9

348 55 95
                                    

"Tutup kaca helmnya" titah Ezra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tutup kaca helmnya" titah Ezra.

Dasya menunjukkan wajah bingungnya. "Kenapa?"

"Cukup aku aja yang suka kamu, orang lain gak boleh, apalagi mantan." celetuk Ezra yang bersiap untuk tancap gas.

"Hati sahabat lo aman, yang?" bisik Shana pada Kana.

"Kayaknya gosong, yang." jawab Kana sambil menoleh pada Shana dengan raut sedih.

Disya menatap sinis pada kedua pasangan yang tengah mengghibah itu.

"Dia ngeliatin kita tuh, yang." ucap Kana bisik-bisik.

"Gue gak takut sama Mak Lampir." ujar Shana seraya menampilkan wajah songongnya secara terang-terangan.

"Prik." celetuk Disya. Gadis yang terkesan angkuh itu melangkah ke teras rumah setelah Raka menjauhi rumahnya.

Shana dan Kana kompak menautkan alisnya, menatap satu sama lain, lalu tertawa bersama.

"Padahal dia yang prik." Kali ini Kana memegang perutnya. Sedangkan Shana memukul bahu Kana terus menerus.

"Lo ege yang prik." jujur Ezra yang sudah menaiki motor.

Dasya hanya tertawa dibalik kaca helm yang ia kenakan.

"Emang kita prik?" tanya Kana pada Shana.

"Engga." jawab gadis itu sambil menggelengkan kepalanya.

🥀

Sesampainya di pasar, Shana justru memberikan list bahan belanjaan pada Dasya. Gadis itu pergi bersama kekasihnya untuk bermain pancing ikan.

"Pacarnya prik banget ternyata." Ezra bergidik ngeri melihat tingkah Kana yang justru mengajak bermain pancing ikan.

"Yuk!" Ezra menggenggam tangan Dasya memasuki pasar.

Dasya memperhatikan tangannya yang digandeng dengan Ezra. Ia masih belum terbiasa dengan semua ini.

"Mau beli sayur di toko ini gak?" tanya Ezra.

"Iya di sini sayurnya masih seger-seger."

"Ibu bayam seiket, sama tempe," ucap Dasya.

Ia memilih wortel yang masih segar. Lalu diberikan kepada penjual.

"Gak usah pakai plastik, Bu. Taruh sini aja." ucap Dasya mengulurkan totebag miliknya.

Ezra tersenyum melihat Dasya yang berbicara sopan pada penjual. Ia mengacak-acak rambut Dasya pelan. Gadisnya menoleh menatapnya dan tersenyum.

"Ezra tangan kamu." ucap Dasya malu.

"Sini aku bawain." Ezra mengambil totebag dari tangan Dasya.

"Mau beli apa lagi?" tanya Ezra.

"Ayam."

Luceat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang