Part 39

9 1 0
                                    


"apa maksud mu?" tanya guru tersebut.

"bukan kah sudah jelas, kau sebagai guru profesional, tidak bisa adil kepada para murid" ujar Nasya sambil menatap guru tersebut.

"turunkan pandangan mu!" teriak guru tersebut.

"aku tidak akan menurunkan pandangan ku!" teriak Nasya.

"apakah yang ku katakan ini salah?" ujar Nasya sambil terus menatap guru tersebut.

"jangan melampau!" teriak guru tersebut.

"aku tidak melampau!, kau belum menjawab pertanyaan ku, apa yang kukatakan itu salah" ujar Nasya sambil membanting buku yang ada dimejanya, kemudian menatap guru tersebut dengan tatapan tajam.

Bu guru tersebut menghembuskan napas kesal kemudian menjawab, "baiklah, aku mengakuinya"

"jadi bagaimana, kau mau?" tanya bu guru tersebut.

Nasya menjawab dengan wajah datarnya, "tidak"

Nasya pun bejalan cepat keluar kelas pergi dari sana tanpa berkata apa pun lagi, bu guru yang melihat itu mengepalkan tangannya marah, dan berusaha untuk menenangkan diri.

"Clarissa, Salsa, Flora, ibu ingin bicara dengan kalian" ujar bu guru tersebut.

Saat di jam istirahat Nasya duduk sendirian, sedangkan Clarissa, Salsa, dan Flora duduk semeja, kemudian Arga menghampirinya dan bertanya, "apa yang kalian bicarakan dengan bu guru?"

"bu guru bilang, kami tidak akan tampil, jika Nasya juga tidak tampil" jawab Salsa.

"ku rasa kita harus membujuknya sekarang juga, ayo" ujar Clarissa sambil menarik tangan Salsa dan Flora membawanya duduk semeja dengan Nasya, Arga pun menyusul mereka.

Nasya yang makan hanya diam dan memakan makanannya tak mempedulikan kedatangan mereka.

"Nasya, apa kau yakin, kau tidak ingin ikut perlombaan?" tanya Clarissa.

"tidak" jawab Nasya dengan wajah datar.

"setidaknya pikirkan sekali lagi" ujar Salsa.

"bisakah kalian jangan memaksa ku, sudah ku bilang aku tidak mau" ujar Nasya denga wajah datar.

Clarissa, Salsa, dan Flora pun kembali ketempat duduk mereka, Nasya yang masih jengkel pun bertanya tanya, "kenapa mereka memaksa ku?"

Arga yang ada disana pun angkat suara, "kau tidak tau?"

"tau apa?" tanya Nasya sambil memakan makanannya.

"mereka bilang, mereka tidak akan tampil jika kau tidak tampil, ku rasa itu persyaratan dari bu guru, dengan begitu mungkin aku juga tidak akan menjadi pemenang" jawab Arga.

Nasya pun tersiam sementara, dan langsung beranjak dari duduknya pergi dari sana meninggalkan Arga sendirian, saat Nasya berlari tak sengaja Nasya menaberak seorang murid wanita berkacamata.

Buku yang wanita tersebut bawa pun terjatuh, Nasya langsung membantunya membereskan buku tersebut, setelah wanita tersebut pergi ada selembaran kertas yang tertinggal.

Nasya pun mengambilnya dan membacanya, kemudian Nasya pergi keruangan guru profesional tersebut, tanpa mengetuk pintu Nasya langsung masuk keruangan tersebut.

Disisi lain Clarissa, Salsa dan Flora terlihat sedih, kemudian Flora berkata, "sebaiknya, kita tidak perlu membujuknya atau pun memaksanya"

"iya, kau benar juga, meskipun kita nantinya juga tidak akan tampil" ujar Salsa.

Nasya yang sedang diruangan guru profesional tersebut pun berdiri mematung menatap guru tersebut.

"untuk apa kau kesini?" tanya bu guru.

"bukan kah sudah jelas, baiklah, kalau begitu aku mau ikut" jawab Nasya.

"kau yakin, kau akan berlatih keras nantinya?" tanya bu guru.

"ya, aku yakin" ujar Nasya tanpa berpikir panjang.

"baiklah, kembalilah kekelas, aku akan mengumumkannya" ujar bu guru.

Guru profesional tersebut pergi kekelas Nasya, dikelas hanya ada beberapa murid, mereka pun duduk ditempat masing masing, termasuk Arga.

"peserta yang ikut lomba sudah ditetapkan, semua sudah menyepakatinya" ujar bu guru.

Saat guru profesional tersebut mau pergi dari sana, Dara langsung memanggilnya, "bu"

Guru tersebut pun menghentikan langkahnya dan berbalik, kemudian bertanya, "ada apa?"

"apakah, tidak ada drama dalam perlombaan ini?, biasanya ada kan, apakah, sekarang akan ada perlombaan drama juga?" tanya Dara.

"inginnya begitu, tapi bu guru belum dapat kisah yang bagus" jawab bu guru.

"sepertinya aku punya kisah yang bagus" ujar Nasya.

"kisah apa?" tanya bu guru.

"entahlah, aku belum membacanya sampai selesai, saat aku keruangan mu, aku tak sengaja menaberak adik kelas, dan ini tertinggal" ujar Nasya sambil memegang selembaran kertas tersebut.

Guru tersebut pun mengambil dan membaca selembar kertas tersebut, kemudian membacanya dan berkata, "menarik juga, kalau begitu ayo kita temui dia"

Disisi lain adik kelas yang ditabrak oleh Nasya tadi sedang bingung mencari selembaran kerta yang hilang tersebut.

Tiba tiba guru tersebut dan Nasya masuk kelas murid tersebut, para murid terkejut melihat kedatangan mereka, mereka pun segera duduk ditempatnya masing masing.

Nasya melihat kesekeliling mencari adik kelas yang ia cari, pandangannya pun terhenti pada seorang murid wanita berkaca mata,  lalu Nasya pun memberi tau guru tersebut.

Guru tersebut pun meminta murid tersebut untuk berdiri disampingnya, murid tersebut pun berjalan perlahan lahan menghampiri mereka dengan kepalanya yang ia tundukkan.

Setelah murid tersebut berdiri disampingnya, mereka pun membawanya keruangan guru profesional tersebut.

Murid tersebut hanya diam berdiri mematung, Nasya yang melihatnya pun mendudukkan murid tersebut, kemudian duduk disampingnya.

"begini, aku dengar kau menulis cerita ini, apa itu benar?"tanya guru tersebut sambil menyodorkan selembar kertas tersebut.

"ya" jawab murid tersebut dengan lirih.

"aku berniat untuk menjadika cerita mu ini di perlombaan drama yang akan terjadi, dan dimana kelanjutan kisahnya?" tanya guru tersebut.

Murid tersebut menundukkan kepalanya dan menjawab, "ada dibuku catatan ku"

"baiklah, kau bisa memberikannya nanti, sekarang kalian bisa pergi" ujar guru tersebut.

Nasya dan murid tersebut pun keluar ruangan tersebut, saat berjalan adik kelas tersebut terus menundukkan kepalanya dan berjalan dibelakang Nasya.

Nasya pun menghentikan langkahnya dan melihat kearah murid tersebut, murid tersebut pun ikut menghentikan langkahnya, Nasya memegang dagu murid tersebut dan menegakkan kepalanya.

"tegakkan kepala mu, tidak ada gunanya kau terus menundukkan kepala mu" ujar Nasya kemudian pergi dari sana.

Murid tersebut hanya berdiri mematung disana, dengan wajahnya yang lugu.

Disisi lain Clarissa, Salsa dan Flora yang baru saja datang kekelas pun masih terlihat murung, salah satu murid yang ada disana pun menghampiri mereka.

"kenapa wajah kalian terlihat murung?, kalian kan terpilih menjadi pemeran diperlombaan tahun ini?" tanya murid tersebut.

"kami tidak akan tampil jika Nasya tidak tampil" ujar Clarissa dengan wajahnya yang bersandar pada meja belajar.

"bukan kah Nasya juga akan tampil" ujar murid tersebut.

Seketika pandangan mereka mengarah kepada murid tersebut, mereka terkejut dan berkata, "apa?"

"iya, tadi bu guru kesini dan mengumumkannya" jawab murid tersebut.

Seketika Clarissa, Salsa dan Flora beranjak dari tempat duduknya dan berlari keluar kelas mencari Nasya, setelah mereka bertiga melihat Nasya, mereka pun memanggilnya.

My friend ghost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang