Semua teman Raka berkumpul di rumah Daren. Kana mencoba berlatih gitar, ia ingin mengiringi kekasihnya bernyanyi ketika acara lomba nanti.
Raka menghampiri Kana yang masih sibuk menghapal kunci gitar. Pemuda itu duduk memperhatikan Kana yang masih serius menempatkan jari-jarinya pada senar gitar.
"Lo gak kasian sama temen lo?" celetuk Raka yang membuat Kana menoleh.
Pemuda yang suka julid bersama Shana ini baru mengetahui jika Raka berada di sampingnya.
"Masalah Dasya?" Kana sudah dapat menebak arah pembicaraan Raka. Pemuda itu masih menyayangi mantannya.
Raka menganggukkan kepalanya.
"Menurut gue lo harus ngelupain Dasya, dan berusaha jatuh cinta sama Disya. Mereka kembar pasti lo juga cepet jatuh cinta sama Disya." celetuk Kana yang berbicara tanpa berpikir panjang. Benar-benar satu spesies dengan Shana.
"Gue suka Dasya karena sikapnya." sanggah Raka, awalnya juga ia berfikir seperti itu tetapi Disya sangat berbeda jauh dengan Dasya. Kembar wajah bukan berarti sikap dan pemikirannya juga sama.
Kana diam. Raka memang benar, cantik saja tidak cukup untuk membuat sebuah hubungan bertahan.
"Besok gue bakal putusin Disya." putus Raka.
"Tapi, Dasya gak akan balik sama lo." timpal Aldrian dengan wajah datarnya.
"Meskipun dia masih sayang sama lo, cewek itu bakal menghargai Ezra, dia juga bakal mentingin adiknya di banding perasaannya." tambah Aldrian.
"Maksud lo meskipun Raka putus sama Disya, Dasya akan tetep sama Ezra?"
Kana memperjelas ucapan Aldrian dengan tanda tanya.
Aldrian tak menjawab ia justru memberi tatapan tajam pada Kana, merasa takut dengan tatapan itu Kana menggenjreng gitar.
Kana menampilkan deretan giginya. "Gak jadi gue udah paham."
"Gue egois karena semua orang juga egois. Mereka gak mentingin perasaan gue, bahkan Dasya sekalipun. "
"Disya yang egois ngerebut gue dari Dasya, ayahnya Dasya yang egois selalu bela Disya. Dan Dasya yang egois karena mentingin ayah dan adiknya."
"Apa salah kalo gue egois?" tanya Raka dengan kekesalan yang ada pada dirinya.
"Apa mereka tau perasaan gue? ENGGA."
"Gue pacaran sama Disya karena mau tau kondisi Dasya. Dasya ngeblokir gue, dan buka blokiran gue cuma karena butuh. Butuh bantu Disya ini, ajak Disya itu."
"Gue berhak buat diri gue bahagia." Raka mengakhiri ucapannya dengan tegas.
Raka berdiri dari duduknya, ia memilih meninggalkan rumah Daren. Di mata Raka saat ini, semua teman-temannya mendukung hubungan Dasya dan Ezra.
Raka pergi dengan kekesalan yang hampir memuncak. Tidak baik bertengkar dengan temannya. Jadi, ia melampiaskan amarahnya dengan mengemudi motor ninja miliknya sekencang-kencangnya.
Di jalan Raka melihat pemuda yang tengah di keroyok habis-habisan oleh pemuda yang menggunakan helm dengan jaket berlogo ular yang membentuk huruf E. Di jaket itu tertera nama Eunectus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luceat
Teen FictionDasya berdiri di depan jendela dengan salah satu tangan yang menempel di jendela. Kepalanya sedikit terangkat, ia melihat langit yang di taburi dengan bintang. "Kali ini..aku pengen egois." Setetes air mata meluncur dengan cepat di pipi Dasya. Tak...