10| First Steps

456 63 260
                                        

*Jangan lupa pencet tombol bintang hatiku, dipojok bawah sebelah kiri, thankyou<3

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.


"Langit nya biruu ..." gumam Jihan sembari tersenyum memandangi langit yang terbentang luas tanpa pembatas. Dia sedang menikmati ciptaan Tuhan yang begitu luar biasa indah.

Hari minggu biasanya Jihan gunakan untuk pergi ke taman yang tak jauh dari rumahnya. Entah untuk duduk di bawah pohon sambil membaca buku, diterpa angin sepoi, pun hanya sekadar berjalan-jalan menghirup udara pagi sekaligus ber-olahraga.

Di minggu pagi itu cuaca sedang bersahabat. Sinar matahari hangat, tak terlalu panas menyentuh kulit putihnya. Langit dipenuhi awan putih berbentuk lucu bak permen kapas, seakan menemani Jihan yang sedang sendirian.

Ia mengayuh sepedanya dengan pelan-mengelilingi taman-menikmati waktu liburnya. Cukup lelah melalui hari-harinya yang bisa dibilang, sangat berat. Jihan pun sangat paham cara menikmati waktu, meskipun sendirian.

Dia menepi, berniat untuk duduk beristirahat di bawah pohon, sembari menikmati es krim rasa stroberi favoritnya. Di cuaca seperti ini memang paling cocok dipadukan dengan es, menyejukkan dahaga.

"Bang, Jihan mau satu. Yang biasa ya," katanya pada penjual es krim yang terlihat lesu.

"Eh, Neng Jihan. Wokehh, siap, tunggu bentar." Si penjual es krim menyahut dengan wajahnya yang tiba-tiba semringah.

Abang penjual es krim itu memang sudah akrab dengan Jihan. Karena Jihan begitu sering datang berkunjung ke taman itu dan menjadi pelanggan setianya.

"Sejak kapan Abang punya kucing? Lucu bangett."

Gadis pintar itu melihat seekor kucing cantik, berbulu lebat sedang duduk sendiri di atas kursi taman tanpa pemilik.

Si penjual es krim menggeleng, "Bukan punya saya, Neng. Tadi ada anak muda ganteng tiba-tiba lari gitu aja, eh saya ditinggal."

"Lohh, heh?" Kok kayak ada yang aneh." Kening Jihan berlipat.

"Lah ... heh maksud Abang, kucingnya yang ditinggal ..." jawab abang es krim menjelaskan, dibalasi anggukan canggung dari Jihan.

"Kasihan banget, pasti dia lagi nungguin," tutur Jihan sembari mengelusnya dengan lembut. Kucing itu terlihat lebih diam daripada sebelumnya.

"Neng Jihan bawa aja, nanti hilang diambil orang. Dari tadi udah banyak yang ngelirik-ngelirik loh Neng, tapi pas saya lihatin balik, ehh pada ngacir."

ANGGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang