Part 34

11 1 0
                                    

Arga duduk ditempat duduknya, kemudian melihat situasi dan menghampiri tempat duduk Nasya, Nasya tak menghirau kannya dan melanjutkan membaca bukunya.

Tak lama kemudian beberapa murid mulai berdatangan Arga pun langsung kembali duduk ditempat duduknya.

Saat pelajaran sedang berlangsung, Arga mencoba untuk membuat Nasya menoleh padanya dengan memanggil namanya lirih, melemparinya kertas dan melambaikan tangan kearahnya.

Nasya tak menghiraukannya dan tetap memperhatikan bu guru yang sedang menerangkan pelajaran didepan kelas.

Bu guru yang melihat gerak gerik Arga pun memanggilnya dan bertanya, "Arga, ada apa?, kau sedang apa?"

Semua mata pun tertuju pada Arga termasuk Nasya, Arga pun menjawab, "tidak ada apa apa bu"

Bu guru pun bertanya tentang pelajaran yang baru saja ia jelaskan tadi.

Arga hanya diam karena tidak tau jawaban dari pertanyaan bu guru tersebut, bu guru pun menyuruhnya untuk keluar kelas berkeliling halaman sekolah sebanyak lima puluh kali.

Arga pun keluar kelas dan mulai berlari, bu guru melanjutkan pelajarannya, Nasya merasa bersalah melihat Arga yang sedang berlari mengelilingi halaman sekolah.

Saat waktu istirahat tiba, Arga belum kunjung selesai berlari mengelilingi halaman sekolah, setelah semua murid keluar, Nasya berkata, "dia tidak bilang aku harus apa jika dia terkena masalah"

Nasya membenturkan kepalanya kemeja sekolah dan bertanya tanya, "aku harus bagaimana?"

Nasya yang sedang berada dikantin dekat sekolah dan sedang membawa sebotol minuman pun memanggil Flora.

"bisa kau berikan minuman ini pada Arga?" ujar Nasya.

"baiklah, tapi, kenapa tidak kau saja?" tanya Flora.

"aku mau kekamar mandi, kau berikan ini padanya ya" jawab Nasya.

Flora menjawab, "baiklah" Flora pun pergi dari sana menghampiri Arga.

Flora pun melakukan apa yang diperintahkan Nasya, "ini minumlah"

Kemudian Arga melihat kearah Nasya yang sedang berjalan sambil membaca buku, Nasya pun menghentikan langkahnya dan melihat kearah Arga, kemudian melanjutkan perjalanannya sambil membaca buku.

Flora yang melihatnya pun berkata, "ini aneh"

"aneh apanya?" tanya Arga.

"dia meminta ku untuk memberikan minuman itu pada mu, saat aku bertanya kenapa tidak dia saja, dia bilang akan pergi kekamar mandi" jawab Flora.

Flora pergi dari sana, Arga yang mendengarnya pun terdiam, sepulang sekolah setelah semua murid sudah keluar kelas dan pergi pulang kecuali Nasya dan Arga.

Arga yang melihat Nasya mau pergi dari sana pun menarik tangan Nasya dan membawanya keatab sekolah.

Arga memojokkan Nasya dipagar atab sekolah, dan bertanya, "apa kau marah pada ku?"

Nasya menjawab dengan wajah datar, "tidak"

"lalu kenapa kau menjauhi ku?" tanya Arga.

"bisakah kau tidak terlalu dekat pada ku" ujar Nasya.

"memangnya kenapa?, apa kau merasa tidak nyaman?" ujar Arga sambil mendekatkan wajahnya kewajah Nasya.

Nasya mengingat perkataan wanita kemarin, "jika dia mendekati mu, paling tidak pukul dia atau buat dia menjauhi mu"

Nasya pun menutup matanya dan langsung memukul wajah Arga, membuatnya terjatuh sampai ujung bibir Arga mengeluarkan darah, Nasya pun langsung pergi dari sana.

Sesampainya dirumah Nasya melihat ayah dan ibunya yang sedang beres beres, Nasya pun bertanya, "ayah, ibu kalian mau kemana?"

"ayah dan ibu, mau pergi keluar negeri lagi" jawab ayah Nasya.

"apa?, kenapa tiba tiba?" tanya Nasya terkejut.

"ya, ada banyak urusan yang harus diselesaikan disana" jawab ibu Nasya.

"ayah dan ibu pergi dulu" ujar ibu Nasya.

"ayah, ibu, tunggu, ibu tinggal disini sebentar lagi saja" ujar Nasya mencoba mencegah mereka pergi.

"tidak bisa, ayah dan ibu sudah lama menundanya" jawab ayah Nasya.

Mereka pun pergi dari sana sedangkan Nasya terus memanggil ayah dan ibunya tersebut.

Nasya masuk kekamarnya dengan ekspresi kesal, Nasya berjalan bolak balik dikamarnya sambil menggigiti kuku jarinya.

"bagaimana ini?, sekarang aku dan Arga tinggal serumah berdua, aku harus pergi dari sini" ujar Nasya sambil terburu buru mengemas barang barangnya.

Kegiatan Nasya tiba tiba terhenti dan kemudian berkata, "tidak ada waktu, sebentar lagi dia pasti akan pulang"

Nasya mencoba menenangkan dirinya sambil berkata, "tenang, sekarang aku hanya perlu mengikuti sarannya"

Nasya mengingat perkataan wanita tersebut, "kau hanya perlu terus bersikap dingin sampai kau mendapatkan titik terang dari jawaban yang kau cari"

Nasya mulai melakukan kegiatannya sehari hari yaitu menyapu, mencuci piring dan melakukan pekerjaan rumah lainnya.

Arga yang melihat Nasya yang sedang mencuci piring pun langsung pergi dari sana tak ingin mengganggunya.

Saat makan malam tiba Nasya duduk dimeja makan dan bersiap untuk makan, sebelum makan Nasya teringat dengan Arga.

"tidak, lupakan saja, jika dia ingin makan dia pasti kesini sendiri" ujar Nasya sambil memakan makanannya.

Setelah selesai makan, Nasya membawa piring kotornya kedapur, saat melewati kamar Arga, Nasya menghentikan langkahnya dan bertanya tanya, "kenapa dia belum keluar?"

Nasya menggelengkan kepalanya untuk melupakan pertanyaan yang ada dikepalanya dan pergi dari sana.

Arga keluar dari kamarnya dan tak sengaja melihat Nasya yang sedang ada didapur, Arga yang melihatnya pun terlihat sedih.

Arga berkata dalam hati, "sepertinya dia benar benar marah pada ku, dia tidak peduli pada ku"

Arga kembali pergi kekamarnya, Arga mengambil kotak P3K, saat Arga mau mengobati lukanya Arga mengingat perkataan Nasya, "kau bukan apa apa bagiku!"

Arga pun kembali meletakkan kapas yang ia bawa kekotak P3K dan menjatuhkan tubuhnya diranjang, Arga menghembuskan napas lelah kemudian perlahan lahan memejamkan matanya.

Nasya yang berjalan tepat didepan pintu kamar Arga pun langkahnya sempat terhenti, Nasya pun berjalan kearah kamar Arga, Nasya melihat kearah pintu kamar Arga yang sedikit terbuka, Nasya pun mencoba untuk mengintip kamar Arga dari pintu kamar.

Setelah Nasya melihat Arga yang sudah terbaring diranjang kamarnya dan memejamkan matanya pun masuk kekamarnya perlahan lahan.

Nasya melihat kearah ujung bibir Arga yang masih ada bekas tonjokan Nasya, Nasya menelan air liurnya, kemudian melihat kearah kotak P3K yang ada disamping Arga.

"kenapa dia tidak mengobati lukanya?" ujar Nasya dalam hati bertanya tanya.

Saat Nasya mau mengobati luka Arga, Nasya mengingat perkataan wanita kemarin, "kau hanya perlu terus bersikap dingin sampai kau mendapatkan titik terang dari jawaban yang kau cari"

Nasya pun menghentikan tindakannya dan kembali merenung berkata dalam hati, "tapi dia terluka juga karena aku, bagaimana ini?"

Nasya pun memutuskan untuk mengobati luka Arga, Nasya mengambil kapas dari kotak P3K dan membalut luka yang ada diujung bibir Arga.

Arga membuka matanya, hal tersebut membuat Nasya terkejut dan terjatuh dilantai.

My friend ghost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang