Youth _ Romance _ Comedy
[R 13+]
*BELUM REVISI*
Terdapat adegan kekerasan dan perkataan kasar. Selebihnya keuwuan(◕ᴗ◕✿)
Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak laki-laki bernama Anggara Byakta Lesmana, yang aslinya soft boy, seniman, memiliki h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⸙͎⸙͎⸙͎
Di sepanjang perjalanan, Jihan bertanya sambil menepuk-nepuk punggung pria berotot itu. Tidak ada tanggapan sama sekali. Angga fokus memainkan gas motornya, menyusuri jalanan ibu kota yang cukup padat, karena pas sekali dengan jam pulang para pekerja. Entah kemana dia akan membawa gadis polos itu sore ini.
"Turunin gue!" Kira-kira begini teriakan Jihan di atas motor. Karena jujur, ada sedikit rasa takut dalam dirinya. Anggara adalah cowok pertama yang berhasil membawanya ke perjalanan yang cukup panjang dan hanya ada mereka berdua.
Dua puluh menit berlalu, akhirnya Angga memberhentikan motornya di parkiran sebuah pusat perbelanjaan yang lumayan besar. "Ayo, turun."
Jihan mematung di jok belakang. Alisnya mengerut di balik helm baru yang dibeli Angga sebelum bertemu dengannya hari ini. "Lo ngapain bawa gue ke sini?" Suara Jihan terdengar pelan tapi dingin. "Gue nggak suka ya, lo perlakuin gue seenaknya kayak gini! Gue mau balik, sekarang!!" ucapnya dengan penuh penekanan.
Angga mendecak pelan mendengar dengkusan Jihan tepat di belakangnya. Dia memutuskan untuk turun lebih dulu sembari membuka pelindung kepala—menaruhnya di stang motor. Dia berbalik, menghadap ke Jihan yang masih betah duduk di sana. "Helmnya dibuka dulu, baru marah-marah," ucap Angga sambil membukakan helm yang dipakai Jihan dengan pelan. Dia langsung disuguhi tatapan tajam serta wajah yang kusut. "Oke, alasan gue bawa lo ke sini, karena ..., gue mau minta tolong."
Jihan memicingkan matanya, "Apa?"
"Jadi ginii, dua hari lagi Bunda gue ulang tahu—"
"Oh yaa? Tante Nisa ulang tahun??" Wajah yang tadinya kusut perlahan memudar dan berubah menjadi antusias. Angga mengangguk sebagai jawaban. "Terus lo mau minta tolong apa ke gue?"
"Gue bingung mau beli kado apa. Kemarin gue beliin Bunda tas, tapi kayaknya Bunda udah punya banyak. Jadi, kenapa gue bawa elo ke sini? Karena gue butuh pendapat dari lo sebagai cewek."
"Kenapa harus gue?"
Angga menautkan alisnya, bingung dari arti pertanyaan gadis itu. Pertanyaannya lebih seperti menuduh “temen cewek lo kan banyak!”
"Kan tadi lo janji mau ngasih reward? Pura-pura lupa, hmm?!"
"Oh iya yaa," sahutnya pelan, lebih seperti menggumam.
"Buruan turun, atau lo mau digendong?" Angga bertanya dengan serius.
Mendengar itu, Jihan turun dengan terburu-buru sambil melepas helmnya, lalu ia berikan pada sang pemilik. Setelah meletakkan helm dan menyimpan karcis parkir di saku celana, mereka pun mulai berjalan beriringan, masuk ke mall. Tempat yang jarang sekali Jihan kunjungi. Entah kapan terakhir dia ke sana. Hm, tahun lalu, mungkin? Dia ke mall untuk membeli sebuah buku di Gramedia. Waktu itu dia ditemani sahabatnya, Aliya.