37| Red Codes

230 36 157
                                    

H a p p y — R e a d i n g, oll<3

⸙͎⸙͎⸙͎

"Raaf, Raaf!" panggil Gilang seraya menepuk-nepuk pundak sahabatnya yang masih sibuk menata rambutnya. "I-itu bukannya Jihan?" Dia menunjuk seseorang di kerumunan geng berjaket merah delima.

Raafi mengikuti arah yang ditunjuk Gilang, maniknya seketika melebar mendapati Jihan berada di tengah-tengah anggota Rexcy.

Nathan memboyong Jihan ke sirkuit, untuk dijadikannya sandera. Jihan bagai kartu as yang dimanfaatkan Rexcy agar Anggara bertekuk lutut di hadapan mereka. Selama ini Angga selalu abai dan meremehkan geng Rexcy. Ketika Nathan mencari tau tentang kelemahan pemimpin Renegaderio, informan memberitahukan bahwa Anggara tengah dekat dengan gadis itu.

Gilang langsung sigap menelpon ketuanya, tetapi tidak kunjung dijawab. "Aish, sial! Ini anak kemana lagi."

Anggar ah

ANGGA LO DMN BAB*|
ASTAGHFIRULLAH|
P|
P|
P|

|knpa?
|gue baru kelar mandi

Lo musti kesini skrg!!!|
Urgenttt|
Gprlu nnya knpa|

|sirkuit?

Iyaa vhuruann|

|omw

•••

Ketika Gilang sibuk menghubungi Angga, tiba-tiba Raafi hilang kendali atas emosinya, dia melangkah tanpa ragu ke arah seberang dan bersiap membogem mereka satu persatu. Namun, untungnya Gilang masih sempat menahannya.

"Lo, harus hormati Angga sebagai ketua, Raaf!"

"Lo tega ngeliat Jihan kayak gitu, Lang? Hahh?!"

"Enggak! Dari tadi sesak dada gue! Sama, gue juga emosi kayak elo. Tapi lo tau nggak akibat dari emosi lo? Jihan bisa kenapa-napa, Raaf!"

***

Anggara melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, ia mengambil jalan pintas agar ia sampai lebih cepat di sirkuit biasa tempat geng berkumpul untuk unjuk kebolehan. Rasa cemas dari tadi sudah berkecamuk di pikirannya. Ia menduga anggotanya tengah menghadapi masalah besar, karena tadi Gilang terdengar serius dengan ucapannya.

Tidak lama kemudian, Angga sampai di sirkuit. Sudah terlihat jejeran sepeda motor yang didominasi warna hitam juga merah. Angga disambut oleh anggota gengnya. Namun, terukir jelas rasa was-was di seluruh wajah yang tengah menatapnya.

"Dateng juga, lo!" ujar Gilang.

Angga masih belum memperhatikan lawannya kali ini. Ia membuka helmnya lalu bertanya, "Kenapa? Nathan cari masalah?" Angga turun dari motornya.

Gilang menggeleng sembari mengatur napasnya, ia menunjuk keberadaan Jihan dengan dagunya. "Elo lihat sendiri, Ngga."

Angga langsung mengalihkan pandangannya ke arah yang ditunjuk, ia menyipitkan matanya berharap kini ia salah lihat. Namun, dilihat dari seringai Nathan tepat di samping Jihan, itu sudah menjelaskan bahwa ini semua bukanlah imajinasinya. Tampak Jihan menunduk lemah di tangan Rexcy, yang mana seluruh anggotanya merupakan laki-laki. Bisa dibayangkan sebesar apa rasa takut yang kini dirasakan oleh gadis tersebut.

Angga menggertakkan gigi geliginya, wajahnya memerah, tangannya mengepal erat tiada celah. Emosinya seketika tersulut. "BERENGSEK!" Ia menatap tajam Nathan yang masih duduk santai di atas motornya. "APA-APAAN INI, HAHH?!!"

ANGGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang