42

541 65 5
                                    

Vote+komen😊

•••

Sudah hampir tiga bulan Jimin mengenali Hoseok, teman Yoongi. Membuatnya dirinya jadi paham bahwa sosok pria seumur kakaknya itu merupakan seseorang yang begitu menyukai dunia musik dan tari. Jimin masih mengingat betul bagaimana serius dan berbinarnya mata Hoseok ketika keduanya berada di Hongdae akhir pekan waktu itu.

Hoseok mengajak Jimin untuk sekedar mengisi waktu luang, sedikit bersenang-senang untuk memulihkan pikiran yang hampir hancur karena pekerjaan katanya. Tapi bagi Jimin tidak ada waktu kosong.

Adik dari Yoongi itu selalu sibuk. Ya, sibuk belajar.

Ayahnya sering mengingatkan untuk tidak buang-buang waktu. Waktu itu penting, jangan sia-siakan untuk suatu hal yang tidak penting. Dan Jimin selalu memegang perkataan itu dalam benaknya sampai saat ini.

Oleh karena itu Jimin sering menolak ajakan Hoseok. Namun akhirnya luluh juga karena tampang memelas pria ceria itu. Jimin hanya tidak tega, itu saja.

Seperti saat ini, sudah ketiga kalinya Jimin berada di tempat ini bersama Hoseok dan beberapa temannya saat di kuliah dulu. Mereka tak sengaja bertemu dan jadilah berbincang singkat. Jimin hanya memperhatikan saja, tak mau ikut campur.

"Oh ya, ini siapamu Seok? Setahuku kau tidak memiliki saudara. Temanmu? Kurasa dia terlalu bocah untuk menjadi temanmu." Tunjuk salah satu teman Hoseok yang Jimin ketahui bernama Daehoon.

Jimin tentu sadar dirinya menjadi perbincangan, lantas membungkuk kecil sebagai salam hormat. Sedikit diiringi senyuman canggung.

Tiba-tiba saja Hoseok tertawa renyah serta merangkul bahu yang lebih kecil darinya itu. "Astaga, aku lupa. Ini Jimin, adik Yoongi. Kalian masih ingat Yoongi tidak?"

"Yoongi? Pria pucat sok dingin itu?"

"Kurasa dia memang dingin. Kalian tahu? Aku satu kantor dengannya dan baru dekat beberapa bulan terakhir. Kali ini lihatlah, aku dikejutkan dengan adiknya yang manis ini." Seru Hoseok begitu lantang. Terlihat gembira sekali.

Tanpa tahu Jimin menahan malu karena perkataannya. Selalu saja mengatakan manis padahal dirinya bukan anak kecil lagi.

"Benarkah?"

"Heol."

Keempat orang tersebut tampak tidak percaya. Jimin bahkan tidak mengerti apa sebenarnya yang dimaksud. Jadi hanya berdiam diri seraya menyimak untuk menuntaskan keingintahuannya.

"Ah sudahlah, tidak perlu membahasnya sekarang. Bukankah lebih baik kita berjalan-jalan saja menikmati pertunjukan? Adik kecilku ini suka sekali dengan dance. Jadi, aku seringkali membawanya kesini."

Ryujeon, temannya yang memakai topi hitam mengernyitkan dahinya bingung dengan kalimat yang Hoseok lontarkan. "Yak. Apa maksudmu dengan adik kecilku? Bukankah katamu dia adik Yoongi?"

Hoseok tertawa nyaring. "Sejak awal pertemuanku, Jimin sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Lagipula dia juga tidak keberatan. Iya 'kan, adik manis?"

Jimin sedikit mendekatkan mulutnya guna berbisik pelan pada Hoseok. "Bisakah berhenti memanggilku begitu, kak? Aku malu tahu."

Namun sepertinya kedengaran oleh yang lain. Salah satu dari mereka berceletuk sertamerta tertawa kecil. "Panggilan Hoseok tak ada salahnya, dik. Kau memang manis."

Sama saja dengan Hoseok. Tidak heran lagi seharusnya. Mereka satu circle dulunya dan pastinya juga memiliki sifat menyebalkan yang sama.

Jimin cemberut. Memilih untuk tidak meladeni lagi. Dirinya memberi jarak serta memberikan atensinya pada keramaian yang ada. Menikmati dengan kagum penampilan gerakan lugas seseorang yang ada diatas panggung kecil itu disertai alunan musik.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang