H a p p y—reading, oll<3
⸙͎⸙͎⸙͎
Recommended song 🥀
Someone To Stay—Vancouver Sleep ClinicTidak lama setelah kedatangan Angga dengan kekasihnya, keluarlah beberapa dokter juga perawat yang ikut mendampingi. Sontak orang-orang yang tengah menunggu, berdiri dengan raut wajah penuh tanda tanya. Angga membantu bundanya berdiri, karena kaki Nisa terasa lemas, tidak kuat menahan berat badannya sendiri.
Zidan bertanya lebih dulu kepada seorang dokter spesialis Ortopedi yang juga merupakan kenalannya. "Bagaimana keadaan Ayah saya, Dok?"
Nisa ikut bertanya karena Dokter tersebut tidak langsung memberi jawaban, "B-bagaimana keadaan Suami saya, Dokter?"
Seperkian detik dokter tersebut menatap Zidan. Ia membetulkan posisi kacamatanya, "Bapak Harian sekarang masih dalam keadaan koma dan butuh terapi intensif," papar dokter tersebut yang tentunya membuat Nisa semakin syok. Tidak hanya Nisa, Zidan menghela napas beratnya dengan terpejam, Angga mengigit bibirnya karena tidak kuasa mendengar kebenaran itu, sementara Jihan ia meremas totebag yang sedari tadi dipegangnya.
"Saat ini lebih baik Bapak Harian dikunjungi keluarga terdekat saja. Tidak perlu terlalu khawatir, karena kami akan memberikan pelayanan yang terbaik kepada Bapak Harian. Dan selebihnya, kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa." Setelah menyelesaikan kalimatnya, dokter tersebut menepuk-nepuk pundak Zidan, guna menguatkannya, lalu pamit dan diikuti dokter dan perawat lain. Tidak lupa Zidan mengucapkan terima kasih atas kerja keras yang telah mereka lakukan.
Setelah keadaan sedikit lebih tenang, Angga merebut posisi kakaknya untuk menjaga sang ibunda. Nisa masih memantapkan hati sebelum menemui sang suami yang sedang terbaring lemas ditemani peralatan medis masih melekat di tubuhnya.
Saat itu Zidan berdiri dari duduknya mendekati seorang gadis yang telah mencuri perhatiannya dari tadi. Gadis yang termenung sendirian tersebut mengangkat kepala ketika merasa seseorang tengah mendekatinya. Sorot mata tajam Zidan langsung ia arahkan kepada kekasih adiknya.
"Maaf, anda ini siapa?" Pertanyaan Zidan bernada dingin, membuat Jihan sontak berdiri dengan niat menyapa.
"Saya, Jihan, Kak. Guru les privat Angga—" Jawaban Jihan yang terdengar gugup dipotong Zidan.
"Sekaligus?" Zidan tersenyum miring. "Kamu pikir tindakan yang kamu lakukan itu benar?"
"Kak!" panggil Angga berusaha menghentikan kritikan tajam dari kakaknya. Namun, Zidan mengabaikan Angga dan melanjutkan ucapannya.
"Dengan kamu memacari anak murid kamu saja, saya sudah bisa melihat karakter kamu seperti apa. Perempuan seperti kamu memang cocok sekali dengan Anggara."
"M-maksudnya apa, ya?" tanya Jihan merasa makin terpojok dengan netra yang telah berkaca-kaca.
"Perempuan yang hobi belanja dengan Angga yang gampang dibodohi. Kalian memang pasangan serasi. Kamu pikir Ayah saya akan senang dengan kehadiran gadis seperti kamu di sini?"
Jihan semakin menunduk dibuatnya. Kepala gadis itu terasa berat—tidak kuasa beradu pandang dengan Zidan. Bahunya pun ikut merosot.
"Dan, saya dengar, orang tua kamu udah nggak ada? Apa karena itu kamu mencari jalan pintas untuk menghasilkan uang?" tambah Zidan tidak peduli akan emosi jiwa yang lawan bicaranya rasakan.
Anggara tidak lagi bisa menahan diri untuk tidak ikut campur dalam obrolan yang tengah memanas tersebut. "Maksud Kakak apa, sih?" Angga berdiri di samping Jihan dengan memegang tangan kekasihnya yang dingin. "Please, stop! Jangan perlakukan Jihan seperti Kakak perlakuin ke gue. Jihan gak seperti yang Kakak bilang! Hobi lo emang suka menilai orang seenaknya, ya? Jihan itu perempuan baik-baik!"

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA [END]
Roman pour AdolescentsYouth _ Romance _ Comedy [R 13+] *BELUM REVISI* Terdapat adegan kekerasan dan perkataan kasar. Selebihnya keuwuan(◕ᴗ◕✿) Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak laki-laki bernama Anggara Byakta Lesmana, yang aslinya soft boy, seniman, memiliki h...