Maaf ya kelamaan.
•••
Ada perubahan setelah pembicaraan serius yang dikatakan sang ayah. Jimin jelas merasakannya.
Sang ibu yang tiba-tiba kembali menjadi baik padanya.
Wanita itu menghampirinya dan mengajak untuk masuk ke dalam kamar rawat. Merangkul lengannya dengan akrab seperti tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka.
"Maafkan ibu. Punggungmu baik-baik saja? Ah astaga, aku bodoh sekali! Maaf ya, nak."
Masih ingat tentang Sunmi yang sempat menendang Jimin kemarin? Perempuan itu meminta maaf akan hal tersebut. Menampilkan mimik bersalah sembari mengelus bekas tendangannya pada punggung Jimin.
"Aku baik-baik saja." Jawab Jimin singkat, tak ingin bicara lebih panjang lagi.
Matanya terus tertuju pada Yoongi yang duduk melamun di seberangnya. Padahal tadi masih baik-baik saja, tapi sekarang kakaknya banyak diam.
Sudah cukup lama Jimin berada disini tapi posisi Yoongi tidak juga berubah.
"Kalian belum makan siang kan? Delivery saja. Tiba-tiba aku ingin makan bersama." Celetuk Songmin yang membuat anak sulungnya tersadar dari acara melamunnya.
"Kau tau kan masih belum boleh makan makanan lain selain bubur?"
Songmin merengut mendengar balasan istrinya. Dirinya masih belum sembuh total, tidak diizinkan memakan makanan cepat saji.
"Hum iya, aku hanya ingin kebersamaannya saja."
Jimin tertawa kecil melihat raut ayahnya.
•••
Jimin tidak tahu apa saja yang telah dibicarakan ayahnya hingga sang ibu berubah sebaik ini padanya.
Wanita itu terus tersenyum serta memberikan tambahkan daging padanya saat makan tadi. Bahkan selesai makan, sang ibu duduk di sampingnya dan terus menatap.
Jimin tentu merasa risih sekali. Ini tak nyaman, sungguh.
"Ibu, ada apa?"
Jimin memberanikan diri untuk bertanya.
Sunmi menggeleng. "Emang kenapa?"
"Ibu melihatku seperti itu, apa ada yang salah?"
Wanita itu terkekeh kecil. "Tidak. Ibu hanya ingin, ibu juga terus kepikiran kenapa ibu bisa sejahat itu padamu." Ucapnya dengan lirih.
Jimin sendiri tidak tahu mau bagaimana menjawabnya.
"Sepertinya kata maaf tidak akan cukup untukmu. Ibu terlalu berdosa selama ini. Kau anak yang baik, nak."
"Tidak ada alasanku untuk tidak memaafkan."
"Jangan benci ibu, tolong ya sayang."
Jimin mengangguk, kemudian Sunmi memeluknya begitu erat. Diiringi isakan pelan penuh penyesalan.
Dalam diam, Songmin ikut mencuri dengar perbincangan keduanya lantas tersenyum begitu lebar. Netranya beralih pada Yoongi yang menyibuki diri dengan ponsel di sudut ruangan.
"Yoongi.."
Pemuda itu mendongak kala mendengar panggilan.
"Ya, ayah?" Pria itu lantas berdiri dan mendekati brankar pesakitan yang ditiduri ayahnya.
"Pulanglah, ini sudah sore. Bawa ibu dan adikmu juga. Ayah tidak apa-apa sendiri."
"Tapi aku masih ingin disini. Aku yang akan menjagamu." Jawab Sunmi yang nyatanya juga mendengar.