44

503 84 7
                                    

Vote+komen😊

~

Park Songmin masih tak mengalihkan tatapannya dari laptop di depannya. Ia menyeruput kopi pahit buatan sang istri tanpa berpaling dari laptopnya. Satu tangannya bergerak lincah menekan salah satu tombol disana. Beberapa kali ia mengucek matanya kala matanya memberat.

Banyak pekerjaan yang dirinya tinggalkan pasca kecelakaan lalu yang mengakibatkan dirinya harus cuti begitu lama untuk memulihkan kondisi tubuhnya.

Matanya melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Sudah cukup lama dirinya berkutat dengan pekerjaan, pada akhirnya memilih untuk menutup laptop dan segera beranjak ke kamar.

Barusaja membuka pintu, dirinya menemukan presensi sang istri yang terdiam mematung diatas kasur. Songmin mengernyit bingung.

"Kenapa belum tidur?"

Sunmi tersentak. Ia tersenyum kala mendapati sosok suaminya.

"Aku menunggumu." Jawabnya singkat.

Songmin mendekat hingga tak berjarak dengan Sunmi. Kedua tangan besar pria dua anak tersebut menangkup wajah cantik istrinya. Ia tersenyum sesaat, lantas membubuhi satu kecupan lembut di kening sang istri.

"Aku tahu kebiasaanmu, sayang. Apa yang kau pikirkan kali ini hm?"

Sunmi menggeleng kecil. "Hanya hal kecil."

"Apa masih tentang Yoongi?"

Melihat sang istri yang hanya diam, Songmin semakin yakin jika hal itulah yang sedang menjadi permasalahan.

"Jangan terlalu dipikirkan. Aku percaya Yoongi tidak akan membiarkan permasalahan mereka terjadi begitu lama. Yoongi sudah dewasa, kau tahu itu."

Songmin menduduki ranjang tepat di samping istrinya. Tangannya menggenggam erat tangan putih milik Sunmi. Menatap begitu lama genggaman mereka seraya berkata lirih.

"Tanpa kita sadari Yoongi sudah berpihak sejak Jimin berada di keluarga kita. Jimin tumbuh besar hanya bersama kakaknya, Sunmi. Aku gagal sebagai ayah. Aku tidak sama sekali berperan sebagai ayah untuknya bahkan hingga sekarang."

"Kita sama-sama gagal menjadi orangtua."

"Bukan kau, tapi hanya aku. Bahkan aku gagal membimbingmu. Aku gagal menjadi kepala untuk keluarga kita."

Sunmi diam, begitu pun dengan Songmin. Sibuk merenungi bagaimana keburukan sikap masing-masing terhadap anak bungsu mereka. Untuk sekarang tentu rasa penyesalan yang paling banyak. Namun tak urung, rasa sesal juga tidak ada gunanya selain memperbaiki.

Songmin terlalu lama berpikir hingga benaknya mendapatkan sesuatu ide cemerlang untuk ketenangan. Mata sipitnya melirik Sunmi yang masih melamun.

Tangan besar yang masih menggenggam tangan kecil istrinya itu dibawa untuk dikecup pelan. Tentu hal itu membuat Sunmi lepas dari lamunan dan memandang suaminya.

"Bagaimana kalau akhir pekan nanti kita menghabiskan waktu sekeluarga? Hum dipantai mungkin? Aku ada rencana, kau mau, sayang?"

"Rencana apa?"

Songmin tak menjawab. Bibirnya terus terulas lembut dan merengkuh istrinya ke dalam sebuah pelukan.

"Percayakan semuanya padaku."

•••

Untuk pertama kalinya Jimin keluar lebih cepat dari kelas dan memilih menunggu Minhyun. Menyuruh Taehyung untuk pulang lebih dulu dan mengatakan jika dirinya ada hal penting yang perlu diurus. Untung saja anak itu tidak keras kepala untuk hari ini dan mengiyakannya saja.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang