kepada ibunya.
Seketika ibu Nasya menjadi lemas, perlahan lahan ibu Nasya memberikan laptop tersebut kepada Nasya, Nasya pun mengambilnya dan menyimpan rekaman tersebut.
Nasya menelfon seseorang dan berkata, "temui aku kemarkas sekarang!"
Nasya pun menutup telfonnya dan memasukakan rekaman tersebut kedalam tasnya, Nasya melihat kearah ibu yang meneteskan air mata dan ayahnya, kemudian berkata, "aku pergi dulu"
Nasya langsung pergi dari sana, Arga pun menyusul Nasya, ibunya ingin mengejar Nasya namun ayah Nasya memegang tangan ibu Nasya.
"tidak, Nasya jangan pergi nak, ibu mohon, Nasya..." teriakan ibu Nasya dengan tangisannya.
Ibu Nasya terduduk dilantai dan menangis keras, ayah Nasya mrncoba untuk menenangkannya dan memintanya untuk berdiri, ibu Nasya berdiri berhadapan dengan ayah Nasya dengan kepalanya yang tertunduk dan air mata yang membasahi pipinya.
"tenanglah, semuanya akan baik baik saja" ujar ayah Nasya menenangkan ibu Nasya sambil memegang bahunya.
"aku hanya tidak ingin dia terluka, aku tidak ingin dia hidup didalam kegelapan, aku tidak mau kehilangan dia" ujar ibu Nasya dengan air matanya yang terus berjatuhan.
Ayah Nasya pun memeluk ibu Nasya dan berkata, "semua akan baik baik saja, hal buruk tidak akan pernah terjadi lagi, Arga sudah bersama Nasya, pasti Arga akan menjaganya"
Disisi lain Arga yang mengejar Nasya sampai keluar rumah Nasya pun memegang tangan Nasya dan berkata, "aku ikut"
Nasya langsung melepaskan tangan Arga dari tangannya dan menjawab, "tidak, kau tidak perlu ikut, aku tidak butuh bantuan mu!"
Nasya melangkah menuju motornya, Arga langsung menarik tangan Nasya dan mendorong bahu Nasya sampai kedinding pagar rumahnya.
"kenapa?, kenapa kau tidak membutuhkan bantuan ku?" tanya Arga.
Nasya mendorong Arga dan menjawab, "sudah pernah ku katakan sebelumnya, jangan menggangguku, jangan ikut campur urusanku, jangan mengusik hidupku!"
Nasya kembali melangkah pergi dari sana, tetapi Arga menarik tangan Nasya dan kembali mendorong bahu Nasya kepagar rumahnya.
Kemudian berkata, "aku membantu mu sebagai teman, lalu kenapa kau tidak mau menerimanya?" tanya Arga sambil menatap mata Nasya.
Nasya menatap wajah Arga dan menjawab dengan wajah datar, "apa kau tau satu hal?, bagi ku, kau tidak ada artinya sama sekali!"
Lalu Nasya melepaskan tangan Arga dari tangannya, kemudian menaiki motornya, saat Nasya mencoba menyalakan motornya, namun tak berhasil ternyata motornya kehabisan bengsin, Nasya mendesus kesal dan membenturkan kepalanya dimotornya.
Arga yang melihatnya pun menghampirinya dan bertanya, "butuh bantuan?"
Nasya yang mendengarnya pun langsung mendongakkan kepalanya secara tiba tiba dan menunjukkan wajah kesal.
Arga dan Nasya berkendara menaiki motor berdua, Arga mengendarai didepan, dan Nasya duduk dibelakang tanpa berpegangan.
"pegangan, nanti kau bisa jatuh" ujar Arga, Nasya hanya diam tak menghiraukannya.
Tiba tiba Arga menambah kecepatan laju motornya, Nasya langsung memeluk Arga dari belakang dengan erat, Arga yang merasakannya pun tersenyum senang.
Sesampainya disana, Nasya langsung turun motor dan berjalan kemarkas, Nasya yang mengetahui Arga mengikutinya dari belakang pun langsung berbalik dan berkata, "kau bisa pergi sekarang, aku bisa pulang sendiri"
"aku akan ikut dengamu" ujar Arga.
Nasya mendesus kesal dan menjawab, "terserah kau saja" Nasya pun masuk ke markasnya.
Sesampainya dimarkas semua orang yang ada disana mengajak Nasya untuk bertos, setelah itu Nasya berkata, "aku ingin membicarakan hal penting, pembunuh adikku adalah Riski"
Semua orang yang ada disana, langsung membelalakan mata mereka dan melihat kearah satu sama lain, Nasya yang melihatnya pun bertanya, "apa, kalian sudah tau?"
"sebaiknya kau tidak perlu mengurusnya, kami tidak mau kau dalam bahaya lagi" ujar wanita tersebut.
Nasya yang mendengarnya langsung beranjak dari duduknya, menghampiri wanita tersebut dan menarik kerutan baju bagian leher wanita tersebut dengan kedua tangannya.
"kau menyembunyikan hal sebesar ini dari ku, katakan apa lagi yang kau ketahui tentang ini?" tanya Nasya sambil berteriak.
Arga langsung menghentikannya, sedangkan Nasya terus memberontak dan berteriak kearah wanita tersebut, Arga pun membawa Nasya keluar markas, Nasya langsung mendorong Arga dan duduk dikursi panjang yang ada disana.
Arga pun menghampirinya dan duduk disampingnya, lalu bertanya, "kenapa kau marah?"
"sudah jelaskan, mereka menyembunyikan hal sebesar ini dari ku, tentu saja aku marah" jawab Nasya.
"pasti mereka punya alasan untuk semua itu" ujar Arga.
Nasya yang mendengar ucapan Arga langsung berdiri dari duduknya dan berkata menggunakan nada tinggi dengan air mata yang terus menetes, "lebih baik kau diam saja, kau tidak tau apa apa, jadi jangan ikut campur urusanku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My friend ghost [END]
FantasySeorang wanita yang bernama Nasya memiliki kelebihan bisa melihat yang tak kasab mata, Nasya selalu berpindah pindah sekolah karena urusan pekerjaan ayahnya, oleh karena itu Nasya memilih untuk tidak pernah berteman, karena Nasya sudah pernah berpis...