Pagi ini Ezra sudah membagikan LKS PPKn milik kelas XI IPS 1. Ia membagikan LKS nya secara acak, yang dibantu Quirin.
Dasya menarik LKS yang diberikan Quirin di mejanya. Ia langsung membuka halaman yang akan dikoreksi tanpa melihat siapa pemilik LKS itu.
Setelah terbagi rata, Dea yang duduk di pojok depan sebelah kiri mulai membaca pilihan ganda dan menyebutkan jawaban pemilik buku.
Mereka membaca bergiliran, Dasya membaca soal essay nomor satu. Ia juga membaca jawaban pemilik buku tersebut.
Dasya terlalu fokus mengoreksi sampai-sampai ia tidak menyadari jika pemilik buku itu menulis namanya di halaman itu. Tulisannya memang kecil. Namun, masih terlihat jelas jika dibaca.
Setelah Dasya membaca, kini giliran Shana. Gadis itu membaca dengan suara yang kencang, terlihat sekali jika Shana sangat antusias saat mengoreksi.
Tetapi, ketika ingin membaca jawabannya ia justru tertawa terbahak-bahak. Siswa-siswi yang berada di kelas serta Bu Nia selaku guru PPKn mengalihkan atensinya.
"Ada apa Shana?" tanya Bu Nia karena Shana merusak suasana kondusif di kelas.
"Jawabannya, saya yakin jawabannya salah." Shana berbicara sambil tertawa membuat orang lain tak paham apa yang ia bicarakan.
Dasya menggelengkan kepalanya. Ia paham jika gadis disampingnya itu susah sekali menahan tawa.
"Oke." Shana membekap mulutnya menggunakan kedua tangan, ia mengambil napas dalam-dalam lalu dikeluarkan.
"Silahkan baca ulang jawabannya Shana." ucap Bu Nia yang sabar menghadapi tingkah muridnya.
"Saya yakin jawabannya salah." ulang Shana lalu tertawa membuat Bu Nia menahan emosinya kembali.
"Dasya coba baca jawaban yang dikoreksi Shana." perintah Bu Nia pada Dasya.
Dasya menarik sedikit LKS yang dikoreksi Shana.
"Saya yakin jawabannya salah." ucap Dasya mengulang perkataan Shana.
Bu Nia akhirnya menghampiri meja Shana dan Dasya untuk melihat jawabannya.
Ternyata benar, saya yakin jawabannya salah.
🥀
"Yang, aku tadi ngoreksi PPKn kamu." Shana memulai pembicaraan.
"Pantes aja jawabannya prik." sahut Ezra sambil memakan mie ayam.
"Si Daren gak masuk hari ini, gue jadi gak bisa nyontek." jujurnya.
"Lo, kan punya temen banyak." celetuk Quirin sambil mengambil pangsit Ezra di mangkok berisi mie ayam.
"Masalahnya temen gue itu pada pelit." Kana menempelkan tangannya di mulut, sambil berbicara pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luceat
Teen FictionDasya berdiri di depan jendela dengan salah satu tangan yang menempel di jendela. Kepalanya sedikit terangkat, ia melihat langit yang di taburi dengan bintang. "Kali ini..aku pengen egois." Setetes air mata meluncur dengan cepat di pipi Dasya. Tak...