Part 33

19 1 0
                                    

"tidak, memangnya kenapa?" jawab Nasya, Nasya kembali mengingat saat dirinya melindungi Arga.

"seharusnya kau tidak perlu menyelamat kanku" ujar Arga.

"kenapa aku tidak boleh menyelamatkanmu?" tanya Nasya.

"aku bisa melindungi diriku sendiri" jawab Arga.

"kau mencuri kalimat ku" ujar Nasya.

"jangan salah sangka, aku menyelamatkan mu, karena kau juga pernah menyelamatkan ku sebelumnya" ujar Nasya kembali duduk diranjang UKS.

Arga menghampirinya, setelah Arga sudah berada dedepan Nasya, Arga memojokannya, Arga meletakkan tangannya disisi kanan dan kiri tempat Nasya duduk, wajah Arga sangat dekat dengan wajah Nasya.

Nasya yang melihatnya pun terkejut, tangannya mulai menegang memegang ranjang UKS.

"terimakasih untuk semuanya" ujar Arga.

"ya, tapi bisakah kau..." ujar Nasya menghentikan ucapannya.

Tiba tiba Arga mencium bibir Nasya, Nasya terkejut membelalakkan matanya, tangan Nasya semakin menegang memegang ranjang UKS semakin kencang.

Arga terus mencium bibir Nasya, tanpa sepengetahuan mereka, ada yang memotret kejadian tersebut, Nasya hanya diam mematung dengan Arga yang terus mencium bibirnya.

Setelah Arga melepaskan ciumannya, Nasya hanya diam menatap Arga dengan tatapan kosong.

"aku pergi dulu, sampai jumpa" ujar Arga sambil tersenyum, kemudian pergi dari sana.

Nasya hanya diam dan mencoba untuk menelaah yang baru saja terjadi.

Nasya menaiki motornya pergi dari sekolah, dia bingung mau pergi kemana karena jika dirinya pergi pulang pasti Arga ada disana, Nasya pun memutuskan untuk pergi kemarkasnya.

Sesampainya disana Nasya berjalan masuk kemarkasnya, Nasya berjalan dengan langkah yang lirih dan berjalan dengan tatapan kosong dengan membawa helm yang masih ada ditangannya, Nasya tak mempedulikan para wanita yang ada disana dan tetap berjalan lirih dengan tatapan kosong.

Salah satu wanita yang ada disana pun bertanya sambil memegang tangan Nasya, "apa kau baik baik saja?, apa ada masalah?, ada apa dengan mu?, katakan pada ku"

Nasya menjawab tanpa melihat kearah wanita tersebut, "dia, dia, aku tidak tau"

Nasya berjalan lirih masuk keruangannya, setelah Nasya menutup pintu ruangannya, Nasya berjalan lirih duduk diranjang ruangannya tersebut.

Terdengar suara ketukan pintu, Nasya hanya diam, wanita yang mengetuk pintu tersebut pun masuk keruangan Nasya dan duduk disamping Nasya.

"kau kenapa?" tanya wanita tersebut.

Nasya menjawab dengan tatapan kosong tanpa melihat kearah wanita tersebut, "dia, dia, lupakan saja, aku tidak mau membahasnya"

"kenapa?, apa itu masalah bersar?" tanya wanita tersebut.

Nasya menjawab sambil menundukkan kepalanya, "aku tidak tau"

"coba ceritakan pada ku" ujar wanita tersebut.

"ada seorang pria, yang, yang..." ujar Nasya, sebelum Nasya menyelesaikan perkataannya, wanita tersebut langsung bertanya, "yang apa?"

"dia, memojokkan ku, dan mengucapkan terimakasih, karena aku sudah melindunginya, padahal aku hanya berniat untuk membalas budi, tapi kemudian dia malah, dia mencium bibir ku" ujar Nasya.

"apa?" wanita tersebut beranjak dari duduknya karena terkejut dan kemudian bertanya, "lalu apa yang terjadi, kau memarahinya, kau memukulnya?"

"itu lah yang membuat ku bingung, aku malah hanya diam saja, jantung ku berdeguk kencang, aku tidak marah padanya ataupun memukulnya" jawab Nasya.

"apa?, seharusnya kau memukulnya, tapi, apa kau jatuh cinta padanya?" tanya wanita tersebut.

Nasya langsung mendongakkan kepalanya dan melihat kearah wanita tersebut, "apa?"

Wanita tersebut kembali duduk disamping Nasya dan berkata, "ya, tapi siapa pria itu?"

"hei, bisakah kau jangan menanyakannya sekarang, aku sedang bingung, dan kau malah membuat ku semakin..." Nasya menghentikan pembicataannya tersebut.

"bagaimana ini?, dia tinggal dirumah ku, lalu aku harus begaimana?" tanya Nasya cemas.

"begini saja, kau pulang saat waktu makan malam, dan..."

*****
Malam pun tiba, tiba waktunya untuk makan malam, Nasya pun pulang dengan menaiki motornya, sesampainya dirumah sebelum Nasya membuka pintu, Nasya terlebih dulu menghembuskan napas dan membuka pintu.

Dengan ekspresinya yang dingin Nasya masuk kerumahnya dan langsung berjalan menuju kamarnya.

Sebelum Nasya sampai dikamarnya, tak sengaja Arga datang, saat mereka berhadapan satu sama lain, Nasya hanya menunjukkan wajah dingin, kemudian berjalan pergi melewati Arga.

Arga yang melihat hal tersebut terlihat biasa saja, sesampainya Nasya dikamarnya, Nasya langsung menutup pintu kamarnya dengan biasa saja dan bersandar pada pintu tersebut.

Nasya langsung menghembuskan napas lega dan berkata, "syukurlah, aku bisa bersikap dingin padanya"

Saat makan malam ayah Nasya duduk didepan ibu Nasya, Arga duduk didepan Nasya, Nasya mengingat perkataan wanita tadi, "saat makan malam, kau hanya perlu menunjukkan ekspresi dingin, buat dia seolah olah kau melupakan hal tersebut, seolah olah tidak terjadi apapun"

Nasya pun melancarkan aksinya, tak lama kemudian ibu Nasya bertanya padanya, "Nasya, kenapa kau baru pulang saat makan malam tiba?"

Nasya melihat kearah Arga begitu juga Arga, Nasya pun menunjukkan ekspresi dingin dan menjawab, "ya, tadi ada urusan"

Setelah selesai makan, Nasya langsung membawa piringnya kedapur dan mencuci piringnya, Arga yang juga sudah selesai pun menyusulnya, saat Nasya menyadari bahwa Arga ada dibelakangnya, Nasya hanya bertingkah seolah olah tak mengetahuinya.

Arga berdiri disamping Nasya dan bertanya, "apa kau baik baik saja?"

Nasya mengingat ucapan wanita tadi, "jika dia mengajak mu bicara, jawablah dengan wajah dingin"

"memangnya ada apa?, untuk apa kau bertanya?" jawab Nasya kemudian pergi dari sana setelah selesai mencuci piring, Arga yang mendengar jawaban Nasya dan tingkah lakunya pun terdiam.

Nasya duduk diranjang kamarnya sambil mengingat perkataan wanita tadi, "setiap hari kau harus bersikap dingin padanya, dan menjauhinya sebisa mungkin"

Kemudian Nasya bertanya pada wanita tersebut, "apakah itu perlu dilakukan?"

"tentu saja, ini untuk membuktikan apakah kau dan dia saling mencintai" jawab wanita tersebut.

Nasya berkata, "kenapa aku harus melindunginya, jika aku tidak melindunginya pasti semua ini tidak akan terjadi"

Kemudian Nasya mengingat saat Arga memegang pinggulnya, dan saat Nasya melindungi Arga, Nasya malah memikirkan bibir Arga.

Nasya yang menyadarinya pun langsung berkata sambil mengacak acak ramburnya, "kenapa aku malah memikirkannya"

*****
Keesokan harinya Arga yang sudah siap untuk sekolah pun pergi kemeja makan, Arga yang tidak melihat Nasya pun bertanya kepada orang tuanya, "om, tan, Nasya kemana?, apa dia belum bangun?"

"dia sudah pergi sekolah dari tadi" jawab ibu Nasya.

Seketika Arga langsung beranjak dari duduknya dan pergi kesekolah, ibu dan ayah Nasya yang memanggilnya menyuruhnya untuk makan pun tak dihiraukannya.

Sesampainya disekolah Arga langsung mencari Nasya, saat Nasya berjalan dilorong sekolah Arga memanggil Nasya, Nasya yang mendengarnya sempat menghentikan langkahnya, tetapi kemudian langsung melanjutkan perjalanannya tanpa menoleh kebelakang.

Nasya berjalan cepat pergi kekelas, Arga mengejarnya tetapi Nasya sudah sampai kekelas, hal tersebut membuatnya tidak bisa bicara pada Nasya.

My friend ghost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang