Part 6

47 4 0
                                    

Nasya menutup telfonnya, tak lama kemudian pelayan kafe datang dan memberikan makanan yang telah mereka pesan, mereka pun makan bersama, sedangkan Arga terlihat sedih dan kecewa, Arga pun memilih pergi dari sana.

Keesokan harinya Nasya pergi sekolah diantar oleh Hendra, saat Nasya mau masuk ke gerbang sekolah Hendra memanggilnya dan berlari menghampirinya.

"apa kau yakin kau tidak apa apa?" tanya Hendra.

"aku tidak apa apa, percayalah padaku, om tidak perlu khawatir, aku pergi dulu"jawab Nasya sambil memegang bahunya dan tersenyum, Nasya pun pergi masuk kelas, Arga yang melihat tersebut semakin kecewa.

Sepulang sekolah semua orang sudah pulang kecuali Arga dan Nasya, Arga menarik tangan Nasya dan membawanya kegudang, sebelum Arga mengatakan sesuatu, ada suara jejak kaki dari luar gudang, Arga kembali menarik tangan Nasya.

"kenapa kita harus sembunyi?"tanya Nasya.

Arga langsung menutup mulut Nasya, Nasya pun terdiam menatap wajah Arga, ternyata suara jejak kaki tersebut adalah suara jejak kaki pak satpam yang sedang mengunci semua ruangan, setelah pak satpam pergi Nasya langsung melepaskan tangan Arga dari mulutnya.

Kemudian Nasya pergi membuka pintu, tetapi pintu tersebut telah dikunci oleh pak satpam tadi, saat Nasya mau mendobrak pintu tersebut.

Arga langsung berkata yang membuat langkah Nasya terhenti, "percuma saja, meskipun kita berhasil keluar dari gudang, tapi kita tidak mungkin bisa keluar dari sekolah, karena pak satpam pasti sudah mengunci semuanya" mendengar perkataan Arga, Nasya pun mengurunkan niatnya.

Nasya mulai panik dan mondar mandir sambil berkata, "sekarang bagaimana?, aku harus bagaimana?"

"hei, kenapa kau sepanik itu?"ujar Arga dengan nada tinggi

Nasya menjawab dengan ekspresi tegang, "bagaimana aku tidak panik, jika sampai aku tidak pulang maka semua, tunggu, tidak tidak, justru sebaliknya, tapi kenapa aku harus terjebak dengan mu"

Mendengar itu Arga pun kebingungan, tak lama kemudian handphone Nasya berdering, ternyata yang menelfonnya adalah Hendra, Nasya berkata dalam hati, "maaf om, kali ini rencana ku, akan membuat semuanya semakin jelas"

Nasya menolak panggilan dari Hendra dan mematikan handphonenya.

"kenapa kau menolaknya, kita bisa saja keluar sekarang, atau kau ingin..." sebelum Arga selesai bicara Nasya langsung berkata, "kau pikir apa, kau pikir aku mau melakukan hal negatif bersama mu disini, jika bukan karena om Hendra dan..."sebelum Nasya selesai bicara, Nasya langsung terdiam.

"dan apa?, kenapa kau berhenti?"ujar Arga menggunakan nada tinggi.

Nasya hanya diam, Arga langsung memegang bahu Nasya dan menatap mata Nasya kemudian bertanya, "katakan padaku, apa yang kau sembunyika dariku?"

Nasya melepaskan tangan Arga dari bahunya dengan kasar dan berkata, "ini bukan urusanmu"

Nasya pergi duduk disudut gudang, Arga pun duduk disudut yang lain, saat hari mulai malam, Arga sudah memejamkan matanya, tetapi tangannya merangkul tubuhnya kedinginan, Nasya yang memakai jaket pun melepaskan jaketnya dan memakaikannya ketubuh Arga.

Arga yang merasakannya pun membuka matanya, saat Nasya mau kembali kesisi lain, Arga memegang tangan Nasya.

"kau peduli padaku?"tanya Arga.

"kita terjebak hanya berdua disini, jika kita tidak saling membantu, lalu kita akan menjadi apa"jawab Nasya sambil melepaskan tangan Arga dari tangannya, kemudian perut Nasya berbunyi.

"kau lapar?" tanya Arga.

Nasya hanya diam, Arga pun berkata, "aku membawa makanan, ayo kita makan"

Mereka pun makan bersama, Nasya terlihat memakan makanan tersebut dengan lahap dan bertanya, "ngomong ngomong, bagaimana kau membawa makanan sebanyak ini?"

"kau taulah, aku adalah murid tertampan disini, banyak wanita yang memberikan ku makanan"jawab Arga.

"cih, sombong"ujar Nasya, tiba tiba Arga tersedak, Nasya pun langsung mengambil minum ditasnya dan memberikannya pada Arga.

"kau baik baik saja'kan?"tanya Nasya.

Arga menatap Nasya, Nasya yang ditatap mendorong bahu Arga sambil berkata, "hei!, kenapa kau menatapku seperti itu, apa jangan jangan..."

Sebelum Nasya selesai bicara, Arga langusng berkata, "hei!" mendengar itu pun Nasya mengedipkan matanya dan kemudian tertawa, Arga terlihat bahagia melihat Nasya tertawa.

*****
Keesokan harinya, pak satpam datang dan membuka semua pintu pagi pagi sekali, Nasya yang mendengarnya pun langsung berdiri dan membangunkan Arga kemudian pergi pulang.

Sesampainya dirumah Nasya melihat Hendra tidur disofa, Nasya yang melihatnya merasa bersalah, kemudian Karina datang dan memegang tangan Nasya membawanya masuk kekamar Karina.

"dari mana saja kau!?"tanya Karina dengan nada tinggi.

"aku terkunci digudang, jadi aku tidak bisa pulang"jawab Nasya dengan wajah bersalah.

Nasya berkata dalam hati sambil melihat sisi lain kamar Karina, "kalian berdua tidak perlu cemas, dengan ini semuanya akan segera selesai"

Karina langsung memukuli Nasya dengan penuh amarah sampai Nasya terluka.

"dengar, jika kau membuat kesalahan lagi, aku tidak akan tinggal diam"ujar Karina, lalu pergi dari sana.

Nasya bersiap dan langsung pergi kesekolah, saat Nasya melangkah mendekati pintu, Hendra memanggil Nasya, Nasya pun berbalik sambil menundukkan kepalanya.

"kau dari mana saja?, apa kau baik baik saja?, kenapa kau menundukan kepalamu?"tanya Hendra, lalu Hendra memegang dagu Nasya dan menegakannya.

"kau terluka" ujar Hendra terkejut, Nasya langsung menundukan kepalanya lagi dan pergi kesekolah sendiri menaiki motornya.

Sesampainya disekolah, semua murid terlihat menatap wajah Nasya yang terdapat banyak bekas luka, Nasya tidak menghiraukanya dan melihat layar handphone sambil berjalan pergi kekelas.

Nasya melihat pesan dari Hendra, pesan tersebut bertuliskan, "Nasya, apa kau baik baik saja?, apa terjadi sesuata?"

Nasya pun membalas pesan Hendra, "aku baik baik saja, aku akan ceritakan nanti sepulang sekolah ditempat biasanya"

Murid murid yang ada dikelas terlihat terkejut melihat wajah Nasya yang penuh luka, lalu ada sedikit darah keluar dari sudut mulut Nasya, Nasya mengusapnya dan berkata, "darahnya keluar lagi"

Nasya pun pergi ke UKS, Arga yang melihatnya pun mengikutinya, sesampainya di UKS Nasya mengambil kotek P3K dan duduk diranjang UKS, tak lama kemudian Arga datang.

"untuk apa kau disini?"tanya Nasya dengan wajah datar.

"apa yang terjadi padamu?"tanya Arga.

"sudah pernah kubilang'kan, ini bukan urudan mu"jawab Nasya.

Arga mendekati Nasya dan mengobati luka Nasya, Nasya terkejut sambil merintih kesakitan, pada saat yang sama Dara melihat kejadian tersebut, Dara mengepalkan tangannya marah.

Sepulang sekolah, semua murid sudah keluar kelas dan pulang, saat Nasya mau keluar kelas Dara, Rina, Vina menghalanginya.

"apa yang kalian inginkan?"tanya Nasya dengan wajah datar.

"sederhana saja, kau hanya perlu menjauhi Arga"jawab Dara.

"terserah kalian saja"ujar Nasya sambil melangkah keluar kelas, saat Nasya mau menghampiri motornya lagi lagi mereka bertiga menghalanginya lagi.

My friend ghost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang