Happy Reading💕
.
.
.
.
.'Ting'
Suara notif handphone miliknya berbunyi. Dasya hanya melirik handphone-nya. Ia melanjutkan kegiatannya, mengerjakan tugas.
Jangan tanya Dasya dapat chat dari siapa? Karena manusia terbawel yang menjadi temannya adalah jawabannya. Yap, Shana.
'Ting'
'Ting'
'Ting'
Kesal dengan Shana akhirnya Dasya membuka room chatnya dengan Shana.
Shana: Das
Shana: Ayu main yuk?
Shana: Das
Shana: Ayu main yuk?Udah malem:Dasya
Shana: Tapi gue udah sampe rumah lo
Dasya memijat pelipisnya, pusing dengan kelakuan Shana. Selalu saja seperti ini. Dasya menuruni tangga. Di ruang tamu ada Disya dan teman-temannya yang sedang membuka barang belanjaan. Sepertinya Disya berbelanja setelah bertengkar dengannya.
"Mau kemana lo?" Tanya Disya yang melihat Dasya melewati mereka.
"Keluar." Ucapnya tanpa melihat Disya.
"Bisa, judes juga ya si Katro." Ucap Rasi seraya meminum jus yang ia pegang.
Dasya menghampiri Shana yang sedang berdiri di halaman rumahnya. Gadis itu melambaikan tangan seraya menunjukkan deretan giginya. Gadis itu bersama Kana.
"Aku gak mau main." Tolak Dasya.
"Emangnya lo gak takut sama Aldrian?" Tanya Kana yang menempelkan tangannya ke tepi bibir. Seakan sedang berbisik.
Dasya melirik ke arah Shana, gadis itu menganggukkan kepalanya sambil memejamkan mata, membenarkan ucapan Kana.
Dasya menghela napas. Kedua pasangan ini bekerja sama dengan sangat baik.
"Ekhm" Deham Aldrian yang merasa jenuh.
Dasya mau tak mau berjalan ke arah Aldrian. Ia segera menaiki motor besar milik pemuda berwajah datar dan berhati dingin itu.
Aldrian tidak berbicara satu kata pun kepadanya selama diperjalanan. Jadi, Dasya memilih melihat Shana dan Kana yang tertawa dan berbagi cerita tanpa henti. Pemuda bernama Kana itu menanggapi Shana dengan tulus, Dasya dapat melihatnya.
"Basecamp?" Batin Dasya seraya turun dari motor besar milik Aldrian.
Dasya menghampiri Shana yang berjalan beriringan bersama Kana. Shana benar-benar membuatnya jengkel. Untuk apa ia membawa Dasya ke basecamp Raka dan teman-temannya.
"Eh, ibu negara. Udah lama gak main ke sini," Jahil Nando sambil menusuk sosis dengan tusuk sate.
Dasya menghampiri Nando, ia duduk disamping Nando. "Aku bantu ya?"
Nando memaklumi ketika Dasya merasa risih dengan ucapannya. Ia tersenyum kepada Dasya.
"Disya gak pernah di ajak ke basecamp."celetuk Afdan.
Dasya menolehkan kepalanya. Ia tertarik dengan ucapan Afdan barusan. Ia ingin tahu.
" Mau tahu?" Tanya Afdan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luceat
Teen FictionDasya berdiri di depan jendela dengan salah satu tangan yang menempel di jendela. Kepalanya sedikit terangkat, ia melihat langit yang di taburi dengan bintang. "Kali ini..aku pengen egois." Setetes air mata meluncur dengan cepat di pipi Dasya. Tak...