Bel berbunyi menandakan jam pelajaran sudah berakhir. Semua murid di sekolah dipersilakan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
"Jimin!"
Yang di panggil lantas menolehkan pandangannya ke pintu kelas. Terlihat Minhyun berdiri disana dengan tangan bertengger di kedua tali tas sandangnya.
"Ayo pulang bersama!"
Minhyun mendekat dan berdiri di depan Jimin yang selalu berkawan dengan buku cetak dan buku tulis miliknya. Mengabaikan pandangan anak-anak lain yang masih berada di kelas terhadapnya. Termasuk Taehyung yang sedang membereskan buku ke dalam tas.
"Tae, kamu mau ikut pulang bersama?"
"Terima kasih, Min. Tidak usah repot-repot." Balas Taehyung dengan senyuman kaku.
"Ikut saja, Tae. Minhyun suka direpotkan." Beritahu Jimin mendapat anggukan semangat dari Minhyun.
Taehyung mengernyit heran. Sedikit tertawa canggung. Mana berani ia merepotkan orang yang baru dikenali? Jika itu Jimin, tak apa. Mereka sudah berteman lama.
"A-ah tidak perlu. Aku bisa menaiki bus."
Jimin berdecak. "Kamu pulanglah lebih dulu, Min. Dia akan tetap begitu kalaupun dipaksa."
Taehyung terkekeh pelan sembari mengucapkan kata maaf pada Minhyun yang di balas anggukan dari pemuda tampan itu. "Tidak apa-apa, santai saja."
"Ayo, Jim. Kita pulang!"
Jimin menggeleng seraya bergumam tak jelas. Tangannya pun kembali sibuk pada buku. Hingga Taehyung yang melihat pun menjadi heran.
"Sudah waktunya pulang, Jim. Belajarnya besok lagi." Ujarnya dengan tangan mengambil paksa buku yang menjadi atensi Jimin.
"Kembalikan! Kalau mau pulang, pulang saja. Aku ingin disini dulu." Jimin heboh merebut buku yang diangkat Taehyung tinggi-tinggi agar tak dapat di jangkau oleh sang empu.
Minhyun mendesah lelah menatap interaksi keduanya. Dirinya sudah biasa melihat Jimin yang terlalu rajin belajar seperti ini. Hingga malam menjelang pun kadang dia masih berada di lingkungan sekolah.
"Jim, kan bisa belajar di rumah. Aku tidak bisa menemani kali ini." Timpal Minhyun.
Anggukan pelan menjadi jawaban Jimin. Pria bermarga Lee itu sontak tersenyum sumringah. Jarang-jarang Jimin mengiyakan permintaannya.
"Pulang saja, aku tidak takut disini sendirian. Lagipula aku butuh konsentrasi ekstra kali ini."
Jawaban Jimin membuat raut masam terpampang di wajah Minhyun. Jimin sama sekali tak berubah, tetap kekeuh pada pendiriannya.
"Jimin, kamu sungguh ingin disini dulu? Ini sudah jam 3 sore." Ujar Taehyung memperlihatkan jam tangan yang melingkar apik di pergelangannya. Jimin mengangguk sebagai jawaban.
"Yasudah. Aku juga harus menemani ibuku. Janji ya hanya sebentar disini?" Jimin kembali mengangguk.
Taehyung mengembalikan buku Jimin yang tadi ia ambil. Ia beralih menatap Minhyun yang masih menampilkan raut kesal.
"Kamu mau pulang sekarang, Min?" Tanya Taehyung.
Minhyun memandang presensi Jimin yang kembali fokus dengan datar. Entah mengapa ia merasa sangat kesal dengan Jimin sekarang. Benar-benar menyebalkan baginya.
Kepala Minhyun terangkat naik-turun memberi jawaban tanpa mengalihkan tatapannya.
"Mari ke gerbang bersama." Taehyung menoleh pada Jimin yang menulis dengan wajah seriusnya. Kelihatannya Jimin sedang tak bisa di ganggu, niatnya ingin berpamit tapi tak jadi.