Part 35

13 1 0
                                    

Arga duduk diranjang kamarnya sambil melihat kearah Nasya dan melihat kearah tangan Nasya yang memegang kapas.

"kau sedang apa?" tanya Arga.

Nasya langsung berdiri dari duduknya dan menjawab sambil menyembunyikan kapas yang ia pegang, "tidak, tidak ada apa apa"

Saat Nasya mau pergi dari sana, Arga langsung beranjak dari duduknya, menarik tangan Nasya dan mendudukkannya diranjang kamarnya, sedangkan Arga sendiri membaringkan tubuhnya diranjang samping Nasya.

Arga melihat kearah Nasya dan berkata, "kenapa kau diam saja?, kau kesini untuk mengobati luka ku kan, ayo lakukanlah"

"apa?" ujar Nasya terkejut.

Arga duduk diranjang kamarnya, mendekatkan wajahnya kewajah Nasya, sedangkan Nasya melakukan sebaliknya.

"kau mau mengobati luka ku, jadi, lakukan lah" ujar Arga.

Kemudian Arga kembali membaringkan tubuhnya diranjang kamarnya, Nasya menatap kearah Arga.

"apa yang kau lihat?" ujar Arga.

Nasya dengan terpaksa pun melakukan hal yang diperintahkan Arga.

Nasya mendekatkan wajahnya kewajah Arga dan mengobati luka Arga yang ada diujung bibirnya.

Nasya melihat kearah mata Arga begitu juga Arga, perlahan lahan Arga menggerakkan tangannya untuk memegang tangan Nasya, Nasya langsung beranjak dan pergi dari sana.

Nasya masuk kekamarnya dan menutup pintu kamarnya, Nasya menyandarkan tubuhnya dipintu kamarnya.

"aku harus pergi dari sini" ujar Nasya.

Nasya terburu buru membereskan barang barangnya, langkahnya terhenti ketika melihat Arga yang sedang duduk dimeja makan dan makan sendirian.

Nasya pun mengurunkan niatnya dan kembali kekamarnya, sesampainya dikamar, Nasya langsung menjatuhkan tubuhnya diranjang, perlahan lahan matanya mulai terpejam.

Nasya sedang bersama Fira, Nasya duduk dikursi belajarnya, Nasya berkata, "kau pasti akan tetap hidup sampai aku mati kan, jika aku mati maka kau juga mati, karena tugasmu untuk melindungi ku, begitu kan?"

"tidak, aku akan pergi, jika tujuanku belum selesai, jika kau sudah memiliki pasangan hidup yang tepat, seperti janjiku, kepada kakekmu dulu" jawab Fira dengan suara khas hantunya.

Nasya pun langsung terbangun dari tidurnya, Nasya memutuskan untuk pergi malam itu juga.

Sesampainya Nasya ditempat Clarissa, Salsa dan Flora tinggal, Nasya langsung mengetuk pintu rumah tersebut.

Bik Lasmi membukakan pintu dengan wajah yang mengantuk, bik Lasmi pun mempersilahkan Nasya masuk.

"bibik lanjut tidur saja, aku akan mengurusnya" ujar Nasya.

"baiklah, bibik tidur dulu" ujar bik Lasmi sambil melangkah pergi.

Nasya pun membawa masuk semua barang barangnya dan mengunci pintu rumah tersebut.

Nasya pergi kekamar Clarissa, Salsa dan Flora yang sedang tidur, Nasya pun perlahan lahan melangkah masuk dan membaringkan tubuhnya diranjang yang masih kosong.

*****
Keesokan harinya Arga mencari Nasya, tetapi Nasya tidak ditemukan olehnya, Arga pun memutuskan untuk pergi kesekolah.

Clarissa, Salsa, Flora dan Nasya berangkat sekolah bersama, Nasya berpisah dengan mereka saat sudah sampai disekolah.

Sesampainya Arga disekolah, Arga langsung memarkirkan motornya dan pergi mencari Nasya, Nasya yang melihat kedatangan Arga pun berlari, Arga pun ikut berlari mengejarnya dan memanggil manggil namanya.

Nasya terus berlari menghindari Arga, Arga pun mempercepat langkahnya mengejar Nasya, Arga berlari kedepan Nasya dan menghalangi jalan Nasya, hal tersebut membuat langkah Nasya terhenti.

"kenapa kau menjauhi ku?" tanya Arga dengan napas terengah engah.

"aku tidak menjauhi mu" jawab Nasya.

"lalu kenapa kau berlari ketika melihat ku?" tanya Arga.

Saat Nasya mau pergi dari sana, Arga langsung memegang tangan Nasya untuk mencegahnya pergi.

"ini kunci rumah mu, aku sudah membereskan barang barang ku" ujar Arga sambil memperlihatkan kunci rumah Nasya.

Arga pun pergi dari sana, setelah mengembalikan kunci rumah tersebut, sedangkan Nasya berdiri mematung, tak lama kemudian bunyi bel masuk kelas pun terdengar, Nasya pun langsung pergi kekelas.

Semua murid sudah duduk dimeja mereka masing masing, bu guru pun mengumumkan sesuatu.

"anak anak, hari ini ada pengumuman penting, seperti biasa akan ada perlombaan setiap tahunnya" ujar bu guru.

"perlombaan menyanyi, drama, dan menari, semuanya akan diadakan pada satu acara" ujar bu guru.

"pemilihan yang akan masuk perlombaan tersebut akan dipilih oleh guru profesional sendiri, dia akan datang kemari sepekan lagi" ujar bu guru.

"dan satu lagi, guru pencak silat paling terkenal, datang kesekolah kita, ibu harap kalian semua bisa menghormatinya, dia juga ingin menjadi guru disini" ujar bu guru.

"kita sangat beruntung karena orang hebat seperti dia mau menjadi guru disekolah kita" ujar bu guru.

Nasya merenung dan berkata dengan lirih, "guru pencak silat?"

Kemudian Nasya mengangkat tangannya, bu guru pun bertanya, "Nasya, apa yang kau tanyakan?"

"kenapa dia dikatakan orang hebat?" tanya Nasya.

"dia sudah hidup selama 90 tahun, dia sangat mahir dalam urusan beladiri, meskipun umurnya tidak muda lagi, dia masih tetap mahir dalam urusan beladiri dan ajaibnya wajahnya yang masih awet muda" jawab bu guru.

"orang itu akan datang hari ini, dia bilang ingin menemui murid yang dianggapnya istimewa dikelas ini" ujar bu guru.

"lalu kapan dia akan datang?" tanya salah satu murid disana.

"entahlah, sambil menunggunya datang, kita belajar terlebih dahulu" jawab bu guru.

Bu guru pun memulai pelajaran, saat waktu istirahat tiba, bu guru pun berkata, "sepertinya dia belum datang juga, kalian boleh istirahat"

Para murid pun berhamburan keluar kelas, Clarissa, Salsa dan Flora mengajak Nasya kekantin bersama, mereka berempat duduk semeja.

Saat makan bersama Clarissa berkata, "aku tak sabar menunggu guru profesional itu datang"

"tapi tetap saja, kita tidak akan terpilih ikut perlombaan itu" ujar Salsa.

"kenapa begitu?" tanya Nasya.

"dia itu tidak pernah memilih sembarangan murid untuk ikut lomba, setiap kali kami menemuinya untuk menunjukkan bakat kami, dia selalu menolak, dia bilang kami tidak memiliki bakat yang dibutuhkan" jawab Flora.

"aku tidak suka padanya, dia langsung berkata kita tidak memiliki bakat yang dibutuhkan, padahal dia belum melihat bakat kita" ujar Clarissa.

"tapi tetap saja, kita tidak akan terpilih" ujar Salsa.

"kenapa tidak mungkin?, menurut ku dia hanya belum melihat bakat kalian, oleh karena itu dia berkata kalian tidak memiliki bakat yang dibutuhkan" ujar Nasya.

"dia telah membuat kesalahan besar karena sudah mengabaikan bakat kalian, kalian hanya perlu mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin" ujar Nasya.

Clarissa, Salsa dan Flora melongo mendengar perkataan Nasya, dan menatapnya.

"kenapa kalian menatap ku seperti itu?" tanya Nasya.

"aku tidak percaya, kau bisa berkata seperti itu" ujar Flora.

"memangnya kenapa?, apa itu salah?, ngomong ngomong, memangnya biasanya siapa yang terpilih ikut lomba?" tanya Nasya.

"Dara, Rina dan Vina" jawab Salsa.

"aku tidak mengerti, kenapa dia memilih mereka yang akan ikut lomba" ujar Clarissa.

My friend ghost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang