Nasya membawa Arga keUKS dan mengobati lukanya, saat Nasya mengobati luka yang ada diujung bibir Arga, Arga menatapnya Nasya yang menyadarinya pun ikut menatapnya, kemudian Arga memegang tangan Nasya dengan lembut.
Nasya pun langsung melepaskan tangan Arga darinya dan pergi dari sana, Arga yang melihatnya pergi pun tertawa pelan sambil tersenyum.
Disisi lain Clarissa, Salsa dan Flora datang menghampiri Nasya yang sedang berjalan sendirian.
"Nasya" panggil Clarissa, Nasya pun berbalik dan menghentikan langkahnya.
Mereka bertiga pun berlari menghampiri Nasya, Salsa pun berkata, "aku dengar segerombolan murid baru itu mencoba melecehkan mu"
"apa itu benar?" tanya Clarissa.
"apa kau baik baik saja?" tanya Flora.
Nasya melihat kearah mereka satu per satu dan menjawab pertanyaan mereka satu per satu, "ya, itu benar, dan aku baik baik saja"
"syukurlah" ujar mereka bertiga bersamaan.
"lalu, apakah kau mengalahkan mereka sendiri?" tanya Clarissa.
"tidak, Arga yang menyelamatkan ku" jawab Nasya dengan wajah datar.
"apa?" ujar Clarissa terkejut.
"lalu, bagaimana keadaan Arga?" tanya Salsa.
"dia baik baik saja, dia sedang mengobati lukanya sendiri diUKS sekarang" jawab Nasya dengan wajah datar, kemudian berjalan pergi dari sana.
Sepulang sekolah Nasya langsung menuju tempat parkir, sesampainya disana segerombolan pria tersebut kembali menghalanginya.
"hei, urusan kita belum selesai, kau mau kemana!" ujar salah satu dari segerombolan pria tersebut.
"biarkan aku pergi, dan aku juga akan melepaskan kalian!" ujar Nasya.
Saat salah satu pria tersebut mau memukul Nasya secara tiba tiba, Nasya langsung mengambil helm yang ada didekatnya sebagai tameng sehingga tangan pria tersebut terluka dan pria tersebut menjerit kesakitan.
Pria yang lainnya pun ikut mencoba memukul Nasya, Nasya menghindar dan memukulkan helm yang dibawanya kekepala pria tersebut.
Nasya langsung berlari, mereka pun mengejar Nasya, saat Nasya berlari, Nasya berbalik dan melempar helm tersebut tepat mengenai kepala salah satu pria tersebut, membuatnya terkapar pingsan.
Nasya pun kembali berlari menuju motornya, beberapa dari mereka pun ikut menghampiri motor mereka masing masing.
Saat Nasya mau mengendarai motornya keluar gerbang sekolah, pria yang mengendarai motor tersebut menghalangi pintu gerbang sekolah tersebut dan disisi yang lain segerombolan pria yang lainnya.
Nasya tetap diam disana sambil terus melihat kearah pria yang mengendarai motor dan segerombolan pria lainnya.
Nasya pun memutuskan untuk mengarahka motornya kearah pria yang mengendarai motor tersebut, Nasya mendengungkan motornya, kemudia mengegas motornya secara tiba tiba sehinagga ban depan motor Nasya terangkat.
Pria yang mengendarai motor pun ikut menggas motornya kearah Nasya, saat hampir dekat Nasya melirik kearah kiri dan kanan yang terdapat motor yang mau menabraknya, Nasya pun berusaha mengangkat motornya melewati pria yang menghalangi jalannya tersebut, Nasya pun berhasil pergi dari sana.
Mereka langsung kembali mengejar Nasya, Nasya menambah kecepatan motornya, disisi lain Clarissa, Salsa dan Flora langsung menghampiri Arga.
"Nasya..." ujar Flora dengan napas terengah engah.
"ada apa dengan Nasya?" tanya Arga camas.
"dia dikejar segerombolan murid baru itu" jawab Salsa.
Arga pun langsung pergi mencari keberadaan Nasya, saat diperjalanan Arga melihat Nasya yang mengendarai motornya datang dari jalanan yang sempit.
Arga pun menghentikan mobilnya didekat jalan sempit tersebut, kemudian masuk kedalam jalan sempit tersebut perlahan lahan dan waspada.
Setelah sudah cukup jauh Arga berjalan dijalan yang sempit tersebut, Arga melihat tiga orang murid baru tersebut terkapar dengan darah yang berceceran.
Arga terkejut dan syok melihat keadaan mereka, Arga pun menghampiri mereka dan memeriksa denyut nadi mereka, setelah Arga mengetahui bahwa denyut nadi mereka masih ada, Arga langsung menelfon ambulan.
*****
Keesokan harinya Nasya datang agak siang, beberapa murid sudah mulai berdatangan, Nasya berjalan diantara para murid yang berlalu lalang.Sesampainya dikelas Nasya langsung duduk ditempat duduknya, tak lama kemudian Arga datang, Arga langsung menarik tangan Nasya pergi dari sana, Arga membawa Nasya keatab sekolah.
Sesampainya diatab sekolah Arga langsung melepaskan tangan Nasya secara tiba tiba membuatnya terpojok dipagar atab sekolah, Arga memegang bahu Nasya dan membuat Nasya terkejut, Arga menatap mata Nasya begitu juga Nasya.
"katakan padaku, apa kau yang membuat mereka sekarat?" tanya Arga.
"apa?" ujar Nasya terkejut.
Arga langsung melepaskan bahu Nasya dan memegang pagar diatab sekolah dengan ekspresi marah.
Nasya yang melihatnya pun bertanya, "kau marah padaku?" Arga hanya tetap diam.
"terserah kau saja" ujar Nasya kemudian pergi dari sana.
Sebelum bu guru memulai pelajaran, bu guru memberi taukan berita, "sebelum saya memulai pelajaran, saya ingin menyampaikan berita penting, bahwa beberapa murid baru kita kemarin, sedang sekarat sampai saat ini"
Mendengar itu pun semua murid yang ada disana menjadi bising, ada beberapa murid yang membicarakan Nasya, "bukankah mereka kemarin mengganggu Nasya dan mengejarnya?"
Nasya hanya menunjukan wajah datar, tak peduli perkataan siapa pun, Arga melihat kearah Nasya dengan wajah sedih.
"sudah, sudah, kalau begitu kita mulai pembelajaran hari ini" ujar bu guru, bu guru pun memulai pembelajaran.
Saat waktu istirahat Nasya berjalan diantara para murid yang membicarakannya, Nasya pun memakai headset, tak ingin mendengarkan perkataan mereka.
Tak lama kemudian Dara, dan Vina datang dan berkata, "hei, Nasya, apa yang kau lakukan kepada tiga murid baru itu?, kau sampai membuat mereka sekarat"
Nasya hanya menunjukan wajah datar dengan headset yang mesih berada ditelinganya, Dara pun langsung melepas headset Nasya dan merusaknya.
Nasya tetap menunjukan wajah datar dan tatapan yang tajam, Dara langsung menarik rambut Nasya sangat keras sambil berkata, "berhentilah menatap kami seperti itu, kami tidak takut!"
Setelah Dara melepaskan rambut Nasya, mereka pun pergi, Nasya pergi keatab sekolah yang sepi, Nasya melepaskan kalung tersebut dan menatapnya.
Nasya mengingat saat Nasya hampir dipukuli oleh mereka, Nasya menutup matanya dan memegang kepalanya dengan posisi berjongkok.
Saat Nasya membuka matanya ternyata mereka bertiga telah terkapar dengan darah yang berceceran.
Tak lama kemudian segerombolan murid baru datang, Nasya pun beranjak dari duduknya dan melihat kearah mereka dengan wajah datar.
"hei, berikan kalung itu pada kami!" ujar salah satu dari segerombolan pria tersebut.
"maksud kalian kalung ini?" tanya Nasya sambil memperlihatkan kalung yang ia bawa.
"tapi, untuk apa kalian menginginkan kalung ini?" tanya Nasya.
"itu bukan urusan mu, cepat berikan kalung itu pada kami!" jawab pria tersebut.
"tidak, aku tidak akan memberikannya pada kalian, sepertinya ini sangat berharga, tidak mungkin jika ini milik kalian!" ujar Nasya.
Mereka pun bertarung, Nasya hanya terus menghindari dengan tangan kanannya yang menggenggam kalung tersebut.
Arga yang melihatnya pun membantu Nasya dan memintanya untuk berlari, Nasya pun lari sedangkan Arga lari kesisi yang lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My friend ghost [END]
FantasíaSeorang wanita yang bernama Nasya memiliki kelebihan bisa melihat yang tak kasab mata, Nasya selalu berpindah pindah sekolah karena urusan pekerjaan ayahnya, oleh karena itu Nasya memilih untuk tidak pernah berteman, karena Nasya sudah pernah berpis...