32

454 86 4
                                    

•••

Yoongi tidak bisa menahan rasa terkejutnya ketika mendapati Jimin yang membuang wajah ketika ada Sora yang terus mengajaknya berbicara. Bahkan ucapan wanita itu tidak direspon olehnya.

"Jim,"

Jimin segera berdiri dari duduknya, berjalan mendekati Yoongi dan menarik lengan sang kakak menjauh dari sana.

"Pulang." Beritahu Jimin sebelum Yoongi sempat melontarkan pertanyaan.

Yoongi menahan langkahnya. "Tapi kenapa?"

"Pulang, kak. Aku mau pulang!" Yoongi terkejut mendengar intonasi Jimin berubah meninggi.

Walau begitu Yoongi mencoba mengerti. Sedari tadi mood adiknya memang sedang naik-turun. "Kau tidak ingin bicara sebentar dengan ibumu?" Tanya Yoongi.

"Ibuku adalah ibumu. Dia sedang dirumah. Ayo kita pulang,"

"Jim, aku sudah tahu semuanya. Jangan menyembunyikan apapun, tolong. Ucapanmu menyakiti hatinya." Tunjuk Yoongi pada Sora yang sedang memperhatikan mereka.

Jimin merengut. Ia menoleh sejenak menatap Sora dengan alis berkerut. "Aku tidak mengenalnya." Ujarnya.

Yoongi menghela nafas panjang. "Dia sudah datang jauh-jauh dari Busan untuk menemuimu. Bukankah kau juga mencarinya waktu itu? Aku tahu,"

"Aku tidak peduli! Aku tidak mengenalnya!"

Bahu Jimin dipegang, menatap lurus manik yang sedang tampak gelisah itu. Yoongi tahu anak ini benar-benar tidak serius atas perkataannya.

"Setidaknya bersikap sopanlah,"

Mungkin setelah ini dirinya harus berbicara banyak agar dapat dimengerti Jimin dengan baik. Jujur saja Yoongi merasa tak enak pada Sora karena mendapat perlakuan tak sopan dari anaknya sendiri.

"Meminta maaflah sebelum itu."

Jimin menolaknya. Bahkan ketika Yoongi kembali menariknya agar kembali menuju Sora, Jimin menahan tungkainya. Yoongi menyerah memaksa adiknya itu.

"Tunggu diluar sebentar. Aku akan berbicara dengannya." Tanpa menjawab Jimin segera melangkah keluar dari cafe itu. Yoongi terus memandang hingga presensi adiknya tampak menduduki salah satu bangku yang ada di depan.

Sora berdiri dari duduknya hendak menyusul ke depan. Yoongi mencekal tangan wanita itu dan memintanya untuk duduk kembali.

"Maaf atas perilaku Jimin. Seharian ini sikapnya memang sedikit aneh. Aku tidak tahu apa yang menyebabkannya seperti ini. Kurasa kau bisa menemuinya lain hari. Aku akan membicarakan hal ini padanya."

Sora termenung menatap Jimin yang diluar sana. Tidak menyangka pertemuan mereka akan menjadi kacau begini. Dirinya masih mengingat jelas pesan yang dikirimkan Jimin pada saat terakhir mereka saling menghubungi.

"Tenang saja, aku akan membujuknya. Akan kupastikan dia akan bertemu denganmu. Aku janji,"

"Tidak apa-apa. Aku akan menunggu sampai kapanpun. Tak perlu memaksanya." Balas Sora tersenyum tipis.

"Akan aku usahakan secepatnya."

"Terimakasih, Yoongi."

•••

"Ayah sudah tahu akhir-akhir ini kau mencari keberadaan ibu kandungmu. Maaf karena selama ini ayah tidak pernah memberitahu hingga kau mengetahuinya dari Sunmi.-

Tapi Jimin, bisakah kau berhenti berusaha untuk bertemu dengannya? Ibumu hanya Sunmi sekarang, bukan orang itu yang telah membuangmu. Hentikan mengharapkan apapun padanya. Dia tidak sebaik itu asal kau tahu.-

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang