Ezra memperhatikan pintu kelas, berharap Dasya datang meski terlambat. Namun, sudah lama ia menunggu gadisnya itu tidak datang-datang.
Ia sudah mengirim chat dan juga menelpon Dasya. Tetapi, gadis itu tidak mengangkatnya. Sepanjang pelajaran pemuda itu terus saja berdoa bahwa Dasya baik-baik saja.
Ia khawatir Dasya sakit karenanya. Kemarin gadisnya itu memakan cilok milik Shana, ia yakin cilok itu pedas sekali. Ini salahnya karena pergi ke minimarket tanpa mengajak Dasya.
Pemuda itu menatap papan tulis dengan pikiran penuh dengan gadis cantik bernama Dasya.
"Permisi, pacar. Bisa hilang dulu di otakku? Aku harus fokus belajar." monolog Ezra.
Ezra tertawa renyah sambil menggelengkan kepalanya. Dasya berhasil menguasai pikirannya.
🥀
Bel istirahat berbunyi lima menit yang lalu. Ezra ke kantin bersama teman-temannya. Raka menghampiri Ezra sambil mengedarkan pandangannya. Ia tidak bisa melihat Dasya di kantin.
"Dasya mana?" tanya Raka pada Ezra dengan santai.
Raka duduk di samping Ezra sambil membuka permen gagang yang baru saja ia beli.
"Lo, tuh udah mantan. Ngapain nyariin pacar gue?" tanya Ezra.
Raka mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia mengiyakan ucapan Ezra seperti sedang meledek.
"Dimana, Gas?" tanya Ezra pada Bagas.
"Gak masuk." jawabnya.
"Sakit?" tanyanya lagi.
"Gak tau, gada surat dari ortunya juga." jawab Bagas.
🥀
Hari ini pak Samsul tidak masuk di kelas Raka. Namun, guru berrambut putih itu menyuruh mereka mengerjakan LKS.
Raka melempar LKSnya di meja Daren yang duduk di belakang. "Bagi-bagi aja, abis ini gue mau pulang."
"Tumben," sahut Kana membuat Raka dan Daren menoleh.
"Lo gak mau nongkrong di kantin?" tanya Daren.
"Gak, gue ada urusan." ucap Raka sambil membuka LKSnya.
"Ada lima puluh soal, gue nomer satu sampe lima." ucap Raka.
Daren membuka lembaran bukunya yang tertutup."Gue enam sampe sepuluh."
"Gue bagian nyontek." celetuk Kana.
Kana langsung mendapatkan tatapan sinis dari teman-temannya. Kekasih Shana itu nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Masalahnya, kalo gue ikut ngerjain, takutnya salah semua."
"Emang lo semua pada mau nilainya jelek?" tanya Kana.
"Gada yang ngajak lo kerja sama." jawab Aldrian dengan nada datar.
Mereka tertawa bersama mendengar ucapan savage dari Aldrian.
"Tenang, ada gue." ucap Afdan dengan menaikkan kedua alisnya.
"Ogah, bayar sama lo, mah." jawab Kana sambil duduk di meja.
"Turun dari meja gue gak lo?" Haris memarahi Kana yang duduk di mejanya.
"Ya elah, pelit amat." ucap Kana sambil turun dari meja.
"Ntar meja gue di kentutin kayak dulu, lagi." Dumel Haris.
Pasalnya Kana dan Nando pernah main kelitik-kelitikan yang membuat Kana sampai kentut berkali-kali di meja Haris.

KAMU SEDANG MEMBACA
Luceat
Teen FictionDasya berdiri di depan jendela dengan salah satu tangan yang menempel di jendela. Kepalanya sedikit terangkat, ia melihat langit yang di taburi dengan bintang. "Kali ini..aku pengen egois." Setetes air mata meluncur dengan cepat di pipi Dasya. Tak...