45

572 67 3
                                    

Sorry for typo.

•••

"Jimin."

Sang empu nama seketika terkejut kala rungunya mendengar suara berat khas kakaknya. Bak slow motion, kepalanya tertoleh tanpa menyurutkan raut terkejut miliknya.

"Apa kabar, Yoongi?" Berbeda dengan Jimin, Sora tersenyum bertanya pada Yoongi, tidak sama sekali menyadari apa arti di balik ekspresi datar Yoongi saat ini.

Bahkan pemuda pucat tidak menanggapi pertanyaan barusaja yang tertuju padanya. Tangannya terayun menggapai lengan Jimin dan menariknya pergi.

Jimin menahan langkahnya sehingga langkah mereka terhenti. "Tunggu, kak. Aku mau bicara sama bunda dulu sebentar."

"Siapa bilang kau boleh bicara dengannya. Aku tidak mengizinkanmu!" Gertak Yoongi. Wajahnya memerah menahan marah.

"A-aku cuma sebentar saja, tolong mengerti aku." Jimin merinding melihat aura Yoongi kali ini. Benar-benar menyeramkan.

Sedangkan Yoongi? Dia marah ketika matanya tak sengaja menatap wajah milik Sora. Entah kenapa, bayangan suara ayahnya mengalun di benaknya tentang wanita ini. Diiringi suara tangisan ibunya ketika mengingat masa lalu karena wanita ini. Masalah yang ada di keluarganya disebabkan oleh wanita ini pula.

Satu yang tidak dimengerti Yoongi. Dia melupakan fakta bahwa Jimin selaku adik kesayangannya terlahir dari sosok wanita yang berumur 38 tahun tersebut.

"Jimin, dengar kata kakak!"

"Yoongi, jangan membentak adikmu seperti itu."

"Diam kamu! Memangnya kamu siapa berani-beraninya mengatur saya?!" Suasana semakin sengit ketika tatapan tajam dari netra sipit Yoongi beralih tertuju pada Sora.

Jimin merasa tak terima dengan bentakan Yoongi pada sang bunda pun mendelik tak suka pada kakaknya. Ia menarik lengannya dari genggaman Yoongi dengan sedikit kasar hingga membuat atensi Yoongi beralih padanya.

"Bunda orang tua aku kak, kenapa kakak bentak-bentak bunda?" Kalimat Jimin sontak membuat Yoongi terpaku.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kalimat Jimin. Tapi entah kenapa melihat keterdiaman Yoongi tak urung membuat hati Jimin menciptakan sepercik rasa bersalah meski dirinya juga tak tahu apa yang terjadi pada kakaknya.

Yoongi masih saja bergeming kala Jimin menuntun dirinya untuk duduk di bangku depan minimarket. Terlalu sibuk dengan benaknya yang bertengkar memperdebatkan ini dan itu. Sulit sekali untuk dijelaskan.

"Aku janji cuma sebentar." Jimin menarik sang bunda sedikit menjauh dari tempat Yoongi. Meski pikiran tak kunjung berhenti memikirkan tingkah aneh mendadak sang kakak.

"Jimin, bunda pikir Yoongi sedang tidak baik-baik saja." Sepertinya Sora juga merasakan hal yang sama. Yoongi yang sekarang berbeda jauh dengan Yoongi yang dirinya temui terakhir kali. Hal itu tentu menjadi beban pikirannya sekarang.

"Bunda," panggil Jimin tiba-tiba.

"Kenapa bunda bisa tahu aku disini?" Tentu hal inilah yang menjadi pertanyaan Jimin sedari awal Sora menghampirinya.

Walaupun sejak awal Jimin memang berniat untuk menghubungi sang bunda jika dirinya sedang ada di Busan dan merencanakan sebuah pertemuan. Tapi yang terjadi, Sora justru datang sendiri tanpa dirinya ketahui.

"Kenapa? Kau tidak mau bertemu dengan bunda?"

Jimin menggeleng cepat. "Aku senang bertemu bunda. Tapi aku penasaran kenapa bunda bisa tahu aku ada di Busan?"

"Ayahmu yang menghubungi bunda semalam jika hari ini kau akan berlibur ke Busan dan berkunjung ke pantai ini."

Jimin termangu mendengarnya. Untuk apa pula ayahnya melakukan hal ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang