1| Day One

3.2K 153 552
                                    

Hii welcome to my first story!!^^
Yang sudah mampir jangan
lupa tinggalin jejak yaa.
Ayo belajar saling menghargai<3

Ayo belajar saling menghargai<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⸙͎⸙͎⸙͎

Anggara Byakta Lesmana, seorang pria muda yang berasal dari keluarga menengah ke atas yang masih duduk di bangku sekolah, SMA. Ia saat ini menginjak usia delapan belas tahun. Dengan fisik yang bisa dibilang hampir sempurna, badan tinggi di atas rata-rata, kulit putih, beralis tebal alami, hidung mancung serta bola mata hazel terlihat indah ketika dipandang. Anggara termasuk tipe orang yang tak terlalu berambisi tentang masa depannya, ia hanya berusaha menikmati kehidupannya dan melakukan hal-hal yang ia sukai. Ia tak terlalu menonjol di bidang akademik, di sekolahnya ia selalu mendapatkan peringkat di tengah-tengah. Ia cukup atletis, ia jago dalam beberapa olahraga terutama basket. Ia memiliki keluarga yang sangat menuntut kesempurnaan.

***

Tepat satu minggu setelah kepindahan keluarga Lesmana ke sebuah rumah yang lebih besar daripada sebelumnya dengan desain interior American classic house, memiliki 2 lantai lengkap dengan furniture-furniture besar meningkatkan kesan mewah dan elegan. Perpaduan warna putih, krem, coklat tua dan coklat muda memancarkan kesan hangat dan nyaman. Memiliki halaman rumah yang cukup luas dipenuhi tumbuh-tumbuhan hijau juga terdapat sebuah swimming pool minimalis yang berukuran 8 x 2 m di belakang rumahnya.

Senin
05.00

Terlihat beberapa lukisan dengan canvas terpajang di dinding, yang dibuat oleh dirinya sendiri. Terdapat rak yang dipenuhi buku-buku dan juga Sony PlayStation 5 kesayangannya. Ruangan itu menjadi tempat kesukaan Angga untuk menghabiskan waktunya.

Anggara terlihat masih meringkuk tidur di balik selimutnya yang bermotif rerumputan hijau pilihan bundanya, karena Angga suka alam, katanya.

"Angga? Bangun Nak .., udah Subuh. Shalat bareng Bunda," seru wanita itu dari balik pintu, dengan sedikit meninggikan suaranya karena tau Angga sulit dibangunkan.

Wanita berusia empat puluhan itu ialah Annisa Cahya Lesmana, wanita yang melahirkan Anggara. Biasanya Angga memanggilnya dengan sebutan bunda Nisa.

Karena sudah mendengar panggilan bundanya berulang kali, mau tak mau ia harus bangkit dari kasurnya yang nyaman itu.

"Iyaa Bun, Angga bangun nih," sahutnya dengan suara berat khas bangun tidur. Pemuda itu mengucek matanya dan duduk mengumpulkan nyawa sejenak.

Angga segera bersiap untuk melaksanakan ibadah bersama Nisa di mushola samping kamarnya.

"Masya Allah gantengnyaa ... anak siapa dulu," sanjung Nisa menggoda putranya seraya menarik senyum—mengelus punggung Anggara.

ANGGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang