Setelah melewati keadaan yang awkward. Kini Dasya, Ezra, Shana dan ayangnya berada di ruang karaoke.
"Lo lomba nyanyi mau pake lagu apa, Das?" tanya Shana yang duduk di sofa.
Jujur Dasya bingung harus menyanyikan lagu apa. Ia saja tidak berniat mendaftarkan diri.
"Aku dengerin kamu nyanyi aja." ucap Dasya.
"Gak seru dong!" Shana memanyunkan bibirnya.
"Kurang maju." ucap Kana sambil menarik bibir Shana.
"Ayanggg" rajuk Shana.
"Sumpah! gue jijik." aku Ezra yang melihat Shana merajuk.
"Ya, gak usah diliatin!" omel Shana.
"Gue punya mata." balas Ezra.
"Ssst.. Udah jangan berantem." lerai Dasya.
"Makanya nyanyi." ucap Shana.
"Kamu aja, aku bingung mau nyanyi lagu apa." ucap Dasya.
Sejujurnya ia sangat tidak percaya diri dengan suaranya. Perkataan seseorang terngiang-ngiang di otaknya jika ia bernyanyi.
Ia hanya suka bersenandung ketika mendengarkan lagu. Mana mungkin ia bisa bernyanyi.
"Sahabat, coba kita arungi
Lautan luas kita seb'rangi
Gunung yang tinggi 'kan kita daki
Tak merasa letih"Shana memutar lagu sahabat tak akan pergi. Ia menyodorkan mic tepat di depan mulut Dasya. Namun, Dasya sepertinya tidak berniat bernyanyi.
Shana membanting mic ke sofa yang kosong. Niatnya ingin seru-seruan malah membuat moodnya hancur.
Shana keluar dari ruang karaoke yang disusul Dasya dan Kana.
"Shana!" panggil Dasya sambil berlari mengejar Shana yang berjalan begitu cepat.
"Apa sih!" Shana begitu sensi hanya karena pundaknya disentuh Dasya.
"Aku minta maaf. Aku gak bisa nyanyi." jujur Dasya.
"Buat seru-seruan aja gak bisa?" tanya Shana.
"Suara aku gak bagus, Shan." tekan Dasya.
"Lo tadi denger gak suara gue? Bagus banget emangnya? Gue tadi gak serius nyanyi, loh."
"Emang lo nya aja yang gak bisa diajak bercanda, lo tuh jadi orang terlalu serius."
"Flat banget hidup lo." ujar Shana.
Kana dan Ezra yang dari tadi hanya mendengarkan pertengkaran mereka akhirnya memilih menghampiri mereka.
Kana menghampiri Dasya terlebih dahulu. "Gak usah di ambil hati, dia lagi dapet makanya kayak gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Luceat
Teen FictionDasya berdiri di depan jendela dengan salah satu tangan yang menempel di jendela. Kepalanya sedikit terangkat, ia melihat langit yang di taburi dengan bintang. "Kali ini..aku pengen egois." Setetes air mata meluncur dengan cepat di pipi Dasya. Tak...