1

1.4K 173 255
                                    


HAPPY READING 🤗
.
.
.
.

"Das, gue mau lo pake yang ini!" Seorang gadis dengan rambut merahnya sedang mengangkat sebuah gaun berwarna biru.

"Disya, kemarin kamu yang milih sendiri gaun itu." Gadis bernama Dasya itu memegang keningnya akibat pusing dengan tingkah adiknya yang seenaknya saja.

"Kemarin emang gue milih yang ini, tapi sekarang gue mau gaun lo!"

"Aku gak mau."kekeh Dasya.

"Oke,"

"Kalo gitu..gue. gak. mau. ikut makan malam." Sambung Disya.

'Blam'

Bantingan pintu itu membuat Dasya menghela napasnya. Ia mendudukan dirinya di atas kasur. Ia menyentuh gaun yang telah ia pakai.

"Sebentar lagi Ayah pasti dateng." Ucapnya lesu.

🥀

"Yah, aku gak mau ikut!" Suara Disya yang kencang membuat semua orang menengok ke arahnya.

"Loh, kenapa? Tuh liat, Raka udah rapih buat makan malam sama kita." Ujar sang ayah, sandi.

Sandi yang tengah duduk di sofa akhirnya menghampiri Disya yang berdiri di anak tangga terakhir.

Disya melipat tangannya di depan dada."Pokoknya aku gak mau."

"Disya, jangan gitu dong, Raka udah bela-belain kesini buat makan malam sama kita loh." Ujar bunda, Tasha.

Disya seakan tuli dengan ucapan bundanya. Ia masih berdiri di anak tangga terakhir dengan tangan yang terlipat di depan dada.

"Apa ini ada hubungannya sama Dasya?" Ujar Sandi pelan.

Disya yang menganggukkan kepalanya membuat Sandi kesal dengan Dasya.

Ia menarik pergelangan tangan Disya dengan pelan, Ia menariknya menuju kamar Dasya.

"Dasya!"

'Tok tok tok'

"DASYA!"

'Tok tok tok tok tok tok'

Ketukan dan panggilan yang tak sabar itu membuat Dasya berlari kecil menuju pintu kamarnya. Ia membuka pintu dengan tergesa-gesa.

"Aku--

"Ganti pakaian kamu sekarang, gaun yang kamu pakai ini, kasih ke Disya!"

"Yah, tapi aku udah rapih."

"Ayah bisa nunggu kamu, sekarang cepet ganti pakaian!"

"Yah, aku--

"Kamu gak kasihan sama Raka yang udah nunggu Disya dari tadi? Kenapa sih kamu tuh susah di bilangin?Ngalah dong, kamu kan kakak."

Dasya menundukkan kepalanya, lagi lagi ucapan itu yang keluar dari mulut ayahnya.

"Yah--

"Gak usah bicara lagi, cepet ganti!"

"Yah, dengerin aku dulu,"

Luceat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang