6

288 112 114
                                    

Happy Reading 💕
.
.
.
.
.
.
.

Pagi ini Dasya sedang sarapan bersama keluarganya. Gadis cantik itu memfokuskkan bola matanya pada apel merah dihadapannya.

Orang yang melihat tatapan matanya pasti paham jika gadis itu sedang menahan air mata supaya tak jatuh.

Melihat interaksi Disya dengan Papa dan Mamanya membuatnya iri. Begitu harmonis sekali. Meskipun Dasya ada bersama mereka. Ia layaknya CCTV yang merekam kegiatan keluarga kecil.

Padahal ia sudah sering di abaikan. Tapi hatinya masih saja terluka, masih saja mengharapkan Papanya menyayanginya.

Hanya Mamanya yang tak pernah mengabaikannya, tapi tetap saja, Disya nomor satu dihati wanita paruh baya ini.

"Habiskan makanannya, Papa tunggu kalian di mobil." Ucap Sandi pada Disya.

Gadis itu tersenyum sangat manis dan mengangguk sebagai balasan. Mama  pergi ke dapur, menyisakan Disya dan Dasya.

Mereka beradu pandangan.

"Semalam lo kemana?" tanya Disya.

"Main sama Shana." jawabnya seraya menuang air putih.

"Kemarin gue ngeliat Kana sama Aldrian. Lo main juga sama Raka?" Tanya Disya.

"Kenapa sih kamu selalu kepo sama hidup aku?" tanya Dasya.

Gadis itu malah mengedikkan bahu tak peduli dengan jawaban Dasya.

"Lo inget janji lo, kan?"

"Kalo gak inget, biar gue ingetin." ucap Disya.

"Ma, aku berangkat dulu." Ucap Disya ketika Mama menghampiri mereka.

🥀

"Das, Shana bilang sore ini lo mau karokean sama Shana. Gue ikut ya?"

Dasya mengernyitkan keningnya. Tak mengerti maksud Ezra. "Kata Shana?" tanyanya.

Ezra menganggukkan kepalanya. Shana yang berada disampingnya menyengir.

"Pulangnya gue traktir Bakso deh." ucapnya.

Untungnya sore ini Dasya senggang. Jadi, ia mengiyakan saja ucapan Shana.

"Zra, lo pergi dulu, deh. Gue mau curhat sama Dasya." usir Shana dengan tangannya.

"Oke"

Shana memperhatikan Ezra yang berjalan sedikit menjauh dari mereka sebelum membuka suara.

"Das, semalem pas lo berdua sama Raka, Aldrian ngomelin gue," ucapnya dengan menundukkan kepala.

"Dia bilang, gak seharusnya gue berharap lo sama Raka balikan meskipun Disya yang ngerebut Raka dari lo."

"Jadi, kemarin Aldrian-"

"Aldrian gak tahu, kalo gue sama Kana pengen lo berdua berhubungan sama Raka lagi."

"Lagian kenapa kamu ikut campur masalah percintaan aku sih?" sebal Dasya.

"Sukurin diomelin Aldrian." tambah Dasya.

"Gimana kalo lo, gue deketin sama Ezra? Kayaknya dia suka sama lo tau. Liat aja dia sekarang, masih ngeliatin lo." terang Shana.

Dasya menopang kepalanya dengan kedua tangannya. "Bantu aku jauhin Raka, hati aku lemah banget kalo deket dia."

"Tapi, aku gak mau Ezra jadi pelampiasan. Aku juga gak mau nanti pertemanan kita rusak cuma gara-gara perasaan." curhatnya pada Shana.

"Gak akan rusak kalo lo mau belajar mencintainya." bujuk Shana.

Luceat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang