24| Something in Your Eyes

259 32 148
                                    

~Previosly

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Previosly

"Gilang! Kenapa elo tinggal?!" teriak sang birthday boy.

Sang pemilik nama sontak menoleh, netranya menangkap Anggara yang sedang melirik Jihan yang tengah berdiri seperti anak yang menunggu jemputan. "Saya serahkan kepada Tuan." Gilang menyatukan kedua telapak tangannya lalu melenggang pergi-tersenyum jahil. Wish you luck, bro! batin Gilang si paling pengertian.

~

"Hmm ... Jihan pulang sendirian aja nggak papa kok, Tante."

"Lho, nggak boleh dong. Tante nggak izinin kamu pulang sendirian," ucap Nisa menatap serius Jihan sembari mengusap lembut punggung gadis sepantaran putranya itu. "Dingin yaa, Tante ambilin jaket sebentar ya, Nak?"

"Ooh! Nggak usah Tante, beneran Jihan nggak kedinginan kok." Jihan berusaha meyakinkan.

Annisa-lah yang menjemput Jihan tadi ke sini. Oleh karena itu, ia merasa bertanggung jawab penuh atas cucu kesayangan Fatimah.

"Mau balik sama gue?" kata Raafi menawari, ia kembali untuk mengambil kunci motornya yang ketinggalan.

Jihan seketika membeku ditawari tumpangan oleh pangeran tampan yang ada di beberapa lembar buku diary-nya. "Ehh, ah, eumm-"

Aduhh, gimana sihh, anakku kok nggak bertindak, masa dibiarin ceweknya dibawa? batin Annisa merutuki putranya yang bergeming.

"Ahahaha, aduhh ... Nak Raafi pulang duluan saja nggak papa kok. Angga yang punya acara kan ya, jadii dia yang harus bertanggung jawab." Nisa melirik Angga yang menatapnya kesal, "Angga mau kan, Nak??" ucapnya dengan senyum dan sedikit penekanan.

Anggara menghela napas, "Ck! Yaudah."

Raafi mengangguk, "Yasudah, saya izin pulang, Tante. Assalamualaikum. Ngga, balik dulu."

Angga mengedikkan kepala, "Thanks."

"Waalaikumsalam, hati-hati Nak Raafi."

°°°

"Buruan naik!" Angga memberikan satu helm full face miliknya dengan wajah terpaksa, lalu Jihan meraih dan langsung memakainya. Wajah julid Jihan, kini tertutupi.

Yaelah, kalau gak terpaksa juga gue nggak mau datang kali!

"Helm lo gede banget, sih!"

"Kepala lo yang kekecilan."

Jihan menaiki motor Angga yang tempat duduknya lebih tinggi dibanding motor biasa, ia cukup kesulitan karena menggunakan dress hitam tanpa lengan, yang panjangnya hanya selutut.

"Huh! Lagian ngapain sih pakai baju kayak kurang bahan gitu?!"

"Lo nggak berhak ngatur gue mau pakai baju apa, ya!! Motor lo aja yang ketinggian!"

ANGGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang